Pemerintah Teruskan Proyek Nuklir

- Editor

Senin, 14 Maret 2011

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Pemerintah tetap melanjutkan rencana pemanfaatan nuklir sebagai sumber energi. Salah satu alasannya, tidak ingin tertinggal dari negara tetangga, seperti Malaysia, Singapura, atau Vietnam, yang sudah memiliki pembangkit listrik tenaga nuklir.

Hal itu dikemukakan Menteri Riset dan Teknologi Suharna Surapranata saat memberikan kuliah umum bertemakan ”Riset dan Inovasi sebagai Kekuatan Daya Saing Bangsa” di Institut Teknologi Bandung, Sabtu (12/3). Dia menuturkan, Indonesia sudah siap untuk nuklir dari sisi penguasaan teknologi, salah satu contoh dengan keberadaan reaktor milik Badan Tenaga Nuklir Nasional di Kota Bandung.

Suharna mengatakan, pihak yang membuat kebijakan mengenai energi nuklir adalah Dewan Energi Nasional, sementara Kementerian Riset dan Teknologi bertugas untuk sosialisasi. ”Mengapa kita harus antinuklir,” ujarnya dengan nada bertanya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Suharna mengatakan, pihaknya menerima banyak permintaan dari kepala daerah untuk membangun pembangkit listrik tenaga nuklir di daerahnya. Namun dengan mempertimbangkan banyak aspek, termasuk kondisi geografis, daerah yang bakal menjadi percontohan adalah Bangka Belitung dan Kalimantan Timur, sedangkan Pulau Jawa belum menjadi prioritas.

Disinggung mengenai bocornya reaktor nuklir di Jepang akibat gempa bumi dan tsunami, Jumat lalu, Suharna tidak mau menjadikannya sebagai alasan Indonesia tidak mengadopsi teknologi nuklir. Yang harus dipastikan, katanya, adalah tingkat keamanan teknologi tersebut. (ELD)

Sumber: Kompas, 13 Maret 2011

——————-

Proyek Pembangkit Nuklir Jalan Terus
Rencana pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) untuk memasok kebutuhan listrik di Indonesia tetap diteruskan. Anggota Dewan Energi Nasional (DEN), Agusman Effendi, mengatakan proyek PLTN merupakan salah satu prioritas pembangunan sesuai dengan rencana pembangunan jangka panjang. Proyek ini diharapkan rampung pada 2019. 

Apalagi, kata Agusman, hasil studi tapak untuk mengkaji kecocokan dan kesesuaian lokasi pengembangan PLTN di Bangka-Belitung sudah selesai. “Tinggal menunggu pembahasan bersama Dewan Energi,” kata Agusman. Kerusakan reaktor nuklir di Fukushima, Jepang, akibat gempa bumi justru mendorong Indonesia lebih hati-hati mengembangkan proyek ini.

Guru besar Institut Teknologi Bandung, Widjadjono Partowidagdo, mengatakan membangun pembangkit nuklir harus penuh pertimbangan, terutama tentang rendahnya disiplin yang bakal menjadi kendala. Jika berkeras melanjutkan proyek ini, sebaiknya pemerintah mengajak Singapura, Malaysia, dan Thailand membangun proyek dengan skala lebih besar.

Menurut Widjadjono, biaya membangun PLTN jauh lebih mahal dibanding pemanfaatan gas dan air untuk pembangkit listrik. Selain itu, mengolah dan mengurus limbah nuklir tidak mudah. “Tidak mungkin kita gunakan energi nuklir kalau disiplin operator dan pengelola belum diperbaiki,” katanya.

Berdasarkan perhitungan pakar nuklir Institut Teknologi Bandung, Zaki Suud, biaya membuat reaktor nuklir generasi terbaru sekitar Rp 20-30 triliun. Tapi biaya bisa berubah sesuai dengan potensi produksi daya listrik yang dijual. Sebagai contoh, biaya proyek reaktor nuklir di India bisa Rp 10-15 triliun dengan harga jual listrik Rp 200 per kilowatt hour.

Zaki menyarankan pemerintah memakai reaktor generasi 3 plus atau 4, yang jauh lebih aman. Reaktor ini sudah teruji tahan sabotase karena dirancang jauh lebih baik dibanding reaktor Chernobyl maupun Three Miles Island di Amerika. Soal sumber daya manusia, di Indonesia cukup berlimpah. Bahkan tergolong yang paling siap dibanding negara lain di Asia Tenggara.

Saat ini Indonesia memiliki tiga reaktor nuklir, yakni di BATAN Yogyakarta, Serpong, dan Bandung. “Reaktor ini murni hanya untuk penelitian,” kata peneliti BATAN, Puradwi. Reaktor nuklir Kartini di Yogyakarta berjenis Triga Mark, berkapasitas 250 kw sebagai embrio pembangunan PLTN Muria. “Bandung dan Serpong jauh lebih besar,” katanya. IRA GUSLINA | MUH SYAIFULLAH | ANWAR SISWADI | PRIBADI WICAKSONO

Sumber: Koran Tempo, 16 Maret 2011

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Baru 24 Tahun, Maya Nabila Sudah Raih Gelar Doktor dari ITB
Metode Sainte Lague, Cara Hitung Kursi Pileg Pemilu 2024 dan Ilustrasinya
Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri
PT INKA Fokus pada Kereta Api Teknologi Smart Green, Mesin Bertenaga Air Hidrogen
7 Sesar Aktif di Jawa Barat: Nama, Lokasi, dan Sejarah Kegempaannya
Anak Non SMA Jangan Kecil Hati, Ini 7 Jalur Masuk UGM Khusus Lulusan SMK
Red Walet Majukan Aeromodelling dan Dunia Kedirgantaraan Indonesia
Penerima Nobel Fisika sepanjang waktu
Berita ini 0 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 1 April 2024 - 11:07 WIB

Baru 24 Tahun, Maya Nabila Sudah Raih Gelar Doktor dari ITB

Rabu, 21 Februari 2024 - 07:30 WIB

Metode Sainte Lague, Cara Hitung Kursi Pileg Pemilu 2024 dan Ilustrasinya

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:23 WIB

Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:17 WIB

PT INKA Fokus pada Kereta Api Teknologi Smart Green, Mesin Bertenaga Air Hidrogen

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:09 WIB

7 Sesar Aktif di Jawa Barat: Nama, Lokasi, dan Sejarah Kegempaannya

Rabu, 3 Januari 2024 - 17:34 WIB

Red Walet Majukan Aeromodelling dan Dunia Kedirgantaraan Indonesia

Minggu, 24 Desember 2023 - 15:27 WIB

Penerima Nobel Fisika sepanjang waktu

Selasa, 21 November 2023 - 07:52 WIB

Madura di Mata Guru Besar UTM Profesor Khoirul Rosyadi, Perubahan Sosial Lunturkan Kebudayaan Taretan Dibi’

Berita Terbaru

US-POLITICS-TRUMP

Berita

Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri

Rabu, 7 Feb 2024 - 14:23 WIB