Sri Fatmawati Raih Penghargaan L’Oréal-UNESCO FWIS International 2013

- Editor

Jumat, 15 November 2013

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

L’Oréal, perusahaan yang berakar pada sains, pada hari ini memperkenalkan Sri Fatmawati dari Indonesia sebagai penerima fellowship internasional L’Oréal-UNESCO For Women In Science (FWIS) tahun 2013. Walaupun dibesarkan dalam keluarga yang sederhana di Surabaya, Sri berhasil mengharumkan nama bangsa dengan menjadi salah satu dari 15 fellow internasional FWIS 2013, terpilih dari ribuan ilmuwan wanita lainnya dari seluruh dunia.

“Untuk menjaga kesehatan dan kesegaran badan, semasa kecil,  Ibu selalu memberikan kami jamu – ramuan tradisional yang terbuat dari bahan-bahan alami. Kekuatan penyembuhan dari jamu membuat saya tertarik untuk mencari tahu mengenai bahan-bahan alami tersebut dan menjadi seorang peneliti untuk dapat menelitinya. Menjadi pemenang L’Oréal-UNESCO For Women In Science adalah pencapaian sebuah impian bagi saya karena ini adalah sebuah bukti bahwa para peneliti perempuan Indonesia sama baiknya dengan para peneliti internasional lainnya. Kemenangan ini memberikan kesempatan kepada saya untuk melanjutkan penelitian di Paris dan mudah-mudahan dapat membawa perubahan dalam dunia kedokteran melalui sains,” ujar Sri Fatmawati, S.Si, M.Sc, Ph.D.

Foto-Mba-FatmaSri memulai kariernya di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya dan telah menjalani riset untuk pasca sarjananya di Indonesia dan Jepang, dimana ia mendapat gelar PhD dalam Agro-Environmental Sciences. Alam adalah adalah inspirasi sejatinya, sehingga, semua penelitiannya pun selalu berpusat pada analisa potensi medis dari bahan-bahan alami yang berasal dari tumbuhan dan jamur, terutama yang digunakan dalam obat-obatan herbal.

Proposal riset Sri  yang memenangkan penghargaan internasional FWIS adalah berdasarkan bahan-bahan alami, dan berkat kemenangannya, Fatmawati diberikan kesempatan untuk melanjutkan penelitiannya pada spons yang ditemukan di Samudera Indo-Pasifik. Penelitiannya mungkin akan menghasilkan obat untuk menyembuhkan berbagai penyakit seperti malaria, infeksi, kanker dan Alzheimer. Jika penelitiannya mengarah pada hasil yang menjanjikan, maka hasil tersebut akan dipatenkan untuk memungkinkan dilakukannya sintesis sebagai senyawa obat yang potensial.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Kisah Sri Fatmawati sangat inspiratif. Sebagai seorang anak, ia sering disembuhkan dari penyakit dengan menggunakan bahan-bahan alami. Sekarang, sebagai seorang ilmuwan ia berbagi kepada sesama dan berharap bahwa penelitiannya akan mengarah pada pengembangan pengobatan yang efektif dan terjangkau untuk mengatasi berbagai penyakit yang berbahaya, yang mudah diakses oleh semua orang dari semua lapisan ekonomi. Ini menggambarkan esensi dari FWIS yaitu untuk memanfaatkan ilmu pengetahuan dan inovasi dalam memperindah dan meningkatkan kehidupan umat manusia,” kata Vismay Sharma, Presiden Direktur PT L’Oréal Indonesia.

Sebagai pemenang internasional FWIS, Sri Fatmawati diberikan beasiswa senilai US$40.000  untuk jangka waktu hingga 2 tahun untuk melakukan penelitian di Institute of Natural Products Chemistry, National Center for Scientific Research (CNRS) di Gif-sur-Yvette, Perancis. Penelitian tersebut akan dilanjutkan dengan kolaborasi penelitian jangka panjang Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya.

Selain mengenali dan memberi dukungan kepada para ilmuwan wanita berprestasi, L’Oréal- UNESCO FWIS International juga mendorong para ilmuwan wanita untuk berbagi pengetahuan, pengalaman dan jaringan untuk ilmuwan wanita lainnya di seluruh dunia. Dengan memberikan penghargaan bagi wanita, program ini berusaha untuk memberikan inspirasi kepada generasi berikutnya untuk berkarir di bidang sains.

“Sains adalah kunci yang mendorong dan mempercepat kemajuan suatu negara. KNIU KemDikBud sangat menghargai inisiatif L’Oréal dalam menghargai peran penting ilmuwan wanita dalam memajukan sains dan sebagai inspirasi perempuan muda Indonesia untuk berkarir sebagai ilmuwan. Melalui FWIS, L’Oréal membantu mewujudkan potensi Indonesia sebagai bangsa berbasis sains” kata Prof. Dr. Arief Rachman MPd, Ketua Harian Komite Nasional Indonesia untuk UNESCO (KNIU), Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemdikbud).

Pencapaian Sri ini dapat diraih karena adanya dukungan serta kerja sama yang erat dari Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO (KNIU) serta Departemen Pendidikan Nasional dan Kebudayaan. Sampai saat ini, ada 30 penerima beasiswa (pemenang L’Oréal FWIS Nasional) yang terdiri dari 22 orang penerima beasiswa dari kategori Life Sciences dan 8 penerima beasiswa dari kategori Material Science.

Empat orang dari penerima beasiswa tingkat nasional juga telah diakui di tingkat FWIS internasional. Pada bulan Maret, satu lagi peneliti wanita Indonesia, Sri Fatmawati telah dianugerahi penghargaan bergengsi di acara L’Oréal – UNESCO FWIS International Fellowship Award Ceremony 2013 di Paris.

Program beasiswa Sri diadakan di Institute of Natural Products Chemistry, National Center for Scientific Research (CNRS) di Gif-sur-Yvette, Perancis yang akan mengarah pada kerjasama penelitian jangka panjang dengan lembaga di Indonesia. Sri Fatmawati berharap penelitiannya akan memberikan kontribusi penting untuk mengobati penyakit yang membahayakan bagi manusia dan meningkatkan kualitas kehidupan manusia di seluruh dunia.

L’Oréal percaya bahwa sains adalah masa depan yang memegang kunci untuk pertumbuhan yang berkelanjutan. Ini sangat penting untuk membantu mendorong generasi berikutnya, termasuk pemuda Indonesia untuk mengejar karir di bidang sains. Juga dalam kemitraan dengan KNIU, melalui program-program seperti L’Oréal Girl Science Camp dan L’Oréal Science Discovery Lab, L’Oréal terus menunjukkan komitmen jangka panjang untuk mempromosikan dan mendukung sains di antara generasi muda di seluruh Indonesia.

Sejak tahun 2005, L’Oréal Girls Science Camp (LGSC) diselenggarakan dengan kerja sama dari KNIU untuk mempopulerkan ilmu sains terutama untuk siswa perempuan yang masih duduk di bangku sekolah menengah. Diciptakan sebagai bagian dari For Women in Science National program, pemenang FWIS nasional yang terlibat dalam LGSC, bertindak sebagai mentor bagi para siswa serta juri dalam program tersebut.

Sampai saat ini, sudah lebih dari 400 siswa perempuan yang berasal dari berbagai sekolah menengah dari seluruh Indonesia, telah berpartisipasi dalam kompetisi sains yang diselenggarakan oleh program L’Oréal Girls Science Camp. Program ini bertujuan untuk menginspirasi siswa perempuan di tingkat nasional untuk menjadi ilmuwan dan peneliti perempuan Indonesia generasi berikutnya.

Pada tahun 2009, daripada memilih untuk merayakan tahun ke-100 nya, L’Oréal meluncurkan 100 proyek di seluruh dunia yang berfokus dalam mempromosikan antusiasme pelajaran sains di kalangan siswa sekolah menengah yang kurang mampu.

Melalui L’Oréal Science Discovery Lab (SDL), 30 sekolah yang kurang mampu di seluruh Indonesia telah didukung dengan peralatan sains dan material untuk memungkinkan siswa lebih mengenal dan menggali pengetahuannya mengenai sains. Sebuah survey pada tahun 2012 menunjukkan bahwa siswa mendapatkan nilai yang bagus karena belajar menggunakan peralatan sains yang memadai. Melalui sering dilakukannya kerja praktek di sekolah, baik para siswa maupun guru merasakan bahwa ilmu sains dapat menjadi jauh lebih menyenangkan untuk dipelajari.

