Komet Hale-Bopp yang Enigmatik

- Editor

Rabu, 25 Januari 2017

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

TAHUN lalu komet Hale-Bopp pernah dikabarkan akan menampakkan diri dengan kecerlangan besar. Ramalan itu juga menyebutkan komet Hale-Bopp sebagai calon komet abad ini. Setelah berpengalaman dengan komet Kohoutek (1973) dan Halley (1986), astronom lebih hati-hati mengabarkan kunjungan Hale-Bopp ini. Kohoutek dan Halley jauh di bawah unjuk kerja yang diharapkan, hanya tampak sebagai kabut lemah bercahaya dan berekor.

Lintasan sebuah komet dan jaraknya dari Bumi ternyata bukan dua parameter terpenting untuk menjadikan komet: besar dan spektakuler dipandang mata bugil. Astronom melihat beberapa parameter yang tali-temali untuk menjadikan kedekatan komet dengan Bumi sebagai tontonan besar.

Bentuk lintasan tentu sangat penting.Sebab lintasan dapat menentukan letak komet relatif terhadap Matahari dan jaraknya terhadap Bumi. Kedekatannya dengan Bumi menjanjikan fenomena mudah dilihat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Parameter pertama, es-inti-kotor komet secara fisika harus besar. Ini untuk menjamin pasokan materi yang tersebar dari inti. Dari 500 buah komet, hanya 10 yang mempunyai diameter lebih dari 20 kilometer. Komet Hale-Bopp berdiameter 4O kilometer. Ini saja sudah menguntungkan.

Parameter kedua, inti komet harus aktif. Seperti diperoleh dari pengamatan bulan September 1996, komet ini sangat aktif dalam perjalanannya menuju titik perihelion, yakni titik terdekat dengan Matahari yang menjadi sumber cahaya ultraviolet.

Selain itu, komet juga akan berada di dekat Bumi. Dalam hal Hale-Bopp, jarak yang dicapai hanya 1,33 satuan astronomi, sekitar 180 juta kilometer dari Bumi. Dari Matahari, komet ini hanya terpisah 0,9 satuan astronomi, kira-kira 90 persen jarak Bumi-Matahari. Bandingkan dengan komet besar Donati pada abad lalu yang berjarak 1.05 satuan astronomi.

Parameter-parameter tersebut akan melahirkan komet besar. Hale-Bopp mempunyai syarat yang mendukung untuk meniadikannya sebuah komet indah tampak-mata.

KOMET Hale-Bopp dewasa ini merupakan komet yang paling sering diamati. Tiga bulan lagi ia akan mencapai titik perihelion, pada akhir Maret sampai awal April 1997 diduga akan mencapai magnitude antara minus satu dan minus dua, seterang planet Saturnus.

Hale-Bopp tampak aktif pada bulan September walaupun masih terdapat pada 3 satuan astronomi, sekitar 450 juta kilometer, dengan peragaan kipas materi ber-iga jamak ke arah utara, yang meliputi panjang beberapa juta kilometer dari intinya. Lebih menarik lagi panjangnya: komet itu tampak memperlihatkan ekor ion tipis ke arah timur yang mencapai 0,3 satuan astronomi atau 80 juta kilometer.

Dibandjngkan dengan komet Hyakutake, yakni komet paling terang di tahun 1996, komet Hale-Bopp dalam bulan Maret-April 1997 nanti akan tampak lebih terang. Penentuan astrometrik komet Hale-Bopp sudah dapat dipergunakan untuk memperbaiki pengetahuan tentang lintasan dan periode gerak mengelilingi Matahari. Periodenya 2.500 tabun. Tentu saja tidak ada catatan tertulis tentang komet ini ketika berada di dekat Bumi 2.500 tahun lampau. Gambar elektronik (CCD) mengungkapkan bahwa periode rotasi inti yang berdiameter 40 kilometer memerlukan waktu dua sampai delapan hari. lni memperlihatkan, komet Hale-Bopp merupakan komet aktif yang menyemburkan materialnya melalui gaya gasing.

Beberapa spesies kimiawi telah ditemui dengan teleskop inframerah dan teleskop submilimeter. Bahan-bahan yang diindera adalah air, hidrogen sulfida, karbonil sulfida (CS), formaldehida, dan asam sianida serta metanol. Jenis materi ini tidak berbeda dengan komet lain, tetapi Hale-Bopp mempunyai kuantitas lebih.

GENERASI tua tentu masih ingat komet 1948 yang tampak pada awal Desember 1948. Ekor debunya sangat terang, karena itu diberi nama ”bintang berekor”. Komet itu tampak megah sekali menghiasi langit pagi dan jelas terlihat oleh siapa pun juga di Jawa Tengah.

Komet Ikeya-Seki pada September 1965 memeragakan aneka warna ekor ion dan debu hampir sepanjang setengah bola langit. Komet ini tampak merah seperti darah pada bulan September 1965. Tentu saja ada orang yang lalu mengaitkannya dengan kejadian seram berdarah pada 30 September-1 Oktober 1965. Kita belum bisa memastikan apakah komet Hale-Bopp ini akan menjadi terang. Soalnya, sejak tahun lalu kecerlangan intinya sangat bervariasi. Produksi radikal OH –yang timbul karena air di komet itu dipanaskan oleh sinar lewat lembayung Matahari sebesar 34 ton tiap detik. Ini merupakan hamburan besar. Namun, jumlah massa yang terlempar dan hilang dalam perjalanan tiga bulan mendatang, yang belum jelas hitungannya, dapat mengubah penampakan komet.

Astronom masih memperkirakan komet berdebu ini akan tetap menjadi peraga unik di akhir abad 20. Bagi seorang astronom, penampakan sebuah komet adalah peristiwa alam biasa yang tak kait-mengait dengan peristiwa yojana.

(Bambang Hidayat, guru besar astronomi ITB, bekerja pada Observatorium Bosscha, Lembang)

Sumber: Kompas, tanpa tanggal terdeteksi

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Menghapus Joki Scopus
Kubah Masjid dari Ferosemen
Paradigma Baru Pengendalian Hama Terpadu
Misteri “Java Man”
Empat Tahap Transformasi
Carlo Rubbia, Raja Pemecah Atom
Gelar Sarjana
Gelombang Radio
Berita ini 20 kali dibaca

Informasi terkait

Minggu, 20 Agustus 2023 - 09:08 WIB

Menghapus Joki Scopus

Senin, 15 Mei 2023 - 11:28 WIB

Kubah Masjid dari Ferosemen

Jumat, 2 Desember 2022 - 15:13 WIB

Paradigma Baru Pengendalian Hama Terpadu

Jumat, 2 Desember 2022 - 14:59 WIB

Misteri “Java Man”

Kamis, 19 Mei 2022 - 23:15 WIB

Empat Tahap Transformasi

Berita Terbaru

Berita

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Okt 2024 - 10:46 WIB

Berita

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Okt 2024 - 10:41 WIB

Berita

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Senin, 21 Okt 2024 - 10:22 WIB