Gerhana Matahari Total akan kembali terjadi di wilayah Indonesia, Rabu, 9 Maret 2016. Menyambut peristiwa langka itu, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional meluncurkan hitung mundur menuju GMT 2016 di Jakarta. Kamis (14/1) ini adalah 55 hari menjelang waktu terjadinya gerhana.
Gerhana kali ini cukup istimewa bagi Indonesia karena satu- satunya daratan yang akan dilalui jalur gerhana hingga bisa menyaksikan Gerhana Matahari Total (GMT) hanya wilayah Indonesia. Itu pun tidak semua wilayah bisa menyaksikan totalitas gerhana.
Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Thomas Djamaluddin mengatakan, 11 provinsi akan dilalui jalur GMT yaitu Bengkulu bagian utara, selatan Jambi, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, selatan Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan bagian utara, Kalimantan Timur, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, dan Maluku Utara.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Jalur GMT terentang sepanjang 1.200-1.300 kilometer yang bermula di Samudra Hindia dan berakhir di Samudra Pasifik di utara Kepulauan Hawaii, Amerika Serikat. Lebar jalur gerhana itu 155-160 kilometer.
GMT akan terjadi di pagi hari. Di wilayah Indonesia barat, gerhana dimulai sekitar pukul 06.20 WIB atau sesaat setelah Matahari terbit. Fase total gerhana, yaitu tertutupnya seluruh piringan Matahari oleh piringan Bulan hingga hanya menyisakan cahaya korona Matahari, terjadi mulai pukul 07.20 dan hanya berlangsung 1,5-2 menit. Cahaya korona itu akan tampak sebagai mahkota cahaya yang indah.
Di wilayah Indonesia tengah, gerhana dimulai sekitar 07.25 Wita dan puncak gerhana terjadi sekitar sejam kemudian dengan lama gerhana 2-2,5 menit. Sementara di Indonesia timur, gerhana dimulai sekitar 08.35 WIT dan fase total gerhana pada pukul 09.50 dengan lama 2,5-3 menit.
Harus diingat, waktu pasti terjadinya gerhana di setiap daerah, termasuk yang berada dalam satu wilayah waktu, bisa berbeda. Lama fase total gerhana pun berbeda, makin ke timur wilayah Indonesia akan semakin lama.
Fase total terlama pada gerhana kali ini sepanjang 4 menit 9 detik. “Namun, gerhana terlama itu hanya bisa disaksikan di satu titik di Samudra Pasifik (di utara jauh Papua Niugini),” katanya.
KOMPAS/KARTONO RYADI–Keindahan Gerhana Matahari Total (GMT) yang banyak diburu orang. Foto ini diambil dari Pantai Penyak, 36 kilometer di selatan Pangkal Pinang, Bangka, Sumatera Selatan, saat terjadi GMT 18 Maret 1988. GMT akan kembali terjadi di wilayah Indonesia pada 9 Maret 2016.
Di luar wilayah yang dilintasi jalur GMT hanya akan mengalami Gerhana Matahari Sebagian (GMS). Sebagian besar wilayah Indonesia hanya akan bisa menyaksikan model gerhana ini seperti bagian utara Sumatera, Jawa, Bali-Nusa Tenggara, dan Papua.
Pada GMS, Matahari akan terlibat seperti sabit cahaya. Makin dekat jalur lintasan GMT, bagian piringan Matahari yang tertutup piringan Matahari makin besar dan sabit Matahari yang terlihat makin tipis. Di wilayah Indonesia, besar piringan Matahari yang tertutup piringan Bulan paling sedikit sekitar 60 persen.
Bersiap
Fenomena langka itu membuat banyak peneliti dan wisatawan asing berdatangan ke Indonesia. Setidaknya, sudah ada empat kapal pesiar asing yang akan membawa wisatawan ke Indonesia. Sejumlah peneliti mulai mengurus izin melakukan penelitian di Indonesia, termasuk dari Badan Penerbangan dan Antariksa Nasional Amerika Serikat (NASA) yang akan melakukan penelitian di Maba, Halmahera Timur.
Peluang itu sudah disambut oleh pemerintah sejumlah daerah dan agen pariwisata untuk mempromosikan sejumlah obyek wisata dan menyelenggarakan berbagai kegiatan budaya, olahraga, dan edukasi bersamaan dengan peristiwa GMT 2016. Beberapa daerah yang sudah siap merancang berbagai kegiatan adalah Sulawesi Tengah, Sumatera Selatan, dan Bangka Belitung.
Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Kementerian Pariwisata Esthy Reko Astuti mengatakan, pemerintah menargetkan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara selama 2016 mencapai 12 juta orang. Jumlah itu naik 20 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Sementara untuk target wisatawan Nusantara diharapkan akan ada 260 juta perjalanan.
Peristiwa GMT 9 Maret 2016 diharapkan mampu mendongkrak jumlah wisatawan yang pada Maret-April biasanya turun. “Dari peristiwa GMT, ditargetkan ada kunjungan 100.000 wisatawan mancanegara,” katanya.
M ZAID WAHYUDI
Sumber: Kompas Siang | 14 Januari 2016