Mencoba Dua OS Sekaligus di Windroid 9G Plus

- Editor

Selasa, 13 Oktober 2015

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Komputer jinjing hibrida atau hybrid laptop kian mendapat tempat dalam lima tahun terakhir. Hanya melepas layar dari bagian papan tuts-nya, pengguna bisa mengoperasikan komputer layaknya sebuah sabak elektronik.

Harga yang harus dibayar tentu adalah spesifikasi yang ala kadarnya mengingat perangkat tersebut umumnya dipakai untuk produktivitas ringan, seperti mengolah dokumen atau terhubung dengan internet bila tidak sempat datang ke kantor.

Beberapa produsen juga merilis perangkat seperti ini, misalnya Acer atau Dell. Microsoft sendiri juga memamerkan komputer hibrida seperti ini dengan lini produk Surface, termasuk Surface Book yang diumumkan di perhelatan Microsoft Windows 10 Devices Event yang memiliki spesifikasi kencang tetapi tetap memungkinkan penggunanya untuk melepas layar.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Tidak ketinggalan dengan Axioo selaku merek lokal dari Indonesia yang meluncurkan komputer hibrida untuk pasar Indonesia. Dengan seri Windroid, mereka meluncurkan beberapa varian mengikuti ukuran layar, yakni 7G, 8G, 9G, dan baru-baru ini meluncurkan 9G plus. Perbedaan antara 9G dan 9G plus terletak pada kapasitas memori, yakni 2 gigabit dari sebelumnya 1 gigabit.

Dari kapasitas tersebut bisa terlihat bahwa perangkat ini memang diperuntukkan bagi komputasi ringan, bukan pekerjaan berat, seperti menyunting file multimedia atau menjalankan permainan yang menuntut spesifikasi tinggi.

44c49bbe254440fc94bd4bd45b3d91b3KOMPAS/DIDIT PUTRA ERLANGGA RAHARDJO–Axioo meluncurkan Windroid 9G plus untuk memperbarui seri sebelumnya, yakni Windroid 9G, dengan menambahkan RAM dengan kapasitas lebih besar, Jumat (9/10). Komputer jinjing ini memiliki dua sistem operasi terpasang sekaligus, yakni Windows 10 dan Android versi Kitkat.

Prosesor yang dipergunakan untuk perangkat ini memiliki empat inti dengan kecepatan 1,3 gigahertz dengan penyimpanan internal berkapasitas 32 gigabit meski masih bisa ditambah dengan perangkat eksternal berkat colokan USB di bagian papan tuts-nya.

Yang menarik dari produk ini adalah kemampuan untuk menggunakan dua sistem operasi sekaligus, yakni Android dan Windows. Untuk beralih sistem operasi tinggal mematikan daya lantas menyalakan lagi, menu pilihan akan muncul saat perangkat mulai beroperasi (booting up). Sistem operasi Android yang dipergunakan adalah 4.4.4 atau Kitkat, sementara versi Windows menggunakan versi 8. Kabar baiknya adalah pemilik perangkat ini berhak untuk meningkatkan versi sistem operasi mereka menjadi versi terbaru atau Windows 10.

Sayangnya, tidak diketahui rencana Axioo untuk menghadirkan pembaruan untuk sistem operasi Android.

Kesan sekilas yang didapatkan sewaktu peluncuran di sebuah hotel di Jakarta, Jumat (9/10), produk ini memiliki fungsi layaknya komputer jinjing hibrida dari produsen lain tentu dengan nilai tambah bisa beralih sistem operasi. Selesai mengolah dokumen, tinggal berganti ke Android untuk menjalankan berbagai aplikasi permainan. Perangkat ini memiliki sepasang lubang USB di bagian papan tuts serta lubang micro USB, mini HDMI, dan audio di bagian layar.

8c5ff6573d9b4e9aabd8b3ecae56c1d5Windroid 9G plus merupakan komputer jinjing dari Axioo yang mampu beralih sistem operasi dari Windows 10 ke Android, Jumat (9/10). Dengan demikian, pengguna bisa mendapatkan manfaat yang ditawarkan oleh setiap sistem operasi, yakni produktivitas dari Windows dan hiburan dari Android.–KOMPAS/DIDIT PUTRA ERLANGGA RAHARDJO

Tidak perlu menekan tombol tertentu untuk melepas layar, hanya sedikit tenaga untuk mencabutnya dari papan tuts. Dua bagian dihubungkan melalui magnet yang mampu menyangga bagian papan tuts saat perangkat diangkat hanya dengan memegang bagian layar.

Hanya saja, Windroid 9G plus memang terasa ringkih saat dipegang jika dibandingkan dengan komputer jinjing hibrida lain. Hingga kini Axioo belum mengumumkan harga resmi perangkat ini, tetapi berkaca dari harga Windroid 9G yang mencapai Rp 2,6 juta, diperkirakan tidak akan melampaui Rp 3 juta.

Untuk Indonesia
Manajer Pemasaran Axioo Ganjar Galuh Nugraha menyebutkan bahwa dua sistem operasi ini merupakan tawaran yang mereka sodorkan kepada konsumen di Indonesia untuk memiliki dua perangkat sekaligus dengan harga terjangkau. Tidak perlu membeli dua perangkat dengan fungsi berbeda ketika semua bisa dikumpulkan dalam satu komputer jinjing.

“Kami memiliki 40 titik pusat pembelian Windroid yang tersebar di kota-kota besar dan masih mengandalkan jalur konvensional untuk menjual produk,” ujar Ganjar.

Lucky Gani, Business Group Head Microsoft Indonesia, mengaku tidak masalah dengan produk yang menggabungkan dua sistem operasi dan salah satunya adalah layanan mereka, yakni Windows. Hal itu merupakan kebebasan dari produsen dan sebetulnya juga sudah dilakukan beberapa produsen lain, seperti Asus yang memperkenalkan seri Transformer Trio tahun lalu.

“Bila itu dianggap sebagai kebutuhan dari konsumen Indonesia, kenapa tidak?” ujar Lucky.

Yang pasti, dua pihak saling membutuhkan karena Axioo bisa memperkenalkan perangkat dengan sistem operasi Windows 10 dengan harga terjangkau, sementara Microsoft bisa menghadirkan layanan mereka dengan segmen yang lebih terbuka. Selain sistem operasi, Microsoft juga tidak melewatkan layanan dokumen, yakni Office365, kepada pemilik Windroid 9G plus.

DIDIT PUTRA ERLANGGA RAHARDJO

Sumber: Kompas Siang | 12 Oktober 2015

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 5 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB