Kekurangan Alat Jadi Kendala

- Editor

Jumat, 26 Desember 2014

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Anggaran untuk SMK Kelautan
Untuk menghasilkan lulusan sekolah menengah kejuruan bidang kelautan dan perikanan yang terampil dibutuhkan ragam peralatan untuk praktik. Saat ini sekolah menengah kejuruan masih kerap terbentur masalah ketiadaan peralatan untuk berlatih murid.


”SMK kelautan mendidik tenaga terampil mulai dari penangkapan ikan yang optimal dan ramah lingkungan hingga pengolahan hasil laut. Namun, sering kali kami terkendala ketiadaan peralatan untuk latihan,” kata Susilo, Kepala SMKN 3 Pandeglang, Banten, saat dihubungi dari Jakarta, Rabu (24/12).

Ketersediaan alat merupakan faktor penting dalam pendidikan kelautan. Hal itu karena kapal-kapal sekarang menggunakan teknologi yang harus dikuasai oleh para pelaut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Hal senada dikatakan Karisem, guru Nautika Kapal Niaga dari SMKN 2 Subang, Jawa Barat. Menurut Karisem, harga simulator kapal mencapai Rp 5 miliar. Sekolah dan pemerintah daerah tidak mampu membeli alat tersebut. ”Sedangkan alat tersebut merupakan syarat agar SMK bisa berstandar internasional. Kalau tidak, akreditasi sekolah bisa diturunkan,” katanya.

Kepala Program SMK Kelautan Sunan Drajad yang berlokasi di Paciran, Lamongan, Jawa Timur, Ahmad Hanif Ahsan
sebelumnya juga mengatakan hal serupa. Jurusan Nautika Kapal Niaga SMK Sunan Drajad hingga kini belum mempunyai laboratorium dan simulator nakhoda.

Direktur Pembinaan SMK Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, M Mustaghfirin Amin mengatakan, dukungan dana penguatan SMK kelautan dan perikanan Rp 1,2 miliar dapat digunakan untuk melengkapi peralatan serta bengkel/sarana di sekolah. Dana juga dapat dipakai untuk pelatihan guru agar mendapat sertifikasi.

Dukungan dana
Dalam lima tahun ke depan, pemerintah akan menguatkan SMK bidang kelautan dan perikanan yang ada dan mendirikan lebih dari 100 SMK baru di bidang tersebut. Rencana itu akan disertai dengan alokasi anggaran.

Ketua Asosiasi Sekolah Kepetanian, Kehutanan, dan Kelautan Indonesia Priyanto mengatakan, penguatan SMK kelautan dan perikanan jangan hanya dijadikan sekadar proyek bagi segelintir oknum dari penyediaan alat atau pembangunan gedung baru. Penguatan sumber daya manusia, terutama kepala sekolah dan guru, juga harus menjadi fokus. Kurikulum pun mesti mengacu standar International Maritime Organization agar ijazah diakui. (DNE/ELN)

Sumber: Kompas, 26 Desember 2014

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel
Seberapa Penting Penghargaan Nobel?
Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024
Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI
Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin
Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Berita ini 5 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:50 WIB

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:46 WIB

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:41 WIB

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:31 WIB

Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:22 WIB

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Berita Terbaru

Berita

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Okt 2024 - 10:46 WIB

Berita

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Okt 2024 - 10:41 WIB

Berita

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Senin, 21 Okt 2024 - 10:22 WIB