Sebagai negara yang memiliki potensi perikanan terbesar di dunia, Indonesia seharusnya tidak hanya mengandalkan perikanan tangkap semata. Untuk dapat menjadi produsen perikanan terbesar di dunia, teknik budidaya perlu dikembangkan.
Saat ini, sekitar 75 inovasi unggulan teknologi akuakultur telah dihasilkan. Inovasi itu merupakan hasil rekayasa peneliti dari Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan serta Institut Pertanian Bogor.
Itu disampaikan Kepala Balitbang KP Achmad Poernomo, Senin (8/6), di Bogor, Jawa Barat, dalam Forum Inovasi Teknologi Akuakultur (FITA) 2015. Tema forum dua hari itu adalah “Inovasi Teknologi Akuakultur dalam Mendukung Kedaulatan Pangan dan Perikanan Lestari”. Kegiatan tersebut antara lain untuk diseminasi dan menyosialisasikan teknologi mutakhir akuakultur.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Pengembangan dan inovasi teknologi akuakultur, lanjut Achmad, adalah tulang punggung pencapaian target Indonesia jadi produsen perikanan terbesar dunia. “Untuk mengejar target itu, inovasi teknologi harus tepat guna dan mudah diterapkan masyarakat yang terlibat sistem produksi akuakultur,” ujarnya.
Tri Heru Prihadi, Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan Budidaya Balitbang KP, menambahkan, FITA 2015 akan membahas berbagai karya inovasi terkini dari empat kelompok bidang ilmu, yaitu teknologi akuakultur berkelanjutan, nutrisi dan teknologi pakan, kesehatan ikan, serta genetika dan reproduksi akuakultur.
Di bidang nutrisi antara lain dipresentasikan pemanfaatan Nutrigenomik untuk meningkatkan pertumbuhan ikan. Adapun di bidang genetika dan reproduksi ikan, dipaparkan hasil riset tentang nilai heterosis dan karakterisasi fenotip calon induk abalon (Haliotis squamata) hasil persilangan intraspesies. Untuk kesehatan ikan, antara lain telah ditemukan teknik loop-mediated isothermal amplification (lamp) untuk mendeteksi viral nervous necrosis pada ikan kerapu.
Forum itu juga menampilkan pembicara utama antara lain Dr Farshad Shishehcian, yang membahas status terkini kemajuan teknologi modern marikultur udang di negara tropis.
Selain itu, dua kesepakatan bersama ditandatangani Kepala Balitbang KP, Bupati Kabupaten Pinrang, dan Bupati Kabupaten Temanggung bidang penerapan hasil inovasi akuakultur. Selain itu, sertifikat ISO 9001 diserahkan ke Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Budidaya Laut, Gondol, dan Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Air Payau, Maros. (YUN)
—————-
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 9 Juni 2015, di halaman 14 dengan judul “75 Inovasi Teknologi Akuakultur Dihasilkan”.