Menyisakan Hutan Alami Bisa Dilakukan

- Editor

Kamis, 10 September 2015

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia mengimbau para pengusaha tambang menyisakan hutan alami di lokasi tambang sebelum beroperasi. Lahan itu menjadi referensi bagi reklamasi hutan.

Semakin banyak hutan sisa alami dibuat akan mempercepat proses pengembalian ekosistem hutan seperti semula. “Jangan semua dikonversi, harus ada yang disisakan, dan setiap pemilik tambang harus melakukan agar proses reklamasi tak sia-sia,” kata Kepala Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya LIPI Didik Widyatmoko pada diskusi publik “Konservasi Keanekaragaman Hayati di Daerah Eks Tambang” di Jakarta, Rabu (9/9).

Hutan sisa alami membuat ekosistem tak terputus. Saat aktivitas tambang dimulai, ekosistem hutan lumpuh. Jika ada hutan sisa dalam lokasi tambang, flora dan fauna tetap aktif. “Pergerakan kupu-kupu, burung, dan serangga masih terjaga. Kalaupun lokasi tambang itu ditinggalkan, proses ekosistem masih berlangsung,” kata Didik.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Reklamasi hutan tak hanya menanam lagi pohon-pohon di lahan rusak. Namun, mengembalikan fungsi hutan lumpuh pasca tambang. “Banyak jaringan kehidupan lumpuh setelah dirusak, jadi harus bisa dikembalikan lagi. Inventarisasi tumbuhan sebelum ditambang penting. Apalagi di hutan dengan spesies khusus atau lokal,” katanya.

Tahun 2015, LIPI dan Balai Konservasi Kebun Raya Purwodadi membuat program baru konservasi keanekaragaman hayati di lokasi tambang. Kolaborasi itu inisiatif perusahaan tambang batubara di Kaltim, PT Indo Tambangraya Megah, untuk menerapkan program rehabilitasi dengan pendekatan konservasi keanekaragaman hayati di lokasi tambang. “Prosesnya, tanaman langka kami ambil dan jaga. Jadi, pada saat aktivitas tambang selesai, bisa ditanam lagi,” kata Ketua UPT Balai Konservasi Kebun Raya Purwodadi R Hendrian.

Program sejak 2010 itu mengumpulkan 603 jenis tumbuhan langka. Salah satu jenis paling langka adalah anggrek hijau kalimantan (Bulbophyllum beccarii). Jenis itu hanya bisa tumbuh di hutan tropis Kalimantan.

“Saat reklamasi, tidak hanya tanam pohon, tetapi kami juga berusaha mengembalikan fungsi hutan seperti sebelum ditambang. Meski tak akan menyerupai, kami berusaha,” katanya.

Manajer PT ITM Puji Rahardian mengatakan, program itu dilakukan 2010 pada 5,6 hektar lahan pasca tambang di Barito. Tahun 2012, di lokasi Indominco Mandiri, Bontang, Kaltim, pada lahan 4 ha. (B09)
———————–
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 10 September 2015, di halaman 13 dengan judul “Menyisakan Hutan Alami Bisa Dilakukan”.

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Metode Sainte Lague, Cara Hitung Kursi Pileg Pemilu 2024 dan Ilustrasinya
Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri
PT INKA Fokus pada Kereta Api Teknologi Smart Green, Mesin Bertenaga Air Hidrogen
7 Sesar Aktif di Jawa Barat: Nama, Lokasi, dan Sejarah Kegempaannya
Anak Non SMA Jangan Kecil Hati, Ini 7 Jalur Masuk UGM Khusus Lulusan SMK
Red Walet Majukan Aeromodelling dan Dunia Kedirgantaraan Indonesia
Penerima Nobel Fisika sepanjang waktu
Madura di Mata Guru Besar UTM Profesor Khoirul Rosyadi, Perubahan Sosial Lunturkan Kebudayaan Taretan Dibi’
Berita ini 1 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 21 Februari 2024 - 07:30 WIB

Metode Sainte Lague, Cara Hitung Kursi Pileg Pemilu 2024 dan Ilustrasinya

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:23 WIB

Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:17 WIB

PT INKA Fokus pada Kereta Api Teknologi Smart Green, Mesin Bertenaga Air Hidrogen

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:09 WIB

7 Sesar Aktif di Jawa Barat: Nama, Lokasi, dan Sejarah Kegempaannya

Rabu, 7 Februari 2024 - 13:56 WIB

Anak Non SMA Jangan Kecil Hati, Ini 7 Jalur Masuk UGM Khusus Lulusan SMK

Minggu, 24 Desember 2023 - 15:27 WIB

Penerima Nobel Fisika sepanjang waktu

Selasa, 21 November 2023 - 07:52 WIB

Madura di Mata Guru Besar UTM Profesor Khoirul Rosyadi, Perubahan Sosial Lunturkan Kebudayaan Taretan Dibi’

Senin, 13 November 2023 - 13:59 WIB

Meneladani Prof. Dr. Bambang Hariyadi, Guru Besar UTM, Asal Pamekasan, dalam Memperjuangkan Pendidikan

Berita Terbaru

US-POLITICS-TRUMP

Berita

Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri

Rabu, 7 Feb 2024 - 14:23 WIB