Penegerian Perguruan Tinggi Swasta Dikritik

- Editor

Rabu, 15 Oktober 2014

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Penegerian sejumlah perguruan tinggi swasta oleh pemerintah dikritik Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia. Pilihan menegerikan perguruan tinggi swasta itu dipertanyakan manfaat dan kriterianya.

Ketua Umum Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (Aptisi) Edy Suandi Hamid mengatakan, perubahan status perguruan tinggi swasta (PTS) menjadi perguruan tinggi negeri itu dinilai akan membebani APBN. ”Ini memang tak masalah demi mencerdaskan anak bangsa. Namun, apakah penegerian PTS merupakan pilihan terbaik?” ujar Edy, Selasa (14/10), dihubungi dari Jakarta.

Menurut Edy, dana seharusnya dapat digunakan untuk menguatkan ribuan perguruan tinggi swasta yang kembang kempis menghadapi masalah pendanaan dan persoalan lain. Umumnya perguruan tinggi swasta di daerah mengalami kendala kurangnya dosen, terbatasnya sarana, rendahnya kualitas dosen, dan minimnya publikasi ilmiah. Penegerian perguruan tinggi swasta seharusnya didasari kriteria jelas, diutamakan untuk daerah atau provinsi yang belum memiliki perguruan tinggi ngeri.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Edy menyatakan, Aptisi mendukung penegerian perguruan tinggi swasta atau pendirian perguruan tinggi negeri di daerah-daerah perbatasan. Itu lebih realistis karena bisa membangun daerah perbatasan sekaligus menjadi basis penguatan ekonomi sosial politik di perbatasan.

Percepatan
Secara terpisah, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh mengatakan, peresmian 12 perguruan tinggi negeri oleh Presiden Susilo Bambang Yudhono, beberapa waktu lalu, di Surabaya, merupakan bagian dari Rencana Induk Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia. Tujuannya, meningkatkan akses masyarakat terhadap pendidikan tinggi dan meningkatkan kualitas pendidikan di semua daerah.

Perguruan tinggi negeri yang baru diresmikan antara lain Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Yogyakarta, UPN Veteran Jawa Timur, UPN Veteran Jakarta, Universitas Timor, Institut Teknologi Sumatera, dan Institut Teknologi Kalimantan. Selain itu, diresmikan pula Institut Seni dan Budaya Indonesia (ISBI) Tanah Papua, ISBI Aceh, ISBI Bandung, Universitas Singaperbangsa, Politeknik Negeri Cilacap, dan Politeknik Negeri Indramayu. (ELN)

Sumber: Kompas, 15 Oktober 2014

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 1 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB