Ribuan Sekolah Tidak Mendaftar

- Editor

Kamis, 3 Maret 2016

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Tak Semua Sekolah Manfaatkan Jalur Prestasi PTN
Sebanyak 5.810 sekolah, terdiri dari 1.583 SMA, 1.519 MA, dan 2.708 SMK, tidak mendaftar ke Pangkalan Data Sekolah dan Siswa 2016. Ini berarti murid di sekolah-sekolah itu tidak bisa mengikuti seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri atau jalur prestasi.

Sekolah yang paling banyak tak mendaftar ke Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS) itu berada di Jawa Barat (1.006 sekolah), Jawa Timur (854 sekolah), Jawa Tengah (590 sekolah), Sumatera Utara (407 sekolah), Banten (265 sekolah), dan DKI Jakarta (229 sekolah). “Tidak semua sekolah memanfaatkan kesempatan ikut di jalur prestasi ini,” kata Ketua Umum Panitia Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) 2016 Rohmat Wahab, Rabu (2/3), di Jakarta.

Rohmat menduga banyak sekolah tidak memanfaatkan jalur prestasi karena tidak percaya diri atau pernah mengalami kegagalan di tahun-tahun sebelumnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Menurut data panitia, tahun ini, sekolah yang mendaftar atau mengisi PDSS itu mencapai 17.578 sekolah (8.798 SMA, 3.071 MA, dan 5.709 SMK) dengan jumlah calon lulusan 2.069.709 murid. Sementara tahun lalu tercatat 17.244 sekolah yang mendaftarkan diri. Dari hasil penghitungan nilai murid dan pemeringkatan murid per sekolah oleh sistem panitia nasional diperoleh 1.382.849 murid yang layak untuk mendaftar SNMPTN tahun ini (tahun lalu tak ada pemeringkatan).

Pemeringkatan murid ini tidak diserahkan ke pihak sekolah, tapi langsung ditangani sistem untuk mengantisipasi kecurangan. Pemeringkatan ini memakai nilai semester 3 dan 5, dilakukan per jurusan, dan berlaku per sekolah tanpa membedakan kelas reguler dan akselerasi. “Tidak berarti yang kelas akselerasi lebih dipilih. Patokan yang dipakai hanya pemakaian kurikulum. Yang dipakai Kurikulum 2006 atau Kurikulum 2013,” kata Rohmat.

Kuota turun
Pada tahun ini, kuota “kursi” di perguruan tinggi negeri (PTN) peserta SNMPTN berkurang 30-40 persen. Pada tahun lalu, jumlahnya 50 persen. Meski demikian, tahun ini terdapat 13 PTN baru yang menjadi peserta SNMPTN sehingga diharapkan akan menambah jumlah “kursi”.

Wakil Ketua Panitia SNMPTN 2016 Budi Widyo Broto meminta murid yang dinyatakan sudah lolos pemeringkatan segera mendaftarkan diri. Mereka boleh memilih dua PTN dan salah satu PTN itu harus berada di provinsi yang sama dengan asal sekolah. Selain itu, mereka juga bisa memilih tiga program studi. Jadwal pendaftaran ditentukan mulai 29 Februari hingga 12 Maret.

“Sebaiknya segera mendaftar. Jangan tunggu sampai hari terakhir agar tidak menumpuk lalu membuat sistem (jaringan komputer) macet,” kata Budi.

Murid yang dinilai layak untuk mendaftar SNMPTN adalah yang termasuk 75 persen berprestasi terbaik di sekolah yang terakreditasi A, murid yang termasuk 50 persen terbaik di sekolah terakreditasi B, murid yang termasuk 20 persen terbaik di sekolah terakreditasi C, dan murid yang masuk 10 persen terbaik di sekolah terakreditasi lainnya.

Rohmat menegaskan agar para pendaftar memilih program studi dan PTN yang betul-betul sesuai minat. Jangan asal pilih. Selama ini, kerap terjadi pendaftar sudah diterima, tetapi tidak mendaftar ulang karena alasan tak jelas. “Ini, kan, sayang sekali. Membuang kesempatan serta menghilangkan kesempatan dan hak orang lain,” ujarnya.

Bidik Misi
Untuk membantu mahasiswa dari keluarga tak mampu, pemerintah mengalokasikan beasiswa pendidikan mahasiswa miskin Rp 2,96 triliun. Beasiswa bernama Bidik Misi ini diperuntukkan bagi 232.000 mahasiswa dan 60.000 calon mahasiswa yang akan masuk tahun ini.

“Calon mahasiswa harus punya strategi. Pilihlah program studi yang kompetitif. Harus bisa menilai diri sendiri,” kata Direktur Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Intan Ahmad.

Tahun lalu, lebih dari 372.000 calon mahasiswa mendaftar Bidik Misi. Namun, hanya diterima 66.000 orang karena keterbatasan anggaran. Sejak tahun 2000, jumlah penerima Bidik Misi mencapai 278.281 mahasiswa. Sebanyak 203.000 orang di antaranya saat ini masih kuliah.(LUK)
—————
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 3 Maret 2016, di halaman 12 dengan judul “Ribuan Sekolah Tidak Mendaftar”.

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Metode Sainte Lague, Cara Hitung Kursi Pileg Pemilu 2024 dan Ilustrasinya
Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri
PT INKA Fokus pada Kereta Api Teknologi Smart Green, Mesin Bertenaga Air Hidrogen
7 Sesar Aktif di Jawa Barat: Nama, Lokasi, dan Sejarah Kegempaannya
Anak Non SMA Jangan Kecil Hati, Ini 7 Jalur Masuk UGM Khusus Lulusan SMK
Red Walet Majukan Aeromodelling dan Dunia Kedirgantaraan Indonesia
Penerima Nobel Fisika sepanjang waktu
Madura di Mata Guru Besar UTM Profesor Khoirul Rosyadi, Perubahan Sosial Lunturkan Kebudayaan Taretan Dibi’
Berita ini 0 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 21 Februari 2024 - 07:30 WIB

Metode Sainte Lague, Cara Hitung Kursi Pileg Pemilu 2024 dan Ilustrasinya

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:23 WIB

Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:17 WIB

PT INKA Fokus pada Kereta Api Teknologi Smart Green, Mesin Bertenaga Air Hidrogen

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:09 WIB

7 Sesar Aktif di Jawa Barat: Nama, Lokasi, dan Sejarah Kegempaannya

Rabu, 7 Februari 2024 - 13:56 WIB

Anak Non SMA Jangan Kecil Hati, Ini 7 Jalur Masuk UGM Khusus Lulusan SMK

Minggu, 24 Desember 2023 - 15:27 WIB

Penerima Nobel Fisika sepanjang waktu

Selasa, 21 November 2023 - 07:52 WIB

Madura di Mata Guru Besar UTM Profesor Khoirul Rosyadi, Perubahan Sosial Lunturkan Kebudayaan Taretan Dibi’

Senin, 13 November 2023 - 13:59 WIB

Meneladani Prof. Dr. Bambang Hariyadi, Guru Besar UTM, Asal Pamekasan, dalam Memperjuangkan Pendidikan

Berita Terbaru

US-POLITICS-TRUMP

Berita

Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri

Rabu, 7 Feb 2024 - 14:23 WIB