DAYA tahan mesin diesel, sebenarnya lebih baik daripada mesin bensin. Namun, kalau sudah mengalami gangguan –apalagi turun mesin— mesin diesel butuh biaya besar. Maklum, suku cadang dan ongkos perbaikan lebih mahal. Agar tidak tekor, sekali-sekali mesin diesel mobil perlu diperiksa, sambil memperbaiki kerusakan kecil. Untuk yang gemar kutak-katik mesin, beberapa hal bisa dilakukan sendiri. Jangan lupa, menyiapkan peralatan yang diperlukan.
Sistem bahan bakar
Bahan bakar solar, harus lebih dahulu dikabutkan agar lebih mudah terbakar. Pengabutan solar terjadi di nozzle yang ada di ruang bakar. Agar proses berjalan baik, perlu tekanan yang amat tinggi, lebih dari 100 psi. Tekanan sebesar ini, juga untuk melawan tekanan yang ada di ruang bakar (combustion chamber) saat terjadi langkah kompresi. Berbeda dengan sistem mesin bensin, meski dilakukan injeksi namun tekanannya amat rendah, yaitu sekitar 20-31 psi. Memang, tekanan tidak perlu tinggi, karena injeksi dilakukan di saluran pemasukan.
Sistem bahan bakar diesel, lebih rumit dan amat presisi. Perawatan langsung di sistem injeksi, hanya bisa dilakukan oleh ahli mekanik. Namun, pemakai mesin diesel juga harus mampu memelihara rutin agar mesin bekerja optimal dan tahan lama.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Caranya, ganti atau bersihkan saringan bahan bakar secara rutin. Perlu diperhatikan, ukuran pompa dan nozzle dengan presisi tinggi, mudah terganjal kotoran yang mengganggu proses pengabutan solar di ruang bakar. Akibatnya, pembakaran tidak sempurna, kemampuan mesin menjadi turun.
Kegagalan pengabutan, selain menurunkan performer mesin, juga sering menyebabkan polusi lingkungan, karena asap yang keluar dari knalpot berwarna hitam. Akibat lainnya, mesin menjadi cepat rusak. Jarang diperhatikan, akibat gagal pengabutan atau solar berlebihan, membuat lubang silinder (booring) aus berlebihan, juga pistonnya.
Akibat gagal pengabutan atau kelebihan solar, lubang silinder akan bergesekan dengan piston. Ini terjadi karena minyak pelumas yang seharusnya membentuk lapisan film di kedua permukaan, ikut tercuci. Pelumas atau larut di solar, dan larutan ini tidak dapat melumasi permukaan yang bergerak cepat dengan temperatur tinggi.
Kerusakan yang sama dapat terjadi secara tidak langsung akibat kotornya saringan udara masuk. Berkurangnya udara, membuat pembakaran tidak sempurna, dan solar tersisa di ruang bakar. Saringan udara harus rutin dibersihkan. Semakin kotor udara di sekitarnya, semakin sering saringan harus dibersihkan.
Selain itu, air merupakan masalah pada sistem solar. Kelembaban yang tinggi akan mengakibatkan emulsi air dan solar, akhirnya terjadi lapisan air di bagian bawah. Air yang bersifat korosif akan membuat karat di sistem pompa injeksi. Bagian pompa atau plunger mudah berkarat, sebagaimana nozzle.
Untuk menghindari masuknya air ke dalam solar, bisa dilakukan dengan selalu mengisi solar penuh di tangki.
Air dapat dibuang setelah dipisahkan dalam water separator. Beberapa mobil sedan bermesin diesel seperti Mercedes-Benz 300 SD, BMW 524tds, Toyota Crown, dan sebagainya telah dilengkapi pelampung yang akan memberi sinyal ke dasbor jika kandungan air telah mencapai batas maksimum. Namun, sebaiknya air dibuang sebelum lampu indikator menyala. Karena air yang terlalu banyak akan menyebabkan masuk ke pompa injeksi.
Semua perawatan ini bisa dilakukan sendiri saat memeriksa dan membersihkan bagian lain. Jika harus mengganti, gunakan suku cadang asli untuk semua saringan. Setelah dipasang kembali, mungkin ada angin palsu di saluran bahan bakar. Atasi ini dengan priming pump (pompa tangan) di dekat saringan bahan bakar.
Di beberapa toko suku cadang, dapat dibeli engine conditioner khusus untuk mesin diesel. Cara pemakaiannya, dimasukkan ke dalam bahan bakar dan selama proses pembakaran akan membersihkan deposit atau kerak kotoran di ruang bakar dan saluran sistem bahan bakar, termasuk nozzle tip. Fungsi pembersih ini kira-kira sama dengan engine conditioner mesin bensin yang disemprotkan lewat karburator.
Satu hal hal lagi yang perlu diperhatikan, jangan sekali-kali membuka segel pompa injeksi untuk memperoleh pemasukan bahan bakar lebih banyak. Pembukaan segel pompa injeksi, biasanya dilakukan agar diperoleh akselerasi yang lebih baik, tapi berakibat umur mesin diesel menjadi lebih pendek.
Sistem pelumasan
Fungsi pelumasan mesin diesel sama seperti mesin bensin, bukan hanya melumasi mesin, tetapi juga sebagai pembersih, pendingin mesin, sekaligus penyekat dinding piston. Jika pelumas mesin bensin menghadapi beban putaran tinggi sampai 6.000-10.000 rpm atau lebih, ditambah suhu kerja tinggi, pelumas mesin diesel menghadapi beban kompresi amat tinggi. Umumnya, mesin diesel memiliki kompresi di atas 18 : 1 dan sering mencapai 25 : 1. Artinya, fungsi pelumas sebagai sekat di antara dinding silinder dan piston amat dominan. Kekurang-mampuan pelumas membantu penyekat dinding silinder, menyebabkan kompresi mesin akan drop dan dayanya melorot.
Dengan karakter mesin diesel seperti ini, meski rpm hanya 3.000 atau kurang, interval penggantian pelumas harus dijaga. Tenggang waktu ganti oli yang ideal, sekitar 2.000 km, atau kalau memakai oli sintetis berkualitas baik, bisa diganti setiap 5.000 km- 8.000 km. Jangan lupa, gunakan minyak pelumas untuk mesin diesel.
Mengenai saringan oli, sama seperti mesin bensin, perlu diganti setiap 10.000 km. Pada saat penggantian saringan oli, sebaiknya dilakukan “cuci mesin” dengan menggunakan cairan engine flush yang dituangkan ke oli. Sebelum dibuang, mesin dihidupkan beberapa menit. Cuci mesin juga bisa dilakukan dengan oli meditran SAE rendah.
Hidupkan mesin beberapa menit, buang oli pencuci itu. Lalu tiup melalui lubang pengisian dengan udara bertekanan (kompresor) guna menghilangkan sisa oli di dalam karter. Mesin diesel yang dilengkapi manometer pengukur tekanan oli ketika mesin bekerja atau service interval indicator yang mencek saat ganti oli, akan memudahkan kita. Jika manometer menunjuk pengukuran rendah, bisa dijadikan indikasi oli sudah encer. Tapi, jangan lupa, karena fungsi manometer amat luas, gunakan perangkat monitor ini sebagai indikator awal terjadinya kelainan pada sistem pelumas.
Sistem pendingin
Karena bersuhu dan bertekanan tinggi, kerja sistem pendingin pada mesin diesel menjadi lebih berat. Radiator dan saluran air di blok mesin, biasanya berukuran sedikit lebih besar. Supaya selalu sempurna, periksa jumlah air di radiator dan tangki cadangannya. Bila kurang, tambahkan sampai batas maksimum, jangan melebihi batas, menyebabkan tutup tangki copot saat air pendingin memuai.
Jika frekuensi penambahan air pendingin terlalu banyak dan sering, gasnya tidak bekerja maksimal, menciptakan kompresi yang diperlukan untuk menaikkan titik didih air dingin. Biasanya, perlu diganti setiap dua tahun sekali, tergantung air pendingin yang digunakan. Jika bersifat korosif, pegas dalam radiator akan cepat keropos atau aus.
Selain itu, radiator perlu dikuras bila airnya sudah terlalu kotor. Gunakan bahan pembersih yang baik, dan jangan lupa memeriksa tali kipas, slang-slang air dan klemnya.
Kelistrikan mesin
Karena tidak memakai koil, busi, dan platina, mesin diesel tidak perlu arus listrik untuk sistem pengapian. Kelistrikan pada mesin diesel hanya dipakai untuk menggerakkan dinamo starter.
Periksa komponen itu. Jika timbul gangguan, segera perbaiki di bengkel dinamo. Kondisi aki juga harus prima, supaya tenaganya cukup untuk memutar dinamo stater.
Pemanasan mesin
Mesin diesel keluaran lama, biasanya masih memakai sistem penyemprotan tak langsung dengan ruang bakar awal. Sebelum masuk ke ruang bakar utama, solar harus dipanaskan agar suhunya tinggi. Itu sebabnya dalam mesin diesel diperlukan alat pemanas, disebut ”busi pijar” atau glow plug. Jangan lupa mengoperasikan alat ini sebelum menghidupkan mesin di pagi hari atau setelah berhenti lama.
Setelah mesin hidup, jangan langsung digeber, biarkan beberapa menit sampai pelumas mengalir ke seluruh bagian mesin dan mesin mencapai suhu kerja. (Amien Nugroho, pecinta otomotif)
Sumber: Kompas, Kamis, 22 Juni 1995