LIPI Eksplorasi Sumba

- Editor

Senin, 28 Maret 2016

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Kekhasan Pulau Potensial Temukan Teori Baru Evolusi Organisme
Ekspedisi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia ke pulau terdepan Indonesia berlanjut. Tahun ini, Pulau Sumba di Provinsi Nusa Tenggara Timur sasaran eksplorasi kekayaan hayati, kajian kebumian, dan sosial kemasyarakatan.

Pulau Sumba sangat tua, yang diyakini menyimpan banyak misteri alam yang belum terungkap. Bahkan, bisa menjadi bukti teori baru tentang evolusi organisme di pulau samudra tua.

“Pulau Sumba berbentuk pulau terpisah dari Pangaea pada akhir masa Mesozoikum, sebelum Pangaea pecah menjadi Laurasia dan Gondwana,” kata peneliti Pusat Penelitian Biologi LIPI, Ary P Keim, dihubungi hari Minggu (27/3), di Jakarta. Berdasar teori, Pangaea yang adalah kumpulan daratan dari benua- benua saat ini terbentuk 300 juta tahun silam dan terpecah-pecah mulai 200 juta tahun lalu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Laurasia terdiri dari Amerika Utara dan Eurasia (Eropa dan Asia), sedangkan Gondwana terdiri dari Amerika Selatan, Afrika, India, Australia, dan Antartika. Namun, Pulau Sumba tidak tergabung dengan Pangaea.

Itu membuat peneliti LIPI yakin Sumba punya keunikan keanekaragaman hayati. Luwak sumba, misalnya, saat ini subspesies Paradoxurus hermaphroditus, tetapi bisa saja melalui kajian asam deoksiribonukleat, luwak sumba itu spesies tersendiri.

Berbagai dugaan itu butuh jawaban ilmiah sehingga LIPI tahun ini mengadakan Ekspedisi Widya Nusantara ke Sumba. Tahun lalu diadakan di Enggano, Provinsi Bengkulu.

1410263757Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati LIPI Enny Sudarmonowati mengatakan, LIPI awalnya akan ke Pulau Wetar, Provinsi Maluku. Namun, karena ketiadaan kapal logistik merapat ke Wetar, dicari pulau alternatif. “Harus dapat lebih banyak dibandingkan sebelumnya,” ujarnya.

Teori baru
Ary menambahkan, selain mencari spesies-spesies baru, tim peneliti juga akan mencari tahu karakteristik organisme di pulau samudra. Ekspedisi di pulau samudra bisa menghasilkan teori baru evolusi organisme. Tim mengajukan dua postulat (dugaan ilmiah), satu di antaranya perkawinan sekerabat (inbreeding) di pulau-pulau kecil dan terisolasi akan memunculkan sifat-sifat leluhur. Itu lebih cepat di pulau samudra dibandingkan dengan pulau benua (Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan Papua).

Dugaan terjadi pada kuda sumba (Equus ferus caballus), turunan langsung kuda mongol yang dibawa dari Jawa. Leluhurnya diyakini kuda przewalski (Equus ferus przewalskii), kuda liar di padang stepa Asia Tengah, khususnya Mongolia.

Sifat liar kuda przewalski diyakini muncul lagi pada kuda sumba karena kuda liar sumba punya garis hitam dari punggung hingga pantat. (JOG)
—————-
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 28 Maret 2016, di halaman 13 dengan judul “LIPI Eksplorasi Sumba”.

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel
Seberapa Penting Penghargaan Nobel?
Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024
Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI
Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin
Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Berita ini 13 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:50 WIB

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:46 WIB

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:41 WIB

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:31 WIB

Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:22 WIB

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Berita Terbaru

Berita

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Okt 2024 - 10:46 WIB

Berita

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Okt 2024 - 10:41 WIB

Berita

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Senin, 21 Okt 2024 - 10:22 WIB