Tinjau Ulang Elektrifikasi di Daerah Terpencil

- Editor

Minggu, 8 Juni 2014

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Penyediaan tenaga listrik di daerah terpencil dengan membangun pembangkit listrik tenaga surya perlu dikaji ulang karena rendahnya paparan matahari di sebagian wilayah di Indonesia. Untuk itu, pemanfaatan tenaga surya perlu dipadukan dengan sumber energi lain dalam sistem hibrida.

Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Unggul Priyanto menyampaikan hal itu seusai dilantik Menteri Riset dan Teknologi Gusti Muhammad Hatta, Jumat (6/6), di Jakarta. Unggul, yang sebelumnya menjabat Deputi Kepala BPPT Bidang Teknologi Informasi, Energi dan Mineral, menggantikan Marzan Aziz Iskandar.

bajra-setaPengkajian ulang PLTS itu diperlukan terkait rencana pemerintah meningkatkan rasio elektrifikasi di Indonesia, terutama di wilayah terdepan, dengan membangun PLTS. Hal itu karena sebagian wilayah kerap diliputi awan, terutama Kalimantan dan Papua. Saat hari cerah, daya listrik PLTS kapasitas 1 kilowatt sebanyak 4 jam sehari, tetapi dayanya bisa lebih rendah saat tertutup awan dan hujan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Untuk itu, agar pembangkitan listrik memadai, perlu memanfaatkan sumber energi lain yang potensial di daerah, misalnya mikrohidro, tenaga angin, dan biomassa. Hal itu bisa dipadukan dalam sistem pembangkit listrik tenaga hibrida. Jika paduan energi terbarukan itu belum memadai, perlu digunakan mesin diesel berbahan bakar minyak.

Ketua Umum Asosiasi Kontraktor dan Jasa Energi Terbarukan Indonesia Roswilman Rusli menyatakan, pembangunan PLTS di pulau terdepan dan wilayah perbatasan memerlukan analisis teknis dan nonteknis yang melibatkan para pemangku kepentingan. Tujuannya agar efisiensi dan efektivitas pembangkitan listrik optimal.

Kepala Pusat Penelitian Kalibrasi Instrumentasi dan Metrologi (Puslit KIM) LIPI Mego Pinandito, sebelumnya, menyatakan, kalibrasi peralatan ukur dan pengujian alat yang dipakai dalam produksi energi, termasuk kelistrikan, harus dilakukan Puslit KIM LIPI. Sebab, lembaga itu memiliki legitimasi sesuai dengan syarat yang tertuang dalam ISO/IEC 17025. (YUN)

Sumber: Kompas, 7 Juni 2014

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 4 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB