Talasemia; Pusat Layanan Dibangun di Banyumas

- Editor

Selasa, 7 Juli 2015

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Pemerintah Provinsi Jawa Tengah membangun Gedung Pusat Talasemia di Kabupaten Banyumas. Selain jadi rumah sakit rujukan pasien talasemia di provinsi itu, instalasi rumah sakit yang ditargetkan selesai dibangun akhir 2015 tersebut diharapkan sebagai wadah komunikasi pasien dan keluarga pasien talasemia.

Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Banyumas dr Siswanto Budiwiyoto, di Banyumas, Minggu (5/7), mengatakan, daya tampung instalasi RS tersebut nantinya lebih dari 60 pasien talasemia per hari. Kini RSUD Banyumas baru bisa menangani 17 pasien per hari. Selain itu, RS khusus itu akan jadi RS pendidikan penyakit talasemia.

“Perawatan pasien talasemia di Banyumas dimulai sejak 2009. Saat ini 315 pasien rutin transfusi darah dan terapi,” ujarnya. Biaya pembangunan gedung pusat talasemia tersebut Rp 6,36 miliar, dengan sumber pendanaan dari APBN Jateng Rp 6 miliar dan RSUD Banyumas Rp 360 juta.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

28617572Gedung pusat talasemia dibangun di RSUD Banyumas karena menjadi rujukan pasien talasemia dari Jateng ataupun sejumlah kota di Jawa Barat seperti Banjar dan Ciamis. Jawa Tengah adalah daerah dengan angka talasemia tinggi. Pada 2012, ada 200 pasien terdaftar di Yayasan Talasemia Indonesia Banyumas, naik dua kali daripada 2010.

Talasemia adalah penyakit bawaan yang diturunkan dari orangtua, ditandai dengan gangguan pembentukan hemoglobin, dengan gejala anemia, pembesaran limpa, dan dahi membesar. Pasien butuh transfusi darah seumur hidup. Di RSUD Banyumas, rata-rata frekuensi transfusi darah pasien sekali per bulan.

Pengurus Perhimpunan Orang Tua Penderita Talasemia Indonesia Banyumas Abdul Aziz Suparno berharap jaminan kesehatan dipermudah. Hal itu karena pasien talasemia umumnya dari keluarga kurang mampu.

Sementara itu, Bupati Banyumas Achmad Husein menyatakan, gedung pengobatan penting bagi pasien talasemia untuk mengoptimalkan layanan. Gubernur Jateng Ganjar Pranowo berharap Banyumas menjadi pusat rujukan sekaligus riset talasemia di Indonesia. (GRE)
———————–
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 6 Juli 2015, di halaman 14 dengan judul “Pusat Layanan Dibangun di Banyumas”.

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 5 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB