Tawaran Protein Rekombinan dari Tanaman Tembakau

- Editor

Senin, 23 November 2015

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Tanaman tembakau yang telah melalui rekayasa bioteknologi mampu menghasilkan protein rekombinan yang bermanfaat sebagai bahan baku obat hingga energi. Upaya itu diharapkan menjadi alternatif petani tembakau yang selama ini dirugikan tata niaga tembakau.

Selama ini, belum ada yang berusaha memproduksi protein rekombinan dari tanaman. Yang banyak, produksi protein rekombinan dari mikroba, sel hewan, atau sel manusia. “Padahal, Indonesia kaya sumber daya hayati tanaman,” kata Rektor Universitas Teknologi Sumbawa Arief Budi Witarto dalam lokakarya “Politik Ekonomi Tembakau Menuntut Gerakan Lebih Aktif”, yang diadakan Pusat Kajian Kebijakan dan Ekonomi Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Sabtu (21/11), di Jakarta.

Menurut Arief, mantan peneliti bioteknologi LIPI, penggunaan tembakau sebagai penghasil protein punya banyak kelebihan, yakni lebih ramah lingkungan, padat karya karena melibatkan petani tembakau, jaminan halal dibanding produksi protein rekombinan dari bahan lain, biaya produksi lebih murah, dan mengurangi ketergantungan impor bahan obat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Dalam simulasi penelitian protein rekombinan untuk pembuatan insulin saja, keuntungan yang bisa diperoleh petani tembakau bisa empat kali lipat dibanding jika tembakau dijual ke pabrik rokok,” tutur Arief.

DNA-rekombinan-produksi-insulinIa menyeleksi 20 jenis tembakau dari beberapa sentra penghasil tembakau di Indonesia. Hasilnya, tembakau jenis gobir kemloko asal Temanggung, Jawa Tengah, paling bagus digunakan untuk rekayasa genetika sehingga bisa menghasilkan protein.

Prosesnya, setelah memurnikan tembakau dan mengultur jaringan, Arief memasukkan DNA penyandi protein obat dibantu bakteri ke dalam genom DNA sel tembakau. Setelah tembakau dengan DNA penyandi obat diperoleh, tembakau itu dikultur jaringan dan ditanam.

Saat ini, penelitian baru menghasilkan prototipe tembakau penghasil protein. “Belum dikembangkan lebih lanjut ke produksi obat,” ucapnya.

Guru Besar Ilmu Kesehatan Masyarakat UI Hasbullah Thabrany mengatakan, rekayasa genetika menjadikan tembakau penghasil protein untuk obat adalah terobosan yang patut dikembangkan. Jika ingin membela nasib petani tembakau, ujarnya, pemerintah perlu memberikan dukungan pada penelitian itu.

Inovasi tembakau penghasil protein itu salah satu solusi yang ditawarkan dalam pengendalian tembakau bagi petani tembakau. Solusi lain yang dinilai jalan tengah ialah menaikkan cukai rokok setinggi-tingginya, tak dibatasi 57 persen seperti sekarang. Dengan harga tinggi, produksi rokok akan lebih terkendali.

Wakil Ketua Lembaga Demografi UI Abdillah Ahsan menambahkan, seharusnya cukai rokok dinaikkan hingga 80 persen, seperti cukai pada minuman beralkohol. Keduanya berdampak buruk pada kesehatan. (ADH)
——————-
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 23 November 2015, di halaman 13 dengan judul “Tawaran Protein Rekombinan dari Tanaman Tembakau”.

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Baru 24 Tahun, Maya Nabila Sudah Raih Gelar Doktor dari ITB
Metode Sainte Lague, Cara Hitung Kursi Pileg Pemilu 2024 dan Ilustrasinya
Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri
PT INKA Fokus pada Kereta Api Teknologi Smart Green, Mesin Bertenaga Air Hidrogen
7 Sesar Aktif di Jawa Barat: Nama, Lokasi, dan Sejarah Kegempaannya
Anak Non SMA Jangan Kecil Hati, Ini 7 Jalur Masuk UGM Khusus Lulusan SMK
Red Walet Majukan Aeromodelling dan Dunia Kedirgantaraan Indonesia
Penerima Nobel Fisika sepanjang waktu
Berita ini 133 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 1 April 2024 - 11:07 WIB

Baru 24 Tahun, Maya Nabila Sudah Raih Gelar Doktor dari ITB

Rabu, 21 Februari 2024 - 07:30 WIB

Metode Sainte Lague, Cara Hitung Kursi Pileg Pemilu 2024 dan Ilustrasinya

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:23 WIB

Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:17 WIB

PT INKA Fokus pada Kereta Api Teknologi Smart Green, Mesin Bertenaga Air Hidrogen

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:09 WIB

7 Sesar Aktif di Jawa Barat: Nama, Lokasi, dan Sejarah Kegempaannya

Rabu, 3 Januari 2024 - 17:34 WIB

Red Walet Majukan Aeromodelling dan Dunia Kedirgantaraan Indonesia

Minggu, 24 Desember 2023 - 15:27 WIB

Penerima Nobel Fisika sepanjang waktu

Selasa, 21 November 2023 - 07:52 WIB

Madura di Mata Guru Besar UTM Profesor Khoirul Rosyadi, Perubahan Sosial Lunturkan Kebudayaan Taretan Dibi’

Berita Terbaru

US-POLITICS-TRUMP

Berita

Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri

Rabu, 7 Feb 2024 - 14:23 WIB