Pendidikan Vokasi; Perikanan dan Kelautan Belum Diminati

- Editor

Senin, 11 Agustus 2014

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Penyediaan sumber daya manusia untuk mendukung berkembangnya industri di bidang kelautan dan perikanan masih menghadapi tantangan. Hal itu karena bekerja di bidang kelautan dan perikanan masih dipandang sebelah mata oleh generasi muda.

Padahal, kebutuhan tenaga kerja yang terampil dan siap pakai untuk penangkapan ikan, budidaya, pengolahan, konservasi, hingga teknisi mesin kapal cukup tinggi. Permintaan tenaga kerja bukan hanya dari dalam negeri, melainkan juga dari sejumlah negara di luar negeri, utamanya Jepang, Korea Selatan, Taiwan, dan negara-negara di Afrika.

I Nyoman Suyasa, Kepala Pusat Pendidikan Kelautan dan Perikanan, Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), di Jakarta, akhir pekan lalu, mengatakan, potensi kelautan dan perikanan Indonesia yang besar membuka peluang kebutuhan tenaga kerja terampil. Namun, institusi yang mengembangkan pendidikan vokasi bidang kelautan dan perikanan terbatas.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Sejak 1962, KKP fokus memperkuat pendidikan vokasi. Di jenjang pendidikan menengah ada Sekolah Usaha Perikanan Menengah (SUPM) di sembilan lokasi, yakni SUPM Ladong, SUPM Pariaman, SUPM Kota Agung, SUPM Tegal, SUPM Pontianak, SUPM Bone, SUPM Ambon, SUPM Kupang, dan SUPM Sorong. Di jenjang diploma tiga ada Politeknik Sidoarjo, Bitung, dan Sorong. Di jenjang diploma IV dan pascasarjana disediakan Sekolah Tinggi Perikanan (STP) yang kampusnya tersebar di Jakarta, Bogor, Banten, Karawang, dan Wakatobi.

Menurut Nyoman, minat anak-anak muda memilih pendidikan vokasi perikanan masih rendah daripada bidang lain. Daya saing SUPM 1 : 5, sedangkan STP 1 : 9.

Oleh karena itu, keberpihakan untuk penguatan pendidikan vokasi kelautan dan perikanan tetap jadi komitmen KKP. Program pendidikan yang dikembangkan sesuai dengan potensi di sekitar lokasi sekolah. Pendidikan dilaksanakan dengan sistem asrama untuk membangun karakter peserta didik dan dengan pendekatan pendidikan di pabrik (teaching factory) agar sesuai dengan kebutuhan dunia industri/kerja.

Goenaryo, Kepala Bidang Penyelenggaraan Pendidikan, mengatakan, pendidikan vokasi di bawah KKP juga bermitra dengan pendidikan serupa di jenjang SMK dan perguruan tinggi. Di Indonesia saat ini terdata sekitar 167 SMK dan 43 perguruan tinggi bidang kelautan dan perikanan.

Nyoman mengatakan, kemajuan industri kelautan dan perikanan di Indonesia perlu didukung dengan pendidikan dan riset yang mumpuni di bidang sains dan teknologi. Namun, pendidikan jangan hanya akademi, justru perlu diperkuat bidang vokasinya.

Anak nelayan
Guna membidik semakin banyak generasi muda yang terjun di bidang kelautan dan perikanan, ujar Goenaryo, akses pendidikan dibuka luas bagi anak-anak pelaku utama kelautan dan perikanan. Sebanyak 40 persen daya tampung di SUPM, politeknik, dan STP diberikan secara gratis kepada anak-anak yang orangtuanya bekerja sebagai nelayan, pembudidaya dan pengolah ikan, serta petambak garam. Selain itu, ada juga bantuan biaya pendidikan bagi mahasiswa yang sedang belajar di fakultas atau jurusan kelautan dan perikanan sebanyak 300 orang sejak tahun 2012.

Daya tampung pendidikan vokasi di KKP berkisar 1.650 peserta didik setiap tahunnya. Sebagian besar lulusan bekerja di bidangnya. (ELN)

Sumber: Kompas, 11 Agustus 2014

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 1 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB