Publikasi Perlu Riset

- Editor

Rabu, 29 Maret 2017

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Sejumlah PT Sudah Wajibkan Mahasiswa Tembus Jurnal Bermutu
Kewajiban publikasi ilmiah bagi mahasiswa pascasarjana dan dosen memang perlu ditumbuhkan. Namun, upaya ini harus sejalan pula dengan peningkatan riset bermutu dan anggaran riset yang memadai.

Wakil Ketua Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia Satryo Soemantri Brodjonegoro, di Jakarta, Selasa (28/3), mengatakan, peningkatan publikasi ilmiah lewat mahasiswa pascasarjana, terutama program doktor, dapat terwujud jika mulai dari dosen hingga guru besar di perguruan tinggi (PT) semakin kuat dalam publikasi. “Perguruan tinggi lewat dosen, apalagi guru besar, berkewajiban memperkaya pengetahuannya. Hal ini terjadi lewat riset yang membutuhkan anggaran riset. Publikasi hanya salah satu bentuk,” tutur Satryo.

Untuk memutakhirkan ilmu, perlu riset yang terus berkembang. Perlu insentif riset untuk dosen. Dengan demikian, peningkatan anggaran riset harus menjadi komitmen. Dalam praktik di perguruan tinggi dunia, ujar Satryo, peningkatan publikasi dengan kolaborasi dosen (guru besar) dengan mahasiswa program doktor lazim terjadi. Profesor dapat mengajukan riset sesuai bidangnya kepada pemerintah, PT, atau pihak swasta sehingga dana penelitian dapat diperoleh. “Di sinilah, guru besar mengajak mahasiswa program doktor untuk terlibat, bisa sampai delapan mahasiswa,” ujar Satryo.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Publikasi ilmiah dapat dilakukan bersama. Bahkan, sasarannya sudah jurnal internasional bereputasi. Dari riset kolaborasi ini, dalam 2-3 tahun dapat dihasilkan 4-5 artikel di jurnal internasional. Mahasiswa menjadi penulis utama. Guru besar jadi penulis kedua atau seterusnya. Inilah yang mesti dikembangkan di PT di Indonesia,” kata Satryo.

Terobosan UNJ
Pembantu Rektor Bidang Akademik Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Muchlis Rantoni Luddin mengatakan, mahasiswa pascasarjana di PT itu wajib menerbitkan makalah di jurnal ilmiah. “Mahasiswa S-3 wajib tembus jurnal internasional terindeks Scopus, sedangkan mahasiswa S-2 minimal di jurnal nasional yang terakreditasi,” katanya.

Ia mengungkapkan, di UNJ sendiri baru ada dua jurnal yang sudah terakreditasi sehingga pilihan sangat terbatas. Dosen pembimbing mengarahkan mahasiswa untuk menembus jurnal-jurnal luar. Hal ini juga agar mahasiswa dan dosen sama-sama mengasah rasa percaya diri untuk bersaing di skala global.

Serupa dengan UNJ, Rektor Universitas Negeri Medan Syawal Gultom juga mengatakan, mahasiswa pascasarjana semenjak tahun 2017 wajib menerbitkan makalah ilmiah di jurnal internasional bermutu.

Direktur Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Intan Ahmad menjelaskan, menulis makalah ilmiah merupakan investasi masa depan bagi mahasiswa, dosen, perguruan tinggi, dan negara.

“Negara maju salah satunya karena penelitian dan inovasi berkembang. Selama ini, Indonesia hanya membaca penelitian dari negara lain. Saatnya karya Indonesia juga dibaca oleh dunia,” kata Intan. (ELN/DNE)
——————-
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 29 Maret 2017, di halaman 11 dengan judul “Publikasi Perlu Riset”.

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 2 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB