Zoonosis; Penyebaran Belum Terkendali

- Editor

Selasa, 29 Maret 2016

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Kerentanan masyarakat di sejumlah negara, termasuk Indonesia, terhadap munculnya kembali berbagai penyakit bersumber binatang, meningkat. Hal itu ditandai munculnya kembali kasus penyakit seperti flu burung dan Zika. Kondisi tersebut menunjukkan upaya mengatasi masalah kesehatan itu belum tuntas.

Menteri Kesehatan Nila F Moeloek, pada seminar nasional Agenda Perlindungan Kesehatan Global (GHSA), Senin (28/3), di Jakarta, mengatakan, tingginya mobilitas warga antarnegara meningkatkan risiko penularan penyakit bersumber binatang atau zoonosis. ”Penduduk dunia amat dinamis. Penting untuk secara ketat menjaga kesehatan nasional agar warga Indonesia tak menulari warga negara lain atau sebaliknya,” ujarnya.

Sebagai contoh, kasus ebola mewabah di sebagian Afrika dan menyebar hingga Asia. Tahun lalu, di Korea Selatan, seorang warga negara itu tertular virus itu dan menyebar ke warga lain.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan M Subuh mengatakan, 80 persen penyakit menular disebabkan binatang, tetapi warga kerap menyepelekan itu. Kemenkes mencatat, tahun 2015 di Indonesia kasus flu burung terjadi dua kali dan merenggut dua korban jiwa. Pekan lalu, ada temuan unggas mati akibat flu burung di Cilandak, Jakarta Selatan.

Hal itu menunjukkan, kesiapan mengantisipasi kasus zoonosis tak optimal. Menurut Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Kemenkes Vensya Sitohang, banyak warga mengabaikan pencegahan zoonosis. ”Misalnya, flu burung, seharusnya jarak ideal kandang dan rumah warga lebih dari 10 meter, ternyata kurang dari itu,” ujarnya.

Tenaga terbatas
Direktur Kesehatan Masyarakat Veteriner Kementerian Pertanian Sri Mukartini menambahkan, tantangan dalam mencegah zoonosis adalah minimnya tenaga kesehatan hewan. Kini hanya ada 250 tenaga kesehatan masyarakat veteriner, padahal seharusnya ada satu petugas per kabupaten. Selain itu, hanya ada sekitar 900 pusat kesehatan hewan di Indonesia, seharusnya setiap kecamatan memiliki pusat kesehatan hewan.

Nila menegaskan, kunci utama pencegahan zoonosis pada manusia ialah menjaga kebersihan. ”Menjaga kebersihan diri dan makanan. Kalau punya hewan peliharaan atau ternak, harus kita jaga kebersihan kandang dan kesehatannya,” ujarnya.

Tahun ini, Indonesia jadi Ketua Agenda Perlindungan Kesehatan Global. Konferensi dihadiri puluhan negara untuk mencari kesepakatan solusi atas soal kesehatan. Menurut Nila, Indonesia jadi pemimpin merumuskan paket aksi zoonosis karena dinilai berhasil mengendalikan zoonosis secara multisektor.

Subuh menambahkan, Regulasi Kesehatan Internasional (IHR) belum diterapkan di banyak negara. Pihaknya berencana mengajukan revisi untuk memperkuat kapasitas sumber daya manusia dan fasilitas, serta peningkatan respons penanganan kasus kesehatan. (C11)
———————-
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 29 Maret 2016, di halaman 1 dengan judul “Penyebaran Belum Terkendali”.

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 6 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB