Pemerintah Tak Bisa Sendirian

- Editor

Selasa, 31 Mei 2016

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Masyarakat Punya Solusi Kreatif Atasi Masalah dalam Pendidikan
Pemerintah tak bisa sendirian dalam menuntaskan masalah pendidikan. Meski memiliki kekuatan dalam bentuk pembuatan kebijakan, pemerintah atau birokrasi tetap harus terbuka untuk belajar dari masyarakat.

Dalam acara puncak Bulan Pendidikan dan Kebudayaan, Minggu (29/5), di Jakarta, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan menyatakan, masyarakat memiliki kekuatan berkreasi dan berinovasi untuk menciptakan masyarakat pembelajar sepanjang hayat. Kekuatan ini, antara lain, terlihat pada komunitas-komunitas pendidikan yang berkembang di tengah masyarakat.

Oleh karena itu, menurut dia, semangat untuk memajukan pendidikan sejatinya adalah milik semua pihak. Kolaborasi pemerintah dengan masyarakat tak pelak harus dibangun dari tingkat pusat hingga daerah untuk membantu mereka yang belum tersejahterakan melalui pendidikan akibat berbagai keterbatasan, seperti minimnya infrastruktur.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Kami, Kemdikbud (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan) memilih untuk merayakan kebangkitan pendidikan Indonesia dengan semua pihak. Di luar sana, di masyarakat, ada banyak kreativitas untuk memajukan pendidikan. Birokrasi perlu belajar dari mereka,” kata Anies dalam acara yang diadakan sebagai bagian dari peringatan Hari Pendidikan Nasional, 2 Mei, itu.

Penyelenggaraan Bulan Pendidikan dan Kebudayaan melibatkan berbagai komunitas di Jakarta dan daerah-daerah lain di Indonesia. Sedikitnya 108 komunitas berpartisipasi dalam berbagai aktivitas yang digelar di sejumlah lokasi selama Mei. Di salah satu pusat perbelanjaan di Jakarta, misalnya, diselenggarakan pertunjukan seni budaya dan diskusi pendidikan.

Anies juga memberikan penghargaan kepada 40 pegiat pendidikan yang berjasa lewat berbagai aktivitas pendidikan dan kebudayaan. Mereka meliputi pegiat literasi, pendidikan keluarga, pendidikan anak usia dini, perfilman, dan penelitian.

“Penghargaan ini untuk menginspirasi sekaligus menjadi pengingat bahwa kita yang bekerja di hulu, para pengambil kebijakan, untuk melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya. Dengan demikian, mereka yang berada di hilir sana merasakan dampak baiknya,” kata Anies.

Menurut dia, jika kolaborasi masyarakat dengan pemerintah terus berlangsung dengan baik di bidang pendidikan dan kebudayaan, upaya mencerdaskan bangsa akan berjalan jauh lebih cepat daripada yang diperkirakan sebelumnya.

Sepanjang hayat
Najeela Shihab, pegiat dan penggagas Pesta Pendidikan, mengatakan, pendidikan merupakan proses yang berlangsung sepanjang hayat. Kontribusi terhadap pendidikan dapat dilakukan melalui berbagai cara sesuai dengan profesi dan kapasitas setiap orang.

“Kebangkitan pendidikan Indonesia memerlukan keterlibatan semua pihak, termasuk publik. Pesta Pendidikan ini merupakan perayaan bersama seluruh individu, komunitas, dan organisasi dalam menghasilkan inovasi, praktik-praktik cerdas, dan teladan di lapangan yang konstruktif bagi kemajuan pendidikan di Indonesia,” kata Najeela.

Makna pendidikan pun diperluas, yakni tidak dibatasi hanya berlangsung di sekolah. Menurut dia, semua orang adalah murid yang terus belajar. Pada saat bersamaan, semua orang bisa menjadi guru bagi orang lain. (ELN)
————–
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 30 Mei 2016, di halaman 12 dengan judul “Pemerintah Tak Bisa Sendirian”.

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Metode Sainte Lague, Cara Hitung Kursi Pileg Pemilu 2024 dan Ilustrasinya
Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri
PT INKA Fokus pada Kereta Api Teknologi Smart Green, Mesin Bertenaga Air Hidrogen
7 Sesar Aktif di Jawa Barat: Nama, Lokasi, dan Sejarah Kegempaannya
Anak Non SMA Jangan Kecil Hati, Ini 7 Jalur Masuk UGM Khusus Lulusan SMK
Red Walet Majukan Aeromodelling dan Dunia Kedirgantaraan Indonesia
Penerima Nobel Fisika sepanjang waktu
Madura di Mata Guru Besar UTM Profesor Khoirul Rosyadi, Perubahan Sosial Lunturkan Kebudayaan Taretan Dibi’
Berita ini 0 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 21 Februari 2024 - 07:30 WIB

Metode Sainte Lague, Cara Hitung Kursi Pileg Pemilu 2024 dan Ilustrasinya

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:23 WIB

Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:17 WIB

PT INKA Fokus pada Kereta Api Teknologi Smart Green, Mesin Bertenaga Air Hidrogen

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:09 WIB

7 Sesar Aktif di Jawa Barat: Nama, Lokasi, dan Sejarah Kegempaannya

Rabu, 7 Februari 2024 - 13:56 WIB

Anak Non SMA Jangan Kecil Hati, Ini 7 Jalur Masuk UGM Khusus Lulusan SMK

Minggu, 24 Desember 2023 - 15:27 WIB

Penerima Nobel Fisika sepanjang waktu

Selasa, 21 November 2023 - 07:52 WIB

Madura di Mata Guru Besar UTM Profesor Khoirul Rosyadi, Perubahan Sosial Lunturkan Kebudayaan Taretan Dibi’

Senin, 13 November 2023 - 13:59 WIB

Meneladani Prof. Dr. Bambang Hariyadi, Guru Besar UTM, Asal Pamekasan, dalam Memperjuangkan Pendidikan

Berita Terbaru

US-POLITICS-TRUMP

Berita

Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri

Rabu, 7 Feb 2024 - 14:23 WIB