Kementerian Riset,Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) dan PT Kalbe Farma Tbk (Kalbe) menggelar Ristekdikti-Kalbe Science Awards (RKSA) 2016. Acara ini memberikan penghargaan kepada empat peneliti Indonesia.
“Ini merupakan gelaran kelima sejak 2008,” ujar Presiden Direktur PT Kalbe Farma Tbk Irawati Setiady saat memberi sambutan pada Ristekdikti-Kalbe Science Awards (RKSA) 2016 di Hotel Grand Hyatt, Jakarta, Jumat, 19 Agustus 2016.
Penghargaan dua tahunan yang diselenggarakan sejak 2008 itu diberikan kepada peneliti Indonesia berdedikasi bidang teknologi kesehatan, seperti bioteknologi, bahan alam, dan teknologi farmasi. Penghargaan RKSA 2016 dibagi dalam dua kategori, yakni Best Research Awards dan Young Scientist Award, bagi satu pemenang terbaik, yakni periset muda Indonesia usia maksimal 40 tahun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Jumlah karya naik
Tahun ini, 271 karya riset diterima panitia, atau naik 30 persen dari tahun 2014 yang sebanyak 220 karya penelitian.
Direktur Utama PT Kalbe Farma Tbk (Kalbe) Irawati Setiady memberikan sambutan dalam Ristekdikti-Kalbe Science Awards 2016 di Hotel Grand Hyatt, Jakarta, 19 Agustus 2016. TEMPO/Bagus Prasetiyo
Dari empat pemenang, tiga orang menjuarai ketegori Best Research dan satu orang kategori Young Scientist Award. Best Research Award untuk hasil penelitian terbaik pada bidang-bidang life science dan teknologi kesehatan. Sementara Young Scientist Award untuk peneliti muda Indonesia yang berprestasi melaksanakan penelitian dalam bidang life sciene dan teknologi kesehatan.
Para pemenang Best Research Award mendapatkan hadiah sebesar Rp 100 juta untuk juara I, Rp 75 juta untuk juara II, dan Rp 50 juta untuk juara III. Sedangkan pemenang Young Scientist Award mendapatkan Rp 75 juta.
Pemenang pertama adalah Ismail Hadisoebroto dari Universitas Indonesia. Judul penelitian Ismail adalah “Bone Reconstruction For Neglected Dificult Fractures Of The Atropic Nonunion Of The Long Bones And Critical-Sized Bone Defect Using Mesenchymal Stem Cells Implantation, Hydroxyapatite, BMP2, And Mechanical Stabilization”.
Sementara pemenang kedua adalah Gunadi dari Universitas Gajah Mada. Gunadi memiliki penelitian yang berjudul “Multiple Genetic Markers for Early, Identification, of Hirschprung Disease and Implementation of Highly Accurate and Affordable Genotyping Method.”
Sedangkan pemenang ketiga bernama Josephine Elizabeth Siregar dari Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Jakarta. Penelitian Josephine ini berjudul “Parasites Resistant to Antimalarial Atovaquone Fail to transmit ny Mosquitoes.”
Terakhir, kategori Young Sicentist dimenangkan Deni Rahmat dari Universitas Pascasila Jakarta.
Dalam RKSA 2016, bidang kajian penelitian yang dapat disertakan meliputi bahan/sediaan obat (bioteknologi, kimia medisinal, kimia bahan alam/teknologi farmasi), diagnostik dan metode pengobatan, dan pangan fungsional.
Pada penganugerahan tahun ini, karya penelitian yang diterima panitia berjumlah 271. Angka tersebut meningkat 30 persen dibanding gelaran sebelumnya pada 2014 yang berjumlah 220 karya penelitian.
BAGUS PRASETIYO
Sumber: TEMPO.CO, Jumat 19 Agustus 2016