Merasa Dipermalukan, Anggito Abimanyu Kejar Gelar Profesor

- Editor

Selasa, 25 Mei 2010

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Anggito Abimanyu kemarin (24/5) berpamitan kepada kolega-koleganya. Mulai Kamis lusa (27/5), Anggito menjadi dosen program doktoral di Universitas Gadjah Mada (UGM).

Dalam pidato perpisahannya, Anggito berpesan agar kejadian yang mempermalukan dirinya tidak terulang. ”Biarlah saya menjadi orang terakhir yang mengalami kejadian seperti ini, dipermalukan. Tidak ada orang yang boleh sewenang-wenang, siapa pun itu, termasuk para pemimpin. Jangan suka mempermalukan orang,” katanya dengan nada tinggi.

Anggito yang sudah menandatangani pakta integritas dan kontrak kerja sebagai wakil menteri keuangan pada Januari lalu gagal dilantik. Presiden SBY justru menunjuk Dirjen Anggaran Anny Ratnawati sebagai wakil menteri keuangan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Meski merasa dipermalukan, Anggito menyatakan tidak dendam. Karena itu, dia tidak pernah mengadakan konferensi pers atau membuat buku putih untuk menjelaskan posisinya. ”Apa yang saya lakukan adalah pembelajaran yang sangat penting. Menjadi pemimpin itu hanya sementara, tapi harga diri dan suara hati itu yang abadi,” tuturnya.

Anggito menyatakan bangga karena pada hari pertamanya kembali menjadi dosen, dirinya akan disambut rektor dan jajaran guru besar UGM di kampus Bulaksumur. Kampusnya juga telah menugasi Anggito kembali mengampu mata kuliah metodologi penelitian untuk mahasiswa program doktoral UGM serta memimpin Research Center Fakultas Ekonomi dan Bisnis UGM. ”Saya terharu dan tersanjung. Saya merasa dihargai,” ujarnya.

Dengan kembali ke kampus, Anggito juga ingin melengkapi prestasi akademisnya dengan gelar profesor. ”Orang tua saya selalu nanya, kapan bisa jadi profesor. Itu pertanyaan yang tidak pernah bisa saya jawab jika saya tidak kembali ke kampus,” kata doktor ilmu ekonomi dari University of Pennsylvania itu.

Anggito juga merasa kepulangannya ke Jogja membawa hikmah karena dirinya bisa menjaga ayahnya yang sedang sakit. Apa­lagi, adiknya yang selama ini mendampingi ayahnya justru akan pindah ke Jakarta karena diangkat sebagai staf ahli menteri pekerjaan umum. (owi/c7/noe)

Sumber: Jawa Pos, 25 Mei 2010

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Sudirman; Membebaskan Dusun dari Kegelapan
Safwan Menghidupkan Perpustakaan Daerah
Agus Pakpahan; ”Komandan” Lalat Ingin Bangsa Ini Cerdas
Basu Swastha Dharmmesta; Profesor yang Jatuh Cinta pada Batik
Mohammad Ali; Dari Mangrove Menuju Kemandirian
Lestari Nurhajati, Perempuan Indonesia Peneliti Demokrasi di Nepal-Afganistan
Maria Yosephina Melinda GamparTotalitas Melayani Pasien
Endang Setyowati; Kepala Sekolah yang Gemar ”Nongkrong”
Berita ini 43 kali dibaca

Informasi terkait

Jumat, 26 Desember 2014 - 09:24 WIB

Sudirman; Membebaskan Dusun dari Kegelapan

Jumat, 19 Desember 2014 - 07:11 WIB

Safwan Menghidupkan Perpustakaan Daerah

Selasa, 16 Desember 2014 - 05:51 WIB

Agus Pakpahan; ”Komandan” Lalat Ingin Bangsa Ini Cerdas

Selasa, 9 Desember 2014 - 07:26 WIB

Basu Swastha Dharmmesta; Profesor yang Jatuh Cinta pada Batik

Senin, 8 Desember 2014 - 07:27 WIB

Mohammad Ali; Dari Mangrove Menuju Kemandirian

Berita Terbaru

Berita

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Okt 2024 - 10:46 WIB

Berita

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Okt 2024 - 10:41 WIB

Berita

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Senin, 21 Okt 2024 - 10:22 WIB