Sanitasi Buruk Picu Penyakit Ginjal

- Editor

Kamis, 2 Juni 2016

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Akses sebagian warga di Indonesia terhadap air bersih dan sanitasi yang layak terkendala. Hingga tahun 2015, 62 juta orang atau 53 persen dari total jumlah penduduk di pedesaan belum punya akses sanitasi yang layak. Kondisi itu meningkatkan risiko berbagai penyakit, termasuk gagal ginjal.

Menteri Kesehatan Nila F Moeloek menyatakan hal itu, Selasa (31/5), pada acara deklarasi Bebas Buang Air Besar (BAB) Sembarangan, di Desa Panunggalan, Kecamatan Pulokulon, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah. Program itu didukung Program Air dan Sanitasi (WSP) Bank Dunia serta Asosiasi Kabupaten Kota Peduli Sanitasi (Akkopsi).

Penyakit gagal ginjal antara lain terkait penggunaan air tak bersih atau tercemar untuk kebutuhan sehari-hari. “Kami mencari penyebabnya, ternyata penggunaan air tak bersih, selain diabetes dan hipertensi,” ujarnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan mengeluarkan biaya pengobatan gagal ginjal Rp 3,4 triliun bagi 3 juta warga Indonesia. Namun, bantuan biaya pengobatan tak bisa menekan angka penyakit. Untuk pencegahan penyakit, perlu peningkatan akses air bersih dan sanitasi layak, pemenuhan asupan gizi, serta lingkungan bersih.

Terkait hal itu, kesadaran warga pada akses sanitasi layak dan menghilangkan perilaku buang air besar sembarangan perlu didorong. “Kalau buang air besar di sungai, air jadi kotor, air itu untuk mandi dan mencuci, sehingga memicu penyakit,” ucapnya.

Kabupaten Grobogan jadi satu dari lima daerah terverifikasi berhenti praktik BAB sembarangan. Daerah lainnya adalah Kabupaten Ngawi, Pacitan, Magetan, dan Kota Madiun di Jawa Timur.

Aplikasi sanitasi
PBB menetapkan sanitasi sebagai hak asasi pada 2010. Di Indonesia, dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2015-2019, salah satu target pemerintah ialah 100 persen stop BAB sembarangan. Selain gagal ginjal, sanitasi tak layak ju- ga memicu diare, kolera, disentri, hepatitis A, polio, dan menghambat pertumbuhan anak balita.

Untuk itu, Kemenkes dan WSP Bank Dunia meluncurkan aplikasi untuk platform Android bernama Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) Smart. Itu untuk mengawal tercapainya 100 persen akses sanitasi bagi warga Indonesia pada 2019.

Dengan aplikasi diunduh lewat Play Store, semua pihak bisa memantau capaian STBM daerah. Selama ini STBM, didukung terobosan pemimpin daerah, mendorong akses sanitasi 47 persen pada 2015 dan menekan praktik BAB sembarangan.

Bupati Grobogan Sri Sumarni menambahkan, pihaknya menyosialisasikan agar warga tak BAB sembarangan sejak 2008. “Bantuan fisik dialihkan sosialisasi. Pengadaan jamban secara swadaya, dengan memudahkan pembiayaan,” katanya. (GRE)
—————-
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 2 Juni 2016, di halaman 14 dengan judul “Sanitasi Buruk Picu Penyakit Ginjal”.

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Metode Sainte Lague, Cara Hitung Kursi Pileg Pemilu 2024 dan Ilustrasinya
Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri
PT INKA Fokus pada Kereta Api Teknologi Smart Green, Mesin Bertenaga Air Hidrogen
7 Sesar Aktif di Jawa Barat: Nama, Lokasi, dan Sejarah Kegempaannya
Anak Non SMA Jangan Kecil Hati, Ini 7 Jalur Masuk UGM Khusus Lulusan SMK
Red Walet Majukan Aeromodelling dan Dunia Kedirgantaraan Indonesia
Penerima Nobel Fisika sepanjang waktu
Madura di Mata Guru Besar UTM Profesor Khoirul Rosyadi, Perubahan Sosial Lunturkan Kebudayaan Taretan Dibi’
Berita ini 0 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 21 Februari 2024 - 07:30 WIB

Metode Sainte Lague, Cara Hitung Kursi Pileg Pemilu 2024 dan Ilustrasinya

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:23 WIB

Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:17 WIB

PT INKA Fokus pada Kereta Api Teknologi Smart Green, Mesin Bertenaga Air Hidrogen

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:09 WIB

7 Sesar Aktif di Jawa Barat: Nama, Lokasi, dan Sejarah Kegempaannya

Rabu, 7 Februari 2024 - 13:56 WIB

Anak Non SMA Jangan Kecil Hati, Ini 7 Jalur Masuk UGM Khusus Lulusan SMK

Minggu, 24 Desember 2023 - 15:27 WIB

Penerima Nobel Fisika sepanjang waktu

Selasa, 21 November 2023 - 07:52 WIB

Madura di Mata Guru Besar UTM Profesor Khoirul Rosyadi, Perubahan Sosial Lunturkan Kebudayaan Taretan Dibi’

Senin, 13 November 2023 - 13:59 WIB

Meneladani Prof. Dr. Bambang Hariyadi, Guru Besar UTM, Asal Pamekasan, dalam Memperjuangkan Pendidikan

Berita Terbaru

US-POLITICS-TRUMP

Berita

Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri

Rabu, 7 Feb 2024 - 14:23 WIB