Layar Pintar, Wajah Lain Infocus

- Editor

Sabtu, 26 November 2016

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Nama Infocus sudah lazim disebut lidah masyarakat Indonesia yang maksudnya merujuk pada perangkat proyektor. Padahal, bukan itu saja produk dari perusahaan yang sudah berusia 30 tahun ini. Layar pintar adalah bisnis lain yang mereka geluti meski masih harus berjuang mendapatkan nama di pasar Tanah Air.

Pada pertengahan November lalu, mereka mengumpulkan distributor untuk memperkenalkan produk dan layanan terbaru yang akan dipasarkan ke dalam negeri. Produk yang dihadirkan adalah JTouch, papan tulis digital; Mondopad yang mereka sebut sebagai sabak elektronik raksasa; dan Jupiter atau layanan pengelolaan layar jamak.

JTouch adalah perangkat berupa layar sentuh yang bisa berfungsi untuk menjalankan konten multimedia sekaligus layar kedua bagi perangkat lain seperti komputer. Segmen yang disasar Infocus melalui produk ini adalah sekolah maupun kampus.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Sementara Mondopad merupakan layar pintar dengan unit pemrosesan komputasi di dalamnya. Singkat kata, layar ini bisa berfungsi layaknya komputer seperti all in one PC atau malah sabak elektronik berukuran raksasa, lengkap dengan kamera maupun pengeras suara.

Suntikan sistem operasi Windows membuat perangkat ini tidak hanya berhenti sebagai papan tulis digital, tetapi juga bisa digunakan sebagai alat untuk telewicara lewat video. Robert Detwiler, Senior Product Line Management Infocus, menyebut Mondopad bisa dipasangkan dengan JTouch untuk menambah layar guna keperluan menampilkan konten.

“Sama seperti ponsel yang menyatukan berbagai perangkat jadi satu, kami ingin produk ini juga menjadi standar di perkantoran tanpa harus memiliki kamera untuk telewicara, papan tulis, serta proyektor,” kata Sutejo, Vice President PT Artapala Telekomindo selaku distributor produk tersebut di Indonesia.

Jupiter yang dijelaskan paling akhir merupakan perangkat untuk mengelola layar-layar yang dihubungkan agar kompak menampilkan gambar sesuai kebutuhan. Perangkat seperti ini dibutuhkan karena mengelola layar jamak membutuhkan perangkat dengan daya komputasi tinggi dan sambungan yang mendukung layar-layar itu.

Menurut Devon Wright, Senior Product Line Manager Infocus, Jupiter umumnya dipakai oleh pusat kendali untuk menampilkan berbagai informasi lewat beberapa layar yang dihubungkan. Salah satu contohnya adalah pusat kendali lalu lintas di Beijing, Tiongkok, yang menggabungkan 98 unit layar masing-masing berukuran 60 inci dengan lebar 14 layar dan tinggi 7 layar. Atau juga pusat kendali di Auckland, Selandia Baru, yang menggunakan layar jamak untuk memantau 200 lebih kamera pengawas di jalanan.
af7bfa5c5fcf4ab49cf84984fa06d870KOMPAS/DIDIT PUTRA ERLANGGA RAHARDJO–Layar pintar produksi Infocus yang merupakan produk andalan selain proyektor yang melambungkan nama perusahaan ini di Indonesia, Selasa (15/11/2016). Mengincar kebutuhan akan pusat kendali yang menjadi otak dari kota pintar atau pemerintahan elektronik, Infocus juga berniat untuk mengganti papan tulis dan proyektor sekaligus dengan produk tersebut.

Peluang
Sutejo menuturkan, tren kota-kota di Indonesia untuk membangun pusat kendali merupakan peluang yang diincar Infocus. Begitu pula perkantoran yang ingin menerapkan teknologi terbaru, akan disodorkan produk seperti Mondopad.

Harga jualnya memang tidak murah. Layar JTouch berukuran 50 inci bisa ditawarkan dengan harga Rp 85 juta, sementara Mondopad berukuran 40 inci dihargai Rp 50 juta dan yang paling mahal adalah layar berukuran 85 inci dengan resolusi 4K yang punya harga Rp 650 juta.

“Untuk Jupiter memang tergantung komposisi dan pengaturan layar yang ada. Sistem ini bahkan bisa mengelola layar pintar dengan merek selain Infocus,” kata Sutejo.

Dari pengalaman saat mencoba, Mondopad memungkinkan pengguna untuk membuat tulisan lantas disimpan dalam bentuk file. Pemilik gawai bisa memancarluaskan isi layar mereka melalui fitur casting ke layar yang lebih besar.

Satu hal yang mengganggu adalah latensi atau jeda waktu antara sentuhan dan input yang muncul di layar. Untuk penggunaan seperti sekolah, kuliah, ataupun kantor, jeda waktu ini masih bisa ditoleransi, tetapi tidak untuk mereka yang ingin memanfaatkan layar pintar sebagai medium berkreasi seni.

Pasar layar pintar di Indonesia juga makin ramai karena kian banyak merek yang masuk ke pasar. Selain Infocus ada pula Panter, layar pintar yang didistribusikan PT Inter Media Com. Varian produknya berupa layar pintar, panel pintar, dan mimbar pintar, yang bisa menampilkan gambar dengan resolusi 4K meski masih harus dihubungkan dengan unit komputer.

Layar pintar akan kian lumrah ditemui pada tahun 2017 mendatang. Tinggal satu pertanyaan tersisa: apakah untuk memudahkan hidup manusia atau sekadar pertunjukan gengsi semata?

DIDIT PUTRA ERLANGGA RAHARDJO

Sumber: Kompas siang, 25 November 2016

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 8 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB