Ini Profil Chatib Basri, Sang Menkeu Baru

- Editor

Senin, 27 Mei 2013

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono akhirnya memilih Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Chatib Basri, sebagai Menteri Keuangan definitif. Ia menggantikan Agus Martowardjo yang terpilih menjadi Gubernur Bank Indonesia.

Sebelumnya Menteri Perekonomian Hatta Rajasa menyebutkan, portofolio menkeu adalah profesional dan bukan dari latar belakang partai politik.  Dasar pertimbangan Presiden, adalah integritas dan kapabilitas. Kapabilitas tersebut antara lain soal pemahaman tentang kebutuhan dan perkembangan kementerian keuangan dalam menjawab tantangan ke depan.

”(Tugas Menkeu) Menjaga gawang itu penting. Tapi itu saja tidak cukup karena kewenangan yang diberikan kepada menteri keuangan di dalam undang-undang itu luar biasa besarnya. Termasuk juga beberapa kebijakan yang terkait dengan insentif fiskal. Ini kaitannya dengan investasi. Jadi, menteri keuangan pun harus membangun iklim investasi yang baik,” kata Hatta.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Chatib Basri sebenarnya belum genap setahun menahkodai BKPM. Ia  dilantik menjadi Kepala BKPM pada 14 Juni 2012, menggantikan Gita Wirjawan yang menjadi Menteri Perdagangan.

Nah bagaimana jejak rekam pria yang mempunyai keahlian di bidang perdagangan internasional, makroekonomi dan ekonomi politik ini? Berikut profilnya.

Chatib mengenyam pendidikan sarjananya di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia pada 1992. Ia melanjutkan studi di Australian National University, Canberra, Australia, untuk mendapatkan gelar masternya. Lima tahun kemudian, Chatib mendapatkan gelar PhD dalam bidang Ilmu Ekonomi dari universitas yang sama.

Tahun 1992, pria berkacamata ini, memulai karier sebagai peneliti pada Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Universitas Indonesia (LPEM-UI). Ia juga menjadi dosen di FE UI.

Pada periode 1997-2001, Chatib menjabat sebagai asisten peneliti di Departemen Ekonomi Australian National University.

Tahun 2005, Chatib menjadi anggota Advisory Team to The Indonesian National Team on International Trade Negotiation.
Ia juga pernah menjadi konsultan di sejumlah lembaga internasional, seperti Bank Dunia, USAID, AUSAID, OECD, hingga UNCTAD.

Sementara pada tahun 2010-2011, Chatib menjadi anggota High Level Trade Expert Group yang dipimpin oleh Jagdish Bhagwati dan Peter Sutherland.

Di dalam negeri, pria kelahiran Jakarta, 22 Agustus 1965 ini, juga pernah menjadi Staf Khusus Menteri Keuangan (2006-2010), kemudian anggota Komite Penanaman Modal Bidang Ekonomi di BKPM (2007-2008), Sherpa Indonesia untuk G-20 (2008), dan Deputi Menteri Keuangan untuk G-20 (2006-2010). Chatib juga sempat menjadi Wakil Ketua Komite Ekonomi Nasional (KEN). Ia masih mengajar di FE UI.

Pendiri CReco Research Institute ini juga pernah menjadi komisaris di beberapa perusahaan publik antara lain  PT Astra International, PT Semen Gresik, Tbk, PT Astra Otoparts dan PT Indika Energy. Dari 2010-2012 Chatib menjadi Direktur non eksekutif independen Axiata Group Bhd. Ia juga anggota Regional Advisory Board  Toyota Motor Asia Pasifik.

Chatib telah menelurkan sejumlah artikel. Salah satu artikelnya adalah Ideas, Interest, and Oil Price: The Political Economy Trade Reform During Soeharto’s (World Economy). Ia pun menjadi salah satu penulis buku Indonesia Business in Indonesia: New Challanges, Old Problems.

Editor : Fransina

Sumber: Tribun Kaltim – Senin, 20 Mei 2013 16:05 WITA

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Sudirman; Membebaskan Dusun dari Kegelapan
Safwan Menghidupkan Perpustakaan Daerah
Agus Pakpahan; ”Komandan” Lalat Ingin Bangsa Ini Cerdas
Basu Swastha Dharmmesta; Profesor yang Jatuh Cinta pada Batik
Mohammad Ali; Dari Mangrove Menuju Kemandirian
Lestari Nurhajati, Perempuan Indonesia Peneliti Demokrasi di Nepal-Afganistan
Maria Yosephina Melinda GamparTotalitas Melayani Pasien
Endang Setyowati; Kepala Sekolah yang Gemar ”Nongkrong”
Berita ini 8 kali dibaca

Informasi terkait

Jumat, 26 Desember 2014 - 09:24 WIB

Sudirman; Membebaskan Dusun dari Kegelapan

Jumat, 19 Desember 2014 - 07:11 WIB

Safwan Menghidupkan Perpustakaan Daerah

Selasa, 16 Desember 2014 - 05:51 WIB

Agus Pakpahan; ”Komandan” Lalat Ingin Bangsa Ini Cerdas

Selasa, 9 Desember 2014 - 07:26 WIB

Basu Swastha Dharmmesta; Profesor yang Jatuh Cinta pada Batik

Senin, 8 Desember 2014 - 07:27 WIB

Mohammad Ali; Dari Mangrove Menuju Kemandirian

Berita Terbaru

Berita

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Okt 2024 - 10:46 WIB

Berita

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Okt 2024 - 10:41 WIB

Berita

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Senin, 21 Okt 2024 - 10:22 WIB