Dua mobil ambulans bertuliskan “KKP Bandara Halim PK” di kedua sisi berhenti di depan lorong Ruang Perawatan Jantung-Paru. Pengemudi ambulans mengenakan alat pelindung diri lengkap, mulai dari sepatu bot, pakaian serba putih, masker, kacamata google, dan penutup kepala. Setengah berlari, pengemudi membukakan pintu belakang ambulans, memberi jalan bagi petugas kesehatan yang membawa serta pasien di atas brankar. Inilah cuplikan suasana Geladi Penanganan Kasus MERS CoV di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto, Jakarta, Selasa (22/9).
Para petugas sambil berlari kecil mendorong brankar menuju Bagian Paru. Di sana, staf RS sudah menyiapkan kamar isolasi bertekanan negatif. Tekanan udara dibuat negatif agar udara yang terkontaminasi di dalam ruangan tidak keluar. Di kamar tersebut, pasien terduga ataupun yang sudah positif tertular MERS CoV atau Sindrom Pernapasan Timur Tengah akibat Virus Korona dirawat. Sama seperti pengemudi dan petugas yang turun dari ambulans, para petugas kesehatan di ruang isolasi mengenakan alat pelindung diri.
“Geladi penanganan kasus ini merupakan latihan tindakan antisipasi untuk meningkatkan respons pelayanan medis dalam penanganan kasus MERS CoV,” ujar Kepala RSPAD Gatot Soebroto Brigadir Jenderal Terawan Agus Putranto, Selasa pagi. Hal itu lantaran rumah sakit yang dia pimpin merupakan salah satu RS rujukan penanganan MERS CoV di Indonesia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Terawan mengatakan, geladi melibatkan 172 orang, yakni 14 penyelenggara, 85 pelaku, dan 73 pendukung. Sebanyak 8 pemeran pasien terduga tertular MERS CoV disimulasikan berangkat dari Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta. Geladi bertepatan dengan momentum ibadah haji di Arab Saudi, yang merupakan negara asal penularan MERS CoV. Saat ini terdapat sekitar 180.000 calon haji asal Indonesia di negara tersebut.
KOMPAS/JOHANES GALUH BIMANTARA–Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto melaksanakan Geladi Penanganan Kasus MERS CoV di halaman gedung Bermis, RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta, Selasa (22/9). Para staf mengenakan alat pelindung diri lengkap dari kepala hingga kaki. Kegiatan ini sebagai antisipasi jika ada jemaah haji yang saat pulang tertular MERS CoV.
Dengan demikian, para calon haji punya peluang besar tertular dan mengakibatkan virus MER CoV menyebar ke Indonesia saat mereka pulang. Karena itu, RS rujukan, termasuk RSPAD Gatot Soebroto, harus menyiapkan antisipasi walau hingga sekarang belum ada kasus positif MERS CoV di Indonesia.
MERS-CoV merupakan penyakit akibat virus korona baru (novel corona virus) yang menyerang saluran pernapasan dan menimbulkan gejala ringan hingga berat. Masa inkubasi 2-14 hari. Penyakit bisa kian parah jika pasien menderita penyakit lain, seperti penyakit paru dan jantung. Virus penyebabnya pertama kali ditemukan di Arab Saudi pada 2012.
Hingga akhir Agustus, terdapat 1.184 kasus MERS CoV di Arab Saudi dengan 509 kasus berujung pada kematian. Artinya, angka kematian masih cukup tinggi, 43 persen. Korea Selatan, Filipina, dan Thailand sudah mengonfirmasi kejadian penularan di wilayahnya. Penderita memiliki riwayat perjalanan ke negara semenanjung Arab.
Geladi di RSPAD Gatot Soebroto merupakan yang pertama kali dilakukan RS tersebut untuk menangani MERS CoV. Juni lalu, ada pasien yang diduga tertular setelah berlibur ke Korea Selatan dan dirawat di RS Penyakit Infeksi Sulianti Saroso, tetapi akhirnya dinyatakan negatif.
Terawan beralasan, geladi butuh persiapan matang, termasuk persiapan teori, sehingga baru dilaksanakan September ini. “Kalau kita geladi sembarangan, persiapan kurang baik, padahal kita melatih SDM (sumber daya manusia), tidak ada gunanya,” ujarnya.
Ia menambahkan, RSPAD Gatot Soebroto saat ini sangat siap menerima pasien terduga MERS CoV. RS ini memiliki empat kamar isolasi bertekanan negatif di Bagian Paru untuk pasien dengan kondisi gawat darurat. Jika jumlah pasien lebih banyak, RS akan memisahkan pasien yang belum berkondisi gawat untuk dirawat di gedung isolasi Bagian Paru yang lokasinya terpisah dari gedung-gedung lain. Kapasitas gedung isolasi saat ini untuk 20 pasien, tetapi bisa ditingkatkan untuk 50 pasien. Jika sudah masuk kejadian luar biasa MERS CoV, RSPAD Gatot Soebroto menyiapkan satu paviliun terisolasi untuk menampung ratusan pasien.
Anggota Tim Pelaksana Komisi Nasional Pengendalian Zoonosis, Nurbaeti Yuliana, mengatakan, 28 September nanti kemungkinan kloter pertama jemaah haji asal DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, dan Lampung, tiba di Indonesia, yakni di embarkasi Halim Perdanakusuma. Guna mengantisipasi adanya kasus MERS CoV pada jemaah haji yang baru pulang, fasilitas RSPAD Gatot Soebroto bisa dimanfaatkan.
J GALUH BIMANTARA
Sumber: Kompas Siang | 22 September 2015