Andi Taru; Konsistensi ”Game” Edukasi

- Editor

Sabtu, 27 September 2014

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Di antara kita pasti ada yang pernah mengunduh dan memasang aplikasi ”game” edukasi dari Marbel, entah bagi pengguna Android, iOS, ataupun Windows Phone. Tak dinyana, pembuat ”game- game” Marbel serta ”game” Riri dan Kabi ternyata dari Salatiga, Jawa Tengah.

”Dunia telah berubah, sekarang lokasi tak lagi menjadi persoalan. Semua bisa berkarya dari lokasi masing-masing,” kata Andi Taru Nugroho Nur Wismoyo (27), pendiri Educa Studio yang merilis game-game Marbel (Mari Belajar Sambil Bermain), Riri (Cerita Anak Interaktif), dan Kabi (Kisah Teladan Nabi).

Gelombang kedua internet yang ditandai bangkitnya telepon seluler (ponsel) pintar dan sabak elektronik membuat angan-angan Andi terwujud. Dia bisa mengoperasikan perusahaannya dari daerah, tak perlu hijrah ke kota besar.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

”Jika ingin bertemu dengan orang dari luar kota, saya cukup memakai Skype,” kata Andi.

Pengalaman telah menempanya agar lebih fokus bekerja. Ia tak hanya fokus pada game pendidikan, tetapi juga lebih fokus pada rentang usia anak, 2-8 tahun.

”Mengerjakan hal yang sangat fokus itu yang saya tekankan kepada teman-teman,” kata Andi.

Educa Studio merilis lebih dari 100 game per tahun. Mulai dari game pendidikan, cerita rakyat interaktif, lagu anak-anak, memasang baju (dress-up), hingga game bertema lingkungan hidup. Game Educa Studio telah diunduh lebih dari lima juta kali, dengan impresi iklan sebanyak 32 juta kali per bulan.

Belajar dari kegagalan
Sejak tahun 2008, dia kuliah di Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga sambil membuat game. Waktu itu, game dibuat dengan program Java. Ia memulainya dengan membuat tujuh game edukasi berbasis laptop/PC (komputer).

Andi pernah membangun perusahaan bersama teman-temannya. ”Tetapi akhirnya gagal. Saya keluar dari perusahaan pertama awal 2009. Kegagalan terjadi karena dari empat pendiri, misinya berbeda-beda,” katanya.

Andi kemudian membuat perusahaan strartup sendiri. ”Saya dari awal fokus pada edukasi sehingga memutuskan membuat game Marbel, Mari Belajar Sambil Bermain. Saya memulainya dengan 13 game,” katanya.

Andi membuat game bersama istrinya yang memiliki latar belakang teknologi informasi. ”Namun, proyek kedua saya ini gagal lagi. Kami belum mengerti bagaimana mendapatkan pemasukan,” katanya.

Andi membagikan game buatannya gratis. Dalam satu pekan, game berbasis PC/laptop tersebut sudah diunduh 4.000 kali. ”Kami linglung karena capai bikin banyak game, tetapi tak dapat apa-apa,” katanya.

Jalan menuju sukses terbuka ketika Google merilis sistem operasi untuk ponsel pintar berbasis Android. ”Tahun 2012, kami pindah ke sistem Android, versi sangat awal waktu itu Android 1.6, Kami sudah rilis game Marbel,” katanya.

Modal Andi waktu itu 1 PC, 1 laptop, 1 ponsel Android, dan koneksi internet. Selebihnya adalah kemampuan dan tekad.

Maka, dibuatlah 10 seri game Marbel dengan materi berbeda-beda. Satu materi, satu aplikasi. Android sudah memikirkan sistem pemasukan bagi pengembang yang menaruh aplikasinya di Android, melalui platform iklan.
Google AdMob

AdMob adalah iklan kecil yang muncul ketika kita membuka sebuah aplikasi. Ketika pengguna mengklik iklan itu, sekian sen dollar AS akan masuk ke kantong pembuat aplikasi. Pembuat aplikasi tetap dapat pemasukan dari AdMob walaupun pengguna tak mengklik. Namun nilainya sangat kecil.

Andi tak menyangka, tiga bulan setelah game di Android itu dirilis, ada pemasukan lumayan dari AdMob. ”Saya lebih senang lagi karena respons masyarakat luar biasa. Ratingnya jadi bagus dan banyak yang kirim e-mail kepada kami memberi semangat,” ujarnya.

Spirit Andi untuk fokus pada game edukasi semakin mantap berkat dorongan para pengguna yang tak dia kenal. ”Dengan 10 aplikasi, waktu itu sudah membuat kami percaya diri. Pemasukan dari AdMob bisa menutup kebutuhan bulanan kami,” katanya.

Awal 2013, Educa Studio mengembangkan Riri (Cerita Anak Interaktif), yang berisi cerita rakyat dan fabel, terutama budaya Nusantara, hingga 20 judul. Saat itu Marbel sudah mencapai 65 judul.

Salah satu strategi Andi untuk memperkenalkan game-game buatannya adalah dengan mengikuti berbagai kompetisi game di Indonesia dan luar negeri. ”Kami beberapa kali juara di beberapa kompetisi game nasional,” katanya. Dengan ikut kompetisi, bisa mengimbangi marketing konvensional yang dananya tidak sedikit.

Iklan sponsor
Pada 2014, Educa Studio mulai memperbaiki kualitas sambil merilis brand baru, Kabi (Kisah Teladan Nabi), yang fokus pada game interaktif untuk Muslim. ”Untuk Kabi ada 16 produk, yang sudah dirilis lima, sisanya dirilis Oktober 2014,” katanya.

Andi juga telah merencanakan untuk mengembangkan pendapatan di luar iklan AdMob. Salah satu rancangannya adalah dengan memasukkan iklan sponsor dalam materi game, juga iklan video.

Andi yakin, ke depan iklan video akan memiliki prospek. Educa Studio juga akan mengembangkan mesin game tersendiri untuk smart TV dan game berbasis web.

”Kami juga ada target go international dengan menerbitkan game edisi bahasa Inggris,” kata Andi.

Hambatan selalu ada bagi perusahaan baru atau startup seperti Educa Studio. ”Hal yang utama itu sumber daya manusianya. Orang yang punya keahlian lebih memilih ke Jakarta. Untuk mencari orang yang mau tinggal di Salatiga itu susah,” katanya.

cc04941fbdd443af90e2db79fa75447dPadahal, untuk pembuatan sebuah game pendidikan anak, Andi punya filosofi tersendiri. Para pembuatnya harus bertemu dan berinteraksi.

”Membuat game itu harus senang bareng-bareng,” kata Andi. Jika ada salah satu orang yang tidak merasa senang, hasilnya bisa berbeda.

Pembuat game harus ikut merasakan kesenangan dalam bermain game. Selain menyenangkan, sisi edukasi juga tetap harus menjadi tujuan utama.

”Kepuasan tersendiri bagi kami ketika game-game menyenangkan itu ada yang mengunduhnya. Itu tak ternilai harganya,” kata Andi.
—————————————————————————
Andi Taru Nugroho Nur Wismoyo
? Lahir: Salatiga, Jawa Tengah, 1 April 1987
? Perusahaan: Educa Studio
? Seri ”Game” yang Diterbitkan:
– Marbel: Mari Belajar Sambil Bermain
– Riri: Cerita Anak Interaktif
– Kabi: Kisah Teladan Nabi
? Pendidikan:
– SDN Tuntang III, Semarang, Jawa Tengah
– SMPN 1 Salatiga
– SMK Texmaco Semarang
– S-1 Jurusan Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga, 2005-2009
– S-2 Jurusan Sistem Informasi Universitas Kristen Satya Wacana,  2010-2011
? Istri: Idawati  (26)
? Prestasi:
– Juara I  Game Competition 2008, Salatiga (untuk  Shoot Empire)
– Juara II  Industry Creative Festival 2012 Kementerian Perindustrian,  Bandung (Marbel)
– Finalis Indonesia Game Show 2012,  Jakarta (Dandelion The Game)
– Juara III  Android Game Competition 2012,  Bandung (Dandelion The Game)
– Juara II  Youth Start-Up Icon 2013,  Solo (Educa Studio)
– Juara I  Rock Star Pro Developer 2013,  Jakarta (Marbel, Belajar Membaca)
– Juara I Indonesia Information and Communication Technology Award (INAICTA) 2013,  Jakarta (gamemarbel.com)

Oleh: Amir Sodikin & Robert Adhi KSP

Sumber: Kompas, 27 September 2014

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Sudirman; Membebaskan Dusun dari Kegelapan
Safwan Menghidupkan Perpustakaan Daerah
Agus Pakpahan; ”Komandan” Lalat Ingin Bangsa Ini Cerdas
Basu Swastha Dharmmesta; Profesor yang Jatuh Cinta pada Batik
Mohammad Ali; Dari Mangrove Menuju Kemandirian
Lestari Nurhajati, Perempuan Indonesia Peneliti Demokrasi di Nepal-Afganistan
Maria Yosephina Melinda GamparTotalitas Melayani Pasien
Endang Setyowati; Kepala Sekolah yang Gemar ”Nongkrong”
Berita ini 10 kali dibaca

Informasi terkait

Jumat, 26 Desember 2014 - 09:24 WIB

Sudirman; Membebaskan Dusun dari Kegelapan

Jumat, 19 Desember 2014 - 07:11 WIB

Safwan Menghidupkan Perpustakaan Daerah

Selasa, 16 Desember 2014 - 05:51 WIB

Agus Pakpahan; ”Komandan” Lalat Ingin Bangsa Ini Cerdas

Selasa, 9 Desember 2014 - 07:26 WIB

Basu Swastha Dharmmesta; Profesor yang Jatuh Cinta pada Batik

Senin, 8 Desember 2014 - 07:27 WIB

Mohammad Ali; Dari Mangrove Menuju Kemandirian

Berita Terbaru

Berita

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Okt 2024 - 10:46 WIB

Berita

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Okt 2024 - 10:41 WIB

Berita

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Senin, 21 Okt 2024 - 10:22 WIB