Pendanaan PTN Tanggung Jawab Negara

- Editor

Jumat, 5 Februari 2016

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Gagasan menghapus batas atas biaya kuliah di perguruan tinggi negeri mendapat penolakan. Penghapusan batas atas biaya kuliah dinilai sebagai upaya negara melepaskan tanggung jawab pada pendidikan tinggi karena mendorong perguruan tinggi negeri mencari dana dari mahasiswa.

Wacana mengkaji kembali penetapan biaya kuliah mahasiswa atau uang kuliah tunggal (UKT) di perguruan tinggi negeri (PTN) mencuat dalam Rapat Kerja Nasional Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi 2016.

Selama ini, penetapan batas atas UKT diserahkan kepada setiap PTN, yang saat ini jumlahnya 78 PTN. PTN-PTN tersebut menerima mahasiswa melalui Seleksi Nasional Masuk PTN.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Berkembang pemikiran, seandainya batas atas biaya kuliah dihapus, mahasiswa dapat dikenai biaya yang lebih besar oleh PTN. Dana yang diterima PTN dari negara selanjutnya dapat dipakai untuk mahasiswa dari kelompok yang kurang mampu.

Guru Besar Institut Teknologi Bandung Satryo Soemantri Brodjonegoro di Jakarta, Kamis (4/2), mengatakan, pembiayaan PTN merupakan tanggung jawab negara. Karena itu, PTN jangan dibebani tugas mencari uang.

“Walaupun PTN mampu mendapatkan uang dari riset, uang tidak menjadi tujuannya. Riset yang dilakukan PTN merupakan kewajiban untuk mengembangkan ilmu,” ucap Satryo.

Menurut dia, terserah PTN untuk memanfaatkan dana yang diperolehnya, apakah untuk meningkatkan sarana-prasarana atau menambah subsidi kepada mahasiswa. “Namun, subsidi negara kepada PTN tetap harus diberikan sesuai tuntutan pada PTN itu,” kata Satryo.

Ketika membuka banyak PTN, menurut Satryo, pemerintah harus siap dengan konsekuensi di bidang pendanaan. Jika kemampuan finansial negara masih terbatas, harus diumumkan secara transparan berapa biaya pendidikan di suatu program studi dan berapa kemampuan negara untuk memberikan subsidi. “Idealnya, biaya kuliah Rp 30 juta per tahun per mahasiswa,” katanya.

Upaya lain untuk meningkatkan alokasi biaya pendidikan tinggi, lanjut Satryo, ialah dengan mengefisiensikan anggaran. Cara ini dapat ditempuh dengan mengkaji keberadaan PTN kedinasan yang jumlahnya banyak dan menyerap dana pendidikan.

Praktisi pendidikan, Doni Koesoema, mengingatkan, kuliah di PTN harus terjangkau masyarakat. Pemerintah harus menghilangkan berbagai hambatan bagi warga negara untuk mengakses kuliah di PTN.

Jika ada seleksi mandiri yang menjadi kewenangan PTN, jumlah mahasiswa yang diterima lewat seleksi ini harus dibatasi ketat, yakni cukup sekitar 10 persen dari alokasi kursi.

Menurut Doni, PTN bisa saja didorong untuk kreatif mencari pendanaan melalui kerja sama riset. Namun, untuk menuju PTN yang mampu menghasilkan riset yang baik tetap dibutuhkan dukungan dari pemerintah, termasuk pendanaan. (ELN)
——————
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 5 Februari 2016, di halaman 1 dengan judul “Pendanaan PTN Tanggung Jawab Negara”.

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 1 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB