Saat Planet dan Matahari Beriringan

- Editor

Selasa, 5 Juni 2012

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Matahari yang terbit di seluruh Indonesia, Rabu (6/6), tidak seperti hari-hari biasa. Ia akan muncul bersama Planet Venus dan bergerak beriringan menyusuri langit hingga tengah hari. Setelah itu, keduanya akan menempuh jalan masing-masing untuk beriringan kembali pada 11 Desember 2117.

Gerak Venus melintasi Matahari yang terlihat dari Bumi seolah-olah beriringan itu disebut transit Venus. Peristiwa tersebut mirip gerhana Matahari yang terjadi saat piringan Bulan bergerak melintasi piringan Matahari.

Karena jarak Bulan-Bumi jauh lebih dekat dibandingkan jarak Venus-Bumi, piringan Bulan dapat menutupi sebagian atau seluruh piringan Matahari. Adapun Venus hanya akan terlihat seperti bola kecil hitam yang bergerak di depan bola raksasa meski ukuran Venus dan Bumi hampir sama.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Dosen Program Studi Astronomi Institut Teknologi Bandung (ITB), Moedji Raharto, Minggu (3/6), mengatakan, transit Venus adalah peristiwa langka. Hal itu terjadi saat Matahari-Venus-Bumi dalam posisi sejajar.

Meski Venus terletak antara Bumi dan Matahari, kesejajaran ketiga benda langit itu tidak selalu terjadi. Bidang edar Venus mengelilingi Matahari miring 3,4 derajat terhadap bidang edar Bumi mengelilingi Matahari.

”Transit akan terjadi saat Venus terletak di sekitar titik perpotongan dua bidang edar itu,” kata Moedji. Karena perpotongan dua bidang edar ada di dua titik, transit Venus terjadi sepasang yang tiap bagian berjarak 8 tahun.

Jarak antarpasangan transit Venus adalah 105,5 tahun dan 121,5 tahun untuk transit yang terjadi antara tahun 1631 dan 2846. Sebelum dan sesudah periode itu, jarak antartransit Venus berbeda dan beberapa di antaranya tak berpasangan akibat dinamika gerak benda langit.

Ferry M Simatupang, dosen Astronomi ITB lain, menambahkan, jarak panjang antarpasangan transit Venus terjadi karena beda periode revolusi kedua planet. Venus butuh 224 hari (waktu Bumi) untuk mengelilingi Matahari, sedangkan Bumi perlu 365,25 hari.

Transit Venus 6 Juni berpasangan dengan transit Venus 8 Juni 2004. Saat itu Venus melintasi piringan selatan Matahari. Adapun transit kali ini, Venus akan melewati piringan utara Matahari.

Waktu yang diperlukan Venus untuk melintasi piringan Matahari pada transit kali ini 6 jam 40 menit. Sebagian besar tempat di muka Bumi yang dapat menyaksikan Matahari (tidak sedang malam) dapat mengamati fenomena ini meski tidak secara utuh.

Tempat terbaik untuk mengamati transit Venus kali ini secara utuh ada di Samudra Pasifik, Asia Timur, Australia bagian timur, Selandia Baru, Alaska-Amerika Serikat, dan Siberia-Rusia.

Di Indonesia, tempat terbaik adalah Indonesia bagian timur, mulai bagian utara dan tenggara Sulawesi, Maluku, Papua, dan Timor. Di wilayah lain, seperti Jawa, Sumatera, dan Kalimantan, transit Venus sudah berlangsung saat Matahari terbit.

Komunikator astronomi dari Langitselatan, lembaga komunikasi dan edukasi astronomi, Avivah Yamani, mengatakan, transit Venus 6 Juni akan berlangsung mulai pukul 05.09 WIB hingga 11.49 WIB. Puncaknya terjadi pada pukul 08.29 WIB.

Atmosfer Venus

Langkanya peristiwa ini membuat banyak astronom profesional dan amatir di seluruh dunia berupaya mengamati dengan pergi ke daerah-daerah yang dapat menyaksikan transit secara utuh.

Menurut Avivah, pengamatan transit Venus tahun 1700 digunakan untuk menentukan jarak pasti antara Bumi dan Matahari. Pengamatan saat itu juga memberi petunjuk awal keberadaan atmosfer Venus.

Kini dengan makin canggihnya teknologi, jarak Bumi-Matahari dapat ditentukan dengan radar yang ketelitiannya jauh lebih tinggi. Informasi tentang atmosfer Venus mulai terkuak.

Meski demikian, kata Ferry, pengamatan transit Venus tetap memberi arti penting bagi perkembangan sains, khususnya untuk mengamati bagian atas atmosfer Venus. Ini penting bagi ahli-ahli keplanetan untuk mempelajari struktur dan evolusi atmosfer planet. ”Cara ini jauh lebih efisien dibandingkan dengan mengirimkan wahana antariksa ke Venus,” katanya.

Pengamatan transit Venus dengan teleskop landas Bumi juga jauh lebih efektif dibandingkan menggunakan teleskop luar angkasa, seperti teleskop Hubble. Teleskop Hubble tidak akan digunakan untuk mengamati transit Venus secara langsung karena sinar Matahari yang terlalu terang dapat merusak lensa teleskop.

Moedji menambahkan, pengamatan transit Venus dapat digunakan untuk mengembangkan teknik deteksi atmosfer planet di luar tata surya (eksoplanet). Transit Venus memiliki pola yang sama dengan melintasnya eksoplanet di depan bintang induk. ”Jika bisa mendeteksi spektrum atmosfer Venus, teknik serupa dapat digunakan untuk mendapatkan spektrum atmosfer eksoplanet,” katanya.

Namun, ini bukan perkara mudah karena atmosfer planet sangat tipis dibandingkan ukuran planet. Selain itu, waktu kontak planet dengan bintang induk, termasuk Venus dengan Matahari, juga hanya hitungan detik.

Transit Venus jarang terjadi, pengamatan pun tidak bisa dilakukan sembarangan. Kuncinya, jangan pernah melihat Matahari secara langsung baik dengan mata telanjang ataupun menggunakan teleskop atau binokuler. Untuk mengamati, harus digunakan alat penapis cahaya yang mengurangi intensitas sinar Matahari pada semua panjang gelombang.

Menurut Ferry, penggunaan kacamata hitam hanya mengurangi intensitas sinar pada panjang gelombang cahaya tampak. Adapun sinar ultraviolet dan inframerah yang bisa merusak mata justru tak dikurangi.

Dampak kerusakan mata akibat menatap Matahari langsung tidak seketika. Prosesnya bisa tahunan, ditandai dengan berkurangnya ketajaman mata.

Cara aman dan praktis mengamati transit Venus adalah menggunakan kacamata gerhana, yaitu kacamata yang dilengkapi filter yang mampu mengurangi intensitas sinar Matahari pada semua gelombang.

Bagi yang memiliki teleskop atau binokuler, pengamatan dilakukan dengan mengarahkan alat itu ke Matahari dan memproyeksikan bayangan yang dihasilkan pada selembar kertas, bukan dilihat dari lensa okuler.

Jika tidak ada, dapat menggunakan kamera lubang jarum. Cara paling sederhana untuk membuat kamera lubang jarum adalah menyusun dua kertas karton sejajar menghadap Matahari. Karton yang menghadap Matahari dilubangi bagian tengahnya dan bayangan yang dihasilkan diproyeksikan ke kertas yang lain.

Bila tidak sempat mengamati langsung, masyarakat dapat melihat melalui streaming transit Venus dari berbagai tempat di dunia yang disiarkan oleh berbagai lembaga astronomi yang mengamati transit Venus secara langsung, seperti Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat NASA ataupun Program Studi Astronomi ITB.

Selamat menikmati transit Venus 2012, pengalaman sekali seumur hidup….

(M Zaid Wahyudi)

Sumber: Kompas, 5 Juni 2012

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Metode Sainte Lague, Cara Hitung Kursi Pileg Pemilu 2024 dan Ilustrasinya
Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri
PT INKA Fokus pada Kereta Api Teknologi Smart Green, Mesin Bertenaga Air Hidrogen
7 Sesar Aktif di Jawa Barat: Nama, Lokasi, dan Sejarah Kegempaannya
Anak Non SMA Jangan Kecil Hati, Ini 7 Jalur Masuk UGM Khusus Lulusan SMK
Red Walet Majukan Aeromodelling dan Dunia Kedirgantaraan Indonesia
Penerima Nobel Fisika sepanjang waktu
Madura di Mata Guru Besar UTM Profesor Khoirul Rosyadi, Perubahan Sosial Lunturkan Kebudayaan Taretan Dibi’
Berita ini 1 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 21 Februari 2024 - 07:30 WIB

Metode Sainte Lague, Cara Hitung Kursi Pileg Pemilu 2024 dan Ilustrasinya

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:23 WIB

Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:17 WIB

PT INKA Fokus pada Kereta Api Teknologi Smart Green, Mesin Bertenaga Air Hidrogen

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:09 WIB

7 Sesar Aktif di Jawa Barat: Nama, Lokasi, dan Sejarah Kegempaannya

Rabu, 7 Februari 2024 - 13:56 WIB

Anak Non SMA Jangan Kecil Hati, Ini 7 Jalur Masuk UGM Khusus Lulusan SMK

Minggu, 24 Desember 2023 - 15:27 WIB

Penerima Nobel Fisika sepanjang waktu

Selasa, 21 November 2023 - 07:52 WIB

Madura di Mata Guru Besar UTM Profesor Khoirul Rosyadi, Perubahan Sosial Lunturkan Kebudayaan Taretan Dibi’

Senin, 13 November 2023 - 13:59 WIB

Meneladani Prof. Dr. Bambang Hariyadi, Guru Besar UTM, Asal Pamekasan, dalam Memperjuangkan Pendidikan

Berita Terbaru

US-POLITICS-TRUMP

Berita

Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri

Rabu, 7 Feb 2024 - 14:23 WIB