Penerapan Euro IV, Indonesia di Bawah Vietnam

- Editor

Jumat, 30 Mei 2014

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Kementerian Lingkungan Hidup menyiapkan kualitas bahan bakar minyak berstandar Euro IV bagi kendaraan bermotor. Di Asia Tenggara, Indonesia bersama Myanmar, Laos, dan Kamboja, yang belum menerapkan standar Euro IV, sedangkan Vietnam mulai menggunakan tahun ini.

Meski terlambat, kebijakan itu dinilai patut didukung karena berimplikasi pada persaingan industri otomotif ataupun perbaikan kualitas lingkungan. ”Kebijakan penggunaan bahan bakar standar Euro IV ini akan diatur dalam Peraturan Menteri,” kata Novrizal Tahar, Asisten Deputi Pengendalian Pencemaran Udara Sumber Bergerak Kementerian LH, Rabu (28/5), di Jakarta.

Bensin dan solar Euro IV punya kandungan sulfur kurang dari 50 bagian per juta (ppm). Sejak Agustus 2013, bahan bakar untuk sepeda motor menggunakan standar Euro III, sedangkan mobil Euro II dengan kandungan sulfur di atas 100 ppm. Adapun Singapura sudah menggunakan bahan bakar Euro V dengan kandungan sulfur 10 ppm.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Di Indonesia, solar bersubsidi memiliki kandungan sulfur hingga 3.500 ppm, sedangkan solar nonsubsidi sekitar 200 ppm.

eu-standards-heavyduty-table2Peningkatan kualitas bahan bakar menjadi Euro IV disepakati dalam Mutual Recognition Agreement ASEAN yang pada 2012 memulai standar Euro IV dan pada 2016 seluruh ASEAN menerapkannya.

Kandungan sulfur pada sarana transportasi memengaruhi kualitas kesehatan manusia dan lingkungan. Sebanyak 90 persen pencemaran udara di perkotaan disebabkan emisi transportasi.

Akibat paparan karbon monoksida, hidrokarbon, nitrogen oksida, sulfur oksida, dan materi pencemar lain muncul berbagai penyakit. Itu memicu berbagai penyakit pernapasan, seperti infeksi saluran pernapasan akut. Laporan Program Lingkungan PBB (UNEP 2012), pencemaran udara di Jakarta merenggut biaya kesehatan Rp 38,4 triliun.

Secara terpisah, Ahmad Safrudin, Direktur Eksekutif Nasional Komite Penghapusan Bensin Bertimbal, mengatakan, peningkatan kualitas bahan bakar Euro IV tak hanya menguntungkan kualitas lingkungan. ”Dari sisi ekonomi, produksi otomotif yang menggunakan standar Euro IV di Indonesia akan mampu menembus ekspor,” ujarnya. (ICH)

Sumber: Kompas, 30 Mei 2014

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 11 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB