Warga Diminta Waspada, Hindari Dampak Lahar Hujan
Sejak dinaikkan statusnya menjadi Siaga pada Senin (4/1) malam, Gunung Soputan di perbatasan Kabupaten Minahasa Tenggara dan Minahasa Selatan, Sulawesi Utara, terus meletus. Tinggi kolom abu ribuan meter. Bandara Sam Ratulangi di Manado tutup sementara.
Data Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), yang disampaikan Staf Ahli Kebencanaan Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Surono, letusan cukup kuat terjadi di Soputan, Selasa (5/1) pukul 06.38 Wita. Letusan itu disertai awan panas dengan jarak luncuran 2.500 meter (m) mengarah tenggara-timur laut. Kolom abu vulkanik mencapai 6,5 kilometer (km). “Letusannya cukup kuat. Untungnya jarak permukiman sekitar 8 kilometer dari puncak sehingga aman dari awan panas,” kata Surono.
Kepala Subbidang Pemantauan Gunung Api Wilayah Timur PVMBG Devi Kamil Syahbana mengatakan, hingga Selasa malam, gempa tremor terus terjadi. Letusan strombolian yang melontarkan batu pijar dengan ketinggian 100-200 meter juga terus terjadi, seiring keluarnya abu vulkanik dengan ketinggian ribuan meter.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Akibat letusan menerus itu, Bandara Sam Ratulangi di Manado akhirnya ditutup. “Bandara ditutup Selasa, pukul 17.30 WIB hingga Rabu (6/1) pukul 5.00 WIB,” kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho. Hal senada disampaikan Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kementerian Perhubungan JA Barata.
Selain berdampak pada penerbangan, menurut Sutopo, erupsi ini juga menyebabkan hujan abu yang melanda sejumlah daerah di sekitar Soputan. Beberapa daerah yang mengalami hujan abu adalah Kecamatan Langowan Barat, Kecamatan Tompaso Barat, dan Kecamatan Ratahan Timur. “Sejauh ini tidak ada pengungsian,” katanya.
Lahar hujan
Devi mengatakan, zona bahaya letusan Gunung Soputan berada dalam radius 4 km dari puncak, termasuk area bumi perkemahan. Khusus untuk daerah barat daya hingga barat laut Soputan, zona bahaya mencapai radius 6,5 km dari puncak karena awan panas mengarah ke sana.
Gunung Soputan di Sulawesi Utara kembali meletus, sekitar Selasa pagi (5/1) pukul 06.38 WITA dengan mengeluarkan semburan material debu vulkanik disertai lava pijar.
Selain ancaman langsung dari letusan, menurut Devi, bahaya bisa terjadi akibat banjir lahar hujan. “Masyarakat agar mewaspadai ancaman lahar hujan, terutama tidak beraktivitas di sungai yang berhulu di Gunung Soputan, seperti Sungai Ranowangko, Sungai Lawian, Sungai Popang, dan Londola Kelewahu,” katanya.
Gunungapi Soputan merupakan gunung api strato dengan ketinggian 1.784 meter di atas muka laut. Aktivitas vulkanik gunung ini dicirikan pertumbuhan kubah lava yang terus bertambah sejak tahun 1991. Pertumbuhan kubah lava itu kerap meluber, keluar dari bibir kawah, menyebabkan seringnya guguran lava dengan jarak luncur 6 km dari puncak ke arah barat daya.
Pertumbuhan kubah lava ini juga kerap diikuti terjadinya letusan. Contohnya, Soputan dinaikkan jadi Siaga dan tercatat meletus 6 Mei 2014. Aktivitas Soputan baru mereda 7 Agustus 2014. Namun, 26 Desember 2014, aktivitas Soputan kembali meninggi dan baru mereda kembali pada 3 Juli 2015.
Data PVMBG, kali ini peningkatan aktivitas Soputan terjadi sejak beberapa bulan terakhir. Tanggal 4 Januari 2016, jumlah kegempaan guguran dan embusan meningkat sangat signifikan, yaitu 94 kali, yang menandakan ada peningkatan suplai magma ke permukaan. Sementara itu, dalam seminggu terakhir jumlah gempa vulkanik yang terekam 2-3 kejadian per hari.(AIK/ARN)
——–
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 6 Januari 2016, di halaman 14 dengan judul “Soputan Meletus, Bandara Manado Ditutup”.