Didirikan oleh seorang ahli peneliti kimia, Eugene Schueller, L’Oréal adalah perusahaan global yang berakar pada sains dan berbasis pada penelitian. Sejak didirikan pada tahun 1909, L’Oréal selalu berusaha mendobrak batasan sains dan pengetahuan, mempromosikan riset, menguatkan peran perempuan dalam bidang sains, mengakui keunggulan serta mendorong investasi dalam bidang riset baru.

Pada tahun 1998, L’Oréal-UNESCO FWIS merupakan bentuk pengakuan terhadap keunggulan para ilmuwan perempuan dan tahun 2013 ini menandai 15 tahun diselenggarakan FWIS International yang telah memberikan penghargaan kepada peneliti wanita di seluruh dunia yang memberikan kontribusi dalam memajukan dunia di bidang pengetahuan dengan ide-idenya yang luar biasa.

Dengan ketidakpastian ekonomi saat ini, ilmu pengetahuan – dan peneliti sendiri – memainkan peran penting dalam mempercepat penkembangan dunia: mendorong inovasi dan pendekatan yang dapat menginsipirasi kemajuan. Selain itu, dengan mempromosikan ilmu pengetahuan sebagai karir bagi wanita muda, program ini mendukung ide-ide inovatif yang diperlukan untuk menghadapi masalah-masalah penting di bidang kemanusiaan. Banyak penerima penghargaan L’Oréal-UNESCO melakukan peneliti mengenai permasalahan yang mewakili isu global yang penting: memanfaatkan sumber daya lokal untuk menangani isu-isu lokal seperti pasokan makanan dan hal spesifik yang terdapat di lingkungan setempat, serta untuk kemajuan kualitas hidup masyarakat, kesehatan pekerjaan lainnya.

Secara keseluruhan, program ini telah menyediakan beasiswa untuk lebih dari 1.652 orang dan hingga akhir tahun 2013, FWIS akan memberikan dukungan kepada 1.729 ilmuwan wanita yang berasal lebih dari 100 negara di dunia. FWIS Internasional telah memberikan 77 penghargaan kepada para Laureates termasuk dua orang yang memenangkan hadiah Nobel: Prof. Elizabeth Blackburn (2008 Laureate dari Amerika Utara) yang dianugerahi hadiah Nobel di bidang Medicine untuk penelitiannya mengenai umur kromosom dan Professor Christine van Broeckhoven (2006 Laureate dari Eropa) yang di beri penghargaan untuk penelitiannya mengenai penyakit Alzheimer. (EVA)

Sumber: SWA, April 11, 2013 by Eva Martha Rahayu

———–

Ilmuwan Sri Fatmawati Raih Penghargaan L’Oreal-UNESCO FWIS 2013

Sri Fatmawati, meraih penghargaan L’Oreal-UNESCO FWIS International 2013 untuk penelitiannya terhadap spons sebagai sumber obat medis.

Sri Fatmawati, meraih penghargaan L’Oreal-UNESCO FWIS International 2013 untuk penelitiannya terhadap spons sebagai sumber obat medis.

[SWA.CO.ID] – L’Oréal, perusahaan yang berakar pada sains, pada hari ini memperkenalkan Sri Fatmawati dari Indonesia sebagai penerima fellowship internasional L’Oréal-UNESCO For Women In Science (FWIS) tahun 2013. Walaupun dibesarkan dalam keluarga yang sederhana di Surabaya, Sri berhasil mengharumkan nama bangsa dengan menjadi salah satu dari 15 fellow internasional FWIS 2013, terpilih dari ribuan ilmuwan wanita lainnya dari seluruh dunia.

“Untuk menjaga kesehatan dan kesegaran badan, semasa kecil,  Ibu selalu memberikan kami jamu – ramuan tradisional yang terbuat dari bahan-bahan alami. Kekuatan penyembuhan dari jamu membuat saya tertarik untuk mencari tahu mengenai bahan-bahan alami tersebut dan menjadi seorang peneliti untuk dapat menelitinya. Menjadi pemenang L’Oréal-UNESCO For Women In Science adalah pencapaian sebuah impian bagi saya karena ini adalah sebuah bukti bahwa para peneliti perempuan Indonesia sama baiknya dengan para peneliti internasional lainnya. Kemenangan ini memberikan kesempatan kepada saya untuk melanjutkan penelitian di Paris dan mudah-mudahan dapat membawa perubahan dalam dunia kedokteran melalui sains,” ujar Sri Fatmawati, S. Si, M. Sc, Ph. D.

Sri memulai kariernya di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya dan telah menjalani riset untuk pasca sarjananya di Indonesia dan Jepang, dimana ia mendapat gelar PhD dalam Agro-Environmental Sciences. Alam adalah adalah inspirasi sejatinya, sehingga, semua penelitiannya pun selalu berpusat pada analisa potensi medis dari bahan-bahan alami yang berasal dari tumbuhan dan jamur, terutama yang digunakan dalam obat-obatan herbal.

Penelitian Pada Spons yang Menjanjikan Kesembuhan
Proposal riset Sri  yang memenangkan penghargaan internasional FWIS adalah berdasarkan bahan-bahan alami, dan berkat kemenangannya, Fatmawati diberikan kesempatan untuk melanjutkan penelitiannya pada spons yang ditemukan di Samudera Indo-Pasifik. Penelitiannya mungkin akan menghasilkan obat untuk menyembuhkan berbagai penyakit seperti malaria, infeksi, kanker dan Alzheimer. Jika penelitiannya mengarah pada hasil yang menjanjikan, maka hasil tersebut akan dipatenkan untuk memungkinkan dilakukannya sintesis sebagai senyawa obat yang potensial.

“Kisah Sri Fatmawati sangat inspiratif. Sebagai seorang anak, ia sering disembuhkan dari penyakit dengan menggunakan bahan-bahan alami. Sekarang, sebagai seorang ilmuwan ia berbagi kepada sesama dan berharap bahwa penelitiannya akan mengarah pada pengembangan pengobatan yang efektif dan terjangkau untuk mengatasi berbagai penyakit yang berbahaya, yang mudah diakses oleh semua orang dari semua lapisan ekonomi. Ini menggambarkan esensi dari FWIS yaitu untuk memanfaatkan ilmu pengetahuan dan inovasi dalam memperindah dan meningkatkan kehidupan umat manusia,” kata Vismay Sharma, Presiden Direktur PT L’Oréal Indonesia.

Sebagai pemenang internasional FWIS, Sri Fatmawati diberikan beasiswa senilai US$40.000  untuk jangka waktu hingga 2 tahun untuk melakukan penelitian di Institute of Natural Products Chemistry, National Center for Scientific Research (CNRS) di Gif-sur-Yvette, Perancis. Penelitian tersebut akan dilanjutkan dengan kolaborasi penelitian jangka panjang Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya.

Inspirasi Bagi Perempuan Untuk Menekuni Sains
Selain mengenali dan memberi dukungan kepada para ilmuwan wanita berprestasi, L’Oréal- UNESCO FWIS International juga mendorong para ilmuwan wanita untuk berbagi pengetahuan, pengalaman dan jaringan untuk ilmuwan wanita lainnya di seluruh dunia. Dengan memberikan penghargaan bagi wanita, program ini berusaha untuk memberikan inspirasi kepada generasi berikutnya untuk berkarir di bidang sains.

“Sains adalah kunci yang mendorong dan mempercepat kemajuan suatu negara. KNIU KemDikBud sangat menghargai inisiatif L’Oréal dalam menghargai peran penting ilmuwan wanita dalam memajukan sains dan sebagai inspirasi perempuan muda Indonesia untuk berkarir sebagai ilmuwan. Melalui FWIS, L’Oréal membantu mewujudkan potensi Indonesia sebagai bangsa berbasis sains” kata Prof. Dr. Arief Rachman MPd, Ketua Harian Komite Nasional Indonesia untuk UNESCO (KNIU), Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemdikbud).

Pencapaian Sri ini dapat diraih karena adanya dukungan serta kerja sama yang erat dari Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO (KNIU) serta Departemen Pendidikan Nasional dan Kebudayaan. Sampai saat ini, ada 30 penerima beasiswa (pemenang L’Oréal FWIS Nasional) yang terdiri dari 22 orang penerima beasiswa dari kategori Life Sciences dan 8 penerima beasiswa dari kategori Material Science.

Empat orang dari penerima beasiswa tingkat nasional juga telah diakui di tingkat FWIS internasional. Ilmuwan peneliti Sri Fatmawati menerima anugerah penghargaan bergengsi ini pada acara L’Oréal-UNESCO FWIS International Fellowship Award Ceremony 2013 di Paris di bulan Maret 2013.

Akan Dua Tahun Meneliti di Perancis
Program beasiswa Sri diadakan di Institute of Natural Products Chemistry, National Center for Scientific Research (CNRS) di Gif-sur-Yvette, Perancis yang akan mengarah pada kerjasama penelitian jangka panjang dengan lembaga di Indonesia. Sri Fatmawati berharap penelitiannya akan memberikan kontribusi penting untuk mengobati penyakit yang membahayakan bagi manusia dan meningkatkan kualitas kehidupan manusia di seluruh dunia.

L’Oréal percaya bahwa sains adalah masa depan yang memegang kunci untuk pertumbuhan yang berkelanjutan. Ini sangat penting untuk membantu mendorong generasi berikutnya, termasuk pemuda Indonesia untuk mengejar karir di bidang sains. Juga dalam kemitraan dengan KNIU, melalui program-program seperti L’Oréal Girl Science Camp dan L’Oréal Science Discovery Lab, L’Oréal terus menunjukkan komitmen jangka panjang untuk mempromosikan dan mendukung sains di antara generasi muda di seluruh Indonesia.

Sejak tahun 2005, L’Oréal Girls Science Camp (LGSC) diselenggarakan dengan kerja sama dari KNIU untuk mempopulerkan ilmu sains terutama untuk siswa perempuan yang masih duduk di bangku sekolah menengah. Diciptakan sebagai bagian dari For Women in Science National program, pemenang FWIS nasional yang terlibat dalam LGSC, bertindak sebagai mentor bagi para siswa serta juri dalam program tersebut.

Sampai saat ini, sudah lebih dari 400 siswa perempuan yang berasal dari berbagai sekolah menengah dari seluruh Indonesia, telah berpartisipasi dalam kompetisi sains yang diselenggarakan oleh program L’Oréal Girls Science Camp. Program ini bertujuan untuk menginspirasi siswa perempuan di tingkat nasional untuk menjadi ilmuwan dan peneliti perempuan Indonesia generasi berikutnya.

Sumber: SWA.CO.ID/Eva/April2013

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Metode Sainte Lague, Cara Hitung Kursi Pileg Pemilu 2024 dan Ilustrasinya
Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri
PT INKA Fokus pada Kereta Api Teknologi Smart Green, Mesin Bertenaga Air Hidrogen
7 Sesar Aktif di Jawa Barat: Nama, Lokasi, dan Sejarah Kegempaannya
Anak Non SMA Jangan Kecil Hati, Ini 7 Jalur Masuk UGM Khusus Lulusan SMK
Red Walet Majukan Aeromodelling dan Dunia Kedirgantaraan Indonesia
Penerima Nobel Fisika sepanjang waktu
Madura di Mata Guru Besar UTM Profesor Khoirul Rosyadi, Perubahan Sosial Lunturkan Kebudayaan Taretan Dibi’
Berita ini 0 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 21 Februari 2024 - 07:30 WIB

Metode Sainte Lague, Cara Hitung Kursi Pileg Pemilu 2024 dan Ilustrasinya

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:23 WIB

Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:17 WIB

PT INKA Fokus pada Kereta Api Teknologi Smart Green, Mesin Bertenaga Air Hidrogen

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:09 WIB

7 Sesar Aktif di Jawa Barat: Nama, Lokasi, dan Sejarah Kegempaannya

Rabu, 7 Februari 2024 - 13:56 WIB

Anak Non SMA Jangan Kecil Hati, Ini 7 Jalur Masuk UGM Khusus Lulusan SMK

Minggu, 24 Desember 2023 - 15:27 WIB

Penerima Nobel Fisika sepanjang waktu

Selasa, 21 November 2023 - 07:52 WIB

Madura di Mata Guru Besar UTM Profesor Khoirul Rosyadi, Perubahan Sosial Lunturkan Kebudayaan Taretan Dibi’

Senin, 13 November 2023 - 13:59 WIB

Meneladani Prof. Dr. Bambang Hariyadi, Guru Besar UTM, Asal Pamekasan, dalam Memperjuangkan Pendidikan

Berita Terbaru

US-POLITICS-TRUMP

Berita

Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri

Rabu, 7 Feb 2024 - 14:23 WIB