Mangrove Penyimpan Karbon yang Tinggi

- Editor

Senin, 11 April 2011

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Hutan mangrove yang hidup di pesisir pantai berperan penting dalam penyimpanan karbon. Hutan yang hampir setiap saat terendam air laut atau payau ini mampu menyimpan karbon di bawah tanah dan patut diperhitungkan dalam isu program pengurangan emisi dari deforestasi dan kerusakan lahan atau REDD+.

Menurut data yang dipaparkan Louis Verchot, peneliti senior Pusat Penelitian Kehutanan Internasional (CIFOR) saat memberikan pelatihan untuk jurnalis di Bali, Minggu (10/4), ekosistem mangrove berperan dalam pengikatan karbon. Lahan yang selalu basah membuat ikatan karbon pada serasah tanaman yang membusuk tidak terlepas.

”Karbon dapat tertimbun di dalam tanah selama berabad-abad dan mencapai kedalaman beberapa meter. Jadi, mangrove termasuk lahan basah yang menyimpan karbon,” ucapnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Dibandingkan dengan hutan hujan tropis, penyimpanan karbon di hutan mangrove bisa lebih dari dua kali lipat. Di hutan mangrove yang dikategorikan sebagai ekosistem lahan basah, penyimpanan karbon mencapai 800-1.200 ton per hektar.

Matthew Warren dari Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA) Bidang Kehutanan, menjelaskan, jika dilihat dari udara, penyimpanan karbon mangrove lebih kecil dibandingkan hutan tropis. Ini karena tanaman hutan tropis tampak lebih besar dan tinggi.

Berbeda halnya kalau penyimpanan karbon itu juga dihitung pada kedalaman. ”Penyimpanan karbon mangrove bisa puluhan kali lipat dibandingkan hutan tropis pada umumnya,” ujar Matthew.

Ini karena pembusukan serasah tanaman tidak melepaskan karbon ke udara. Adapun tanaman hutan tropis yang mati melepaskan sekitar 50 persen karbonnya ke udara.

Karena itu, ia mengharapkan agar hutan mangrove dapat dijaga dari tekanan kebutuhan lahan manusia. (ICH)

Sumber: Kompas, 11 April 2011

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Baru 24 Tahun, Maya Nabila Sudah Raih Gelar Doktor dari ITB
Metode Sainte Lague, Cara Hitung Kursi Pileg Pemilu 2024 dan Ilustrasinya
Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri
PT INKA Fokus pada Kereta Api Teknologi Smart Green, Mesin Bertenaga Air Hidrogen
7 Sesar Aktif di Jawa Barat: Nama, Lokasi, dan Sejarah Kegempaannya
Anak Non SMA Jangan Kecil Hati, Ini 7 Jalur Masuk UGM Khusus Lulusan SMK
Red Walet Majukan Aeromodelling dan Dunia Kedirgantaraan Indonesia
Penerima Nobel Fisika sepanjang waktu
Berita ini 0 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 1 April 2024 - 11:07 WIB

Baru 24 Tahun, Maya Nabila Sudah Raih Gelar Doktor dari ITB

Rabu, 21 Februari 2024 - 07:30 WIB

Metode Sainte Lague, Cara Hitung Kursi Pileg Pemilu 2024 dan Ilustrasinya

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:23 WIB

Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:17 WIB

PT INKA Fokus pada Kereta Api Teknologi Smart Green, Mesin Bertenaga Air Hidrogen

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:09 WIB

7 Sesar Aktif di Jawa Barat: Nama, Lokasi, dan Sejarah Kegempaannya

Rabu, 3 Januari 2024 - 17:34 WIB

Red Walet Majukan Aeromodelling dan Dunia Kedirgantaraan Indonesia

Minggu, 24 Desember 2023 - 15:27 WIB

Penerima Nobel Fisika sepanjang waktu

Selasa, 21 November 2023 - 07:52 WIB

Madura di Mata Guru Besar UTM Profesor Khoirul Rosyadi, Perubahan Sosial Lunturkan Kebudayaan Taretan Dibi’

Berita Terbaru

US-POLITICS-TRUMP

Berita

Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri

Rabu, 7 Feb 2024 - 14:23 WIB