Pemerintah mengakuisisi slot atau petak wilayah orbit satelit L-Band yang terletak di 123 derajat bujur timur. Selama ini slot orbit itu dipakai satelit Garuda-1. Selanjutnya, pemerintah akan menempatkan satelit pertahanan di slot orbit itu.
Keputusan itu diambil dalam rapat terbatas di Kantor Presiden, Jakarta, dipimpin Presiden Joko Widodo, Kamis (3/12). “Akuisisi ini dibutuhkan karena ada ruang kosong di orbit. Jika tak diambil, bisa dipakai negara lain,” kata Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara.
Dengan demikian, pemerintah akan segera melakukan akuisisi. Harapannya, akuisisi dengan biaya semurah mungkin agar terjangkau keuangan negara.
Secara terpisah, Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional Thomas Djamaluddin mengatakan, penguasaan Indonesia atas slot orbit 123 derajat Bujur Timur itu ada batas waktu. “Jika tak ada kejelasan Indonesia untuk memanfaatkan, satelit negara lain yang terdaftar berikut bisa mengisinya,” ujarnya.
Slot orbit adalah sumber daya alam terbatas. Negara yang ingin menempatkan satelit di daerah tertentu harus mendaftar ke Perhimpunan Telekomunikasi Internasional dengan prinsip negara pertama mendaftar jadi yang pertama dilayani atau diberi hak pakai.
Masa operasi satelit Garuda-1 berakhir Desember ini. Namun, karena ada masalah bahan bakar, satelit itu akan ada di orbit hingga 2018. Satelit Garuda-1 dioperasikan Asia Cellular Satellite International. Perusahaan itu adalah gabungan PT Pasifik Satelit Nusantara, Lockheed Martin Global Telecommunications, dan sejumlah perusahaan dari negara lain. “Pemerintah melelang penyediaan satelit untuk mengisi slot orbit itu,” kata Thomas.
Slot orbit satelit berspektrum frekuensi L-band akan dipakai antara lain untuk penanganan bencana, eksplorasi ilmu pengetahuan alam, keamanan area laut, dan kebakaran hutan. Satelit di orbit itu akan dikelola Kementerian Pertahanan. “Badan Keamanan Laut, Badan Nasional Penanggulangan Bencana, serta Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan bisa memanfaatkannya,” ucap Rudiantara.
Kini hanya 8 negara yang memanfaatkan orbit satelit berspektrum L-Band. Selain Indonesia, ada Inggris, Uni Emirat Arab, Jepang, Mesir, Amerika Serikat, Australia, dan Rusia. Slot orbit itu strategis karena cakupannya luas hingga Asia Selatan dan Asia Timur. (NDY/WHY/MZW)
———————-
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 4 Desember 2015, di halaman 14 dengan judul “Pemerintah Akuisisi “Slot” Orbit Satelit Garuda-1″.