Lulusan SMK Diincar

- Editor

Senin, 29 Desember 2014

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Waktu Tunggu Ijazah Melaut Terlalu Lama
Lulusan sekolah menengah kejuruan bidang kelautan dan perikanan di Indonesia diminati perusahaan asing. Para lulusan sekolah menengah kejuruan itu banyak yang bekerja di Jepang, Taiwan, dan Rusia. Di sisi lain, bidang kelautan di dalam negeri kebanyakan digarap oleh nelayan tradisional.


Kepala SMKN 1 Mundu Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Wawan Siswandi, pekan lalu, mengatakan, permintaan tenaga kerja di bidang kelautan dan perikanan sebenarnya tinggi, terutama untuk kebutuhan luar negeri. Dukungan pengembangan sekolah menengah kejuruan (SMK) bidang kelautan dan perikanan oleh pemerintah diyakini meningkatkan nilai tawar dan daya saing lulusan SMK kelautan dan perikanan Indonesia secara internasional, termasuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja andal untuk dalam negeri.

Pandangan serupa diungkapkan Kepala SMK Perikanan dan Kelautan Puger, Jember, Jawa Timur, Kuncoro Diyaudin. Di tengah segala keterbatasan alat, sarana, dan ketersediaan guru ahli, lulusan SMK kelautan dan perikanan Indonesia masih mampu bersaing.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

”Sebenarnya, dari segi kualitas, mutu lulusan SMK kelautan di Indonesia tidak perlu diragukan,” ujarnya. Mayoritas lulusan SMK kelautan itu memilih bekerja di Jepang, Taiwan, Korea Selatan, dan Rusia. Sebagai gambaran, sebelum lulus, murid bisa magang 3-6 bulan di kapal asing. Di tempat itu, mereka mendapatkan gaji mencapai Rp 9 juta. Jumlah pendapatan itu jauh lebih tinggi dari gaji pelaut di kapal-kapal Indonesia.

Perusahaan asing agresif
Perusahaan asing juga agresif ”menjemput bola”. ”Setiap Januari, perusahaan asing mendatangi SMK kelautan untuk merekrut awak baru. Di satu sisi, hal ini positif karena siswa bersaing untuk mendapat nilai sebaik mungkin.

”Namun, Indonesia mengalami brain drain karena anak-anak kita berkarya di negeri orang. Sementara kelautan di dalam negeri masih dijalani oleh nelayan tradisional yang tekniknya tidak efisien ataupun ramah lingkungan,” papar Kuncoro.

Penjaminan mutu pendidikan serta kepastian setelah lulus dari SMK kelautan dapat memberi penghasilan memadai akan meningkatkan minat generasi muda. Mereka akan lebih tertarik mempelajari kelautan dan mengembangkan potensi dalam negeri.

Ijazah melaut rumit
Di sisi lain, alumni jurusan pelayaran niaga masih menjalani proses berbelit untuk mendapatkan ijazah melaut. ”Di jurusan pelayaran niaga, banyak ujian dan persyaratan harus dipenuhi guna mendapatkan izin melaut,” kata Kepala SMKN 2 Subang, Jawa Barat, Ajim.

Alumni SMK jurusan pelayaran niaga juga harus mengambil ijazah Ahli Nautika Tingkat IV untuk bekerja di bagian geladak dan Ahli Teknika Tingkat IV untuk bekerja di permesinan agar bisa bekerja di pelayaran. Birokrasi berbelit-belit memperlama proses ijazah keluar menjadi 1,5 hingga dua tahun.

Pengurusan ijazah pun tidak hanya di kantor Direktur Jenderal Perhubungan Laut di Jakarta Pusat, tetapi juga ke Badan Pendidikan dan Pelatihan Ilmu Pelayaran di Tangerang, lalu kembali ke Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia di Jalan Merdeka, Jakarta Pusat.

”Selain melelahkan, pengurusan ijazah menghabiskan waktu dan biaya. Murid terpaksa kerja serabutan, menjadi buruh pabrik sampai berjualan, sambil menunggu ijazah keluar,” kata Ajim yang berharap pengurusan ijazah bisa lebih cepat. (DNE/ELN)

Sumber: Kompas, 29 Desember 2014

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 2 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB