Siswa di Serang Bikin Pengawet Tahu Pengganti Formalin

- Editor

Minggu, 28 Agustus 2016

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Temuan mereka dinamai BioPresv. Harganya Rp10 ribu.
Zat formalin yang biasa digunakan untuk pengawet mayat, ternyata masih sering digunakan oleh produsen tahu untuk mengawetkan dan membuat kenyal tahu. Menyadari bahaya penggunaan zat tersebut, para siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) Bina Putera, Kopo, Serang, Banten melakukan gebrakan dengan menciptakan bahan pengawet alami, sebagai pengganti formalin.

Akhmad Supriyatna, Ketua Yayasan Lembaga Pendidikan dan Pengembangan SDM (LPPSDM) Bina Putera Utama, yang membina SMA Bina Putera mengatakan, pengawet alami yang ditemukan oleh para siswa ini dinamakan dengan Pengawet Alami Tahu (Palata). Setelah melakukan pengujian selama setahun, Palata itu dilabeli merek dengan nama BioPresv.

Yatna, ternyata bukan hanya seorang Ketua Pembina SMA Bina Putera saja, pria asal Serang tersebut juga lulusan Institut Pertanian Bogor jurusan Teknologi Pangan. Dalam temuan pengawet alami tahu itu, ia berkontribusi sebagai penggagas penelitian BioPresv.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Dia menjelaskan, BioPresv terbuat melalui proses fermentasi dengan bahan dasar buah pisang sebagai media untuk sumber nutrisi bakteri murni. Dia menjelaskan bakteri murni tersebut berfungsi untuk menekan bakteri pembusuk masuk ke dalam bahan tahu. Yatna mengatakan, bakteri yang ada di dalam BioPresv merupakan tiga jenis bakteri Lactobacillus.
“Bakteri murni ini bantuan dari Lab MBrio Bogor, mereka juga yang membantu SMA Bina Putera hingga pisang bagus didapat,” ujar Yatna.

Soal proses pembuatannya, pisang dilumatkan seperti bubur, lalu di simpan dalam drum muatan 200 liter. Selanjutnya difermentasi dengan memasukkan tiga jenis Lactobacillus, setelah itu bubur pisang dibiarkan kedap udara selama lima sampai tujuh hari.

57442044583d7-pengawet-tahu-alami-biopresv_663_382Pengawet tahu alami, BioPresv (VIVA.co.id/Mitra Angelia)

“Satu drum (200 liter) itu, 20 sampai 25 kilogram pisang matang,” katanya.

Pisang yang digunakan pun harus pisang manis yang matang, sebab media tersebutlah yang menjadi sumber nutrisi bagi Lactobacillus. Jika ada campuran kurang matang, kata Yatna, maka ada penambahan fruktosa, jenis gula sederhana.

“Intinya makanan untuk bakterinya tidak boleh kurang,” jelasnya.

Kemudian, setelah difermentasi lima hingga tujuh hari, barulah dilakukan penyaringan. Ampas dipisahkan dan airnya lalu dikemas. “Kita lagi coba ampasnya untuk pupuk tanaman ya,” tutur Yatna.

Cuma Rp10 ribu
Sebagai informasi, sebelum menemukan pisang sebagai media yang tepat untuk pengawet alami tahu ini, Yatna dan para siswa telah mencobakan membuat media dari sirsak, markisah, pepaya dan singkong, hingga berujung penemuan berhasil dengan media pisang.

Pada proses pembuatan tahu, BioPresv difungsikan untuk menggantikan peran formalin yang sering digunakan para pembuat tahu. Ketika ditambahkan dalam proses pembuatan tahu, BioPresv bisa membuat tahu tetap kenyal, dan tak mudah rusak. Pengawet alami itu juga berfungsi untuk menghindari bau busuk dan tidak licin, pada saat perendaman. Sementara ini, BioPresv dijual dengan harga Rp10 ribu, dibantu pemasaran business to business oleh Parno, produsen tahu merek Bunga Tahu dan Bintang Terang. “Kita harus jual di bawah harga formalin,” tambah Yatna.

Yatna pun menaruhkan harapannya, inovasi tepat guna ini bisa diperhatikan oleh pemerintah dan instansi terkait. Sebab, inovasi ini bisa melepas para produsen tahu dari pengawet bahaya, seperti formalin. “Sudah pengawet mayat, juga penyebab kanker kan,” ujar dia.

Soal daya pengawetan, BrioPresv bisa mengawetkan tahu selama dua sampai tiga hari, sedangkan formalin mengawetkan tahu selama tiga hari.

Oleh : Amal Nur Ngazis, Mitra Angelia

Sumber: VIVA.co.id – Selasa, 24 Mei 2016
———————
Bio Presv Sebagai Pengganti Formalin

Zat formalin yang digunakan untuk pengawet mayat sekarang masih digunakan oleh produsen-produsen tahu untuk mengawetkan tahu hasil produksi mereka. Zat yang berbahaya tersebut tidak hanya digunakan oleh produsen tahu, tapi para penjula bakso dan mie mie lainnya. Menyadari bahaya penggunaan zat tersebut guru dan siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) Bina Putera, Kopo, Serang, Banten melakukan inovasi baru dengan menciptakan bahan pengawet alami sebagai ganti formalin yang diberinama Bio Presv. Pengawet alami yang ditemukan oleh para siswa ini sangat baik digunakan untuk pengawet alami Tahu.

BioPresv dengan bahan dasar buah pisang dibuat melalui proses fermentasi. Buah pisang dijadikan sebagai media untuk sumber nutrisi bakteri murni. Dia menjelaskan bakteri murni tersebut berfungsi untuk menekan bakteri pembusuk masuk ke dalam bahan tahu. “Bakteri murni ini bantuan dari Lab MBrio Bogor, mereka juga yang membantu SMA Bina Putera hingga pisang bagus didapat,” Pisang yang digunakan sebagai bahan dasar BioPres harus pisang manis yang matang, sebab media tersebutlah yang menjadi sumber nutrisi bagi Lactobacillus. Jika ada campuran kurang matang, maka ada penambahan fruktosa, jenis gula sederhana. Kemudian, setelah difermentasi lima hingga tujuh hari, barulah dilakukan penyaringan. Ampas dipisahkan dan airnya lalu dikemas. “Kita lagi coba ampasnya untuk pupuk tanaman.

Pada proses pembuatan tahu, BioPresv difungsikan untuk menggantikan peran formalin yang sering digunakan para pembuat tahu. Ketika ditambahkan dalam proses pembuatan tahu, BioPresv bisa membuat tahu tetap kenyal, dan tak mudah rusak. Pengawet alami itu juga berfungsi untuk menghindari bau busuk dan tidak licin, pada saat perendaman.

Sumber: http://www.idsalim.com/, June 03, 2016

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 2 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB