Semburan Lumpur di Pati Berupa Metana

- Editor

Rabu, 5 November 2014

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Semburan gas dan lumpur di Dukuh Sarimulyo, Desa Wotan, Kecamatan Sukolilo, Pati, Jawa Tengah, Sabtu pekan lalu, diduga merupakan gas rawa (metana). Kesimpulan itu disampaikan Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM Surono setelah mengirim tim, Senin (4/11).

Semburan lumpur keluar dari kedalaman 140 meter dari permukaan tanah dengan ketinggian semburan hingga 25 meter akibat pengeboran untuk pembuatan sumur. Semburan berhenti pada hari berikutnya. Hasil pengukuran lapangan, derajat keasaman (pH) air 8,35 dan suhunya 31,1 derajat celsius. ”Daerah semburan secara morfologi berupa pedataran bekas rawa dengan formasi buluh, terdiri dari gamping pasiran dan sisipan pasir. Sampai saat ini masih ada gelembung gas dengan intensitas rendah,” kata Surono. Untuk menghindari letusan, warga setempat diimbau tidak menutup rapat lubang untuk menghindari akumulasi gas. Selain itu, jangan menyalakan api di sekitar semburan. (AIK/HEN)

—————————————————————————

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Dukung Kemaritiman, Kembangkan Satelit Mandiri
Indonesia sudah waktunya mengembangkan teknologi pengindraan jauh secara mandiri untuk mendukung pembangunan, termasuk pengembangan sektor maritim. Teknologi pengindraan jauh, antara lain dengan satelit, dapat memberi informasi dengan cakupan luas, menyeluruh, dan sistematis. Hingga kini, Indonesia masih memanfaatkan informasi dan data dari pusat satelit internasional. Padahal, Indonesia punya tenaga ahli dan teknologi untuk mengembangkan satelit nasional mandiri. ”Kami mendorong ada kerja sama konsorsium nasional untuk mengembangkan satelit nasional,” kata Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Thomas Djamaluddin di sela pertemuan Pan Ocean Remote Sensing Conference 2014 di Sanur, Bali, Selasa (4/11). Lapan punya satelit mikro ekuatorial Lapan-Tubsat A1, satelit eksperimen yang memantau permukaan wilayah. Lapan juga menyiapkan satelit pengganti Lapan-Tubsat A2 plus tambahan kemampuan sensor, komunikasi radio amatir, dan peralatan kamera pendeteksi kapal laut yang melewati perairan Indonesia. (COK)

Sumber: Kompas, 5 November 2014

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 4 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB