Peta Jalan Tentukan Penggunaan Nuklir

- Editor

Kamis, 14 Januari 2016

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Pemerintah sedang menyelesaikan peta jalan penggunaan energi nuklir untuk berbagai macam keperluan. Peta dalam Rencana Umum Energi Nasional itu disinergikan dengan kepentingan kementerian dan lembaga negara terkait. Hal itu dilakukan untuk mengakhiri ketidakpastian penggunaan nuklir setelah 40 tahun menjadi obyek penelitian.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said menjelaskan penyusunan peta jalan itu sekaligus menjawab kapan Indonesia membutuhkan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN).

“Harus ada program yang bisa menjaga pengetahuan dan keahlian para ahli. Kita perlu kerja sama internasional, baik dengan lembaga riset maupun negara yang telah mengimplementasikan maupun yang sedang membangun energi nuklir,” kata Sudirman seusai mendampingi Presiden saat bertemu tim dari Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan), Selasa (12/1), di Jakarta.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Menurut Sudirman, Batan telah melakukan riset nuklir di sektor pangan, kesehatan, industri, dan energi. Terkait itu, pemerintah akan menyinergikan hasil riset Batan dengan kajian Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi ataupun rencana Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional.

Pertemuan Presiden dengan peneliti Batan berlangsung selama satu jam di Istana Merdeka. Kepala Batan Djarot S Wisnubroto mengatakan, selama 40 tahun pemerintah belum memutuskan penggunaan energi nuklir. Kondisi itu kadang memunculkan pertanyaan para peneliti, sejauh mana keinginan pemerintah mengembangkan energi nuklir.

Menurut dia, kebijakan pemerintah tentang nuklir terkait erat dengan arah kebijakan energi nasional. Sejauh ini, pemerintah menempatkan nuklir sebagai pilihan terakhir. Batan menunggu penjabaran kebijakan itu.

Djarot mengakui, ada tantangan serius yang harus dihadapi dalam pengembangan nuklir di Indonesia. Sementara ini, masih ada kelompok yang tidak menghendaki pengembangan nuklir. Itu karena ada anggapan masyarakat yang menyebut nuklir masih membahayakan.

Berdasarkan data Batan, potensi uranium (salah satu bahan bakar PLTN di Indonesia) mencapai 70.000 ton. Dalam waktu 40 tahun mendatang, kata Djarot, bisa menggunakan torium (salah satu bahan bakar PLTN) yang potensinya mencapai tiga kali lipat. (NDY)
———-
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 14 Januari 2016, di halaman 14 dengan judul “Peta Jalan Tentukan Penggunaan Nuklir”.

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Metode Sainte Lague, Cara Hitung Kursi Pileg Pemilu 2024 dan Ilustrasinya
Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri
PT INKA Fokus pada Kereta Api Teknologi Smart Green, Mesin Bertenaga Air Hidrogen
7 Sesar Aktif di Jawa Barat: Nama, Lokasi, dan Sejarah Kegempaannya
Anak Non SMA Jangan Kecil Hati, Ini 7 Jalur Masuk UGM Khusus Lulusan SMK
Red Walet Majukan Aeromodelling dan Dunia Kedirgantaraan Indonesia
Penerima Nobel Fisika sepanjang waktu
Madura di Mata Guru Besar UTM Profesor Khoirul Rosyadi, Perubahan Sosial Lunturkan Kebudayaan Taretan Dibi’
Berita ini 0 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 21 Februari 2024 - 07:30 WIB

Metode Sainte Lague, Cara Hitung Kursi Pileg Pemilu 2024 dan Ilustrasinya

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:23 WIB

Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:17 WIB

PT INKA Fokus pada Kereta Api Teknologi Smart Green, Mesin Bertenaga Air Hidrogen

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:09 WIB

7 Sesar Aktif di Jawa Barat: Nama, Lokasi, dan Sejarah Kegempaannya

Rabu, 7 Februari 2024 - 13:56 WIB

Anak Non SMA Jangan Kecil Hati, Ini 7 Jalur Masuk UGM Khusus Lulusan SMK

Minggu, 24 Desember 2023 - 15:27 WIB

Penerima Nobel Fisika sepanjang waktu

Selasa, 21 November 2023 - 07:52 WIB

Madura di Mata Guru Besar UTM Profesor Khoirul Rosyadi, Perubahan Sosial Lunturkan Kebudayaan Taretan Dibi’

Senin, 13 November 2023 - 13:59 WIB

Meneladani Prof. Dr. Bambang Hariyadi, Guru Besar UTM, Asal Pamekasan, dalam Memperjuangkan Pendidikan

Berita Terbaru

US-POLITICS-TRUMP

Berita

Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri

Rabu, 7 Feb 2024 - 14:23 WIB