Kontribusi Iptek Masih Rendah

- Editor

Minggu, 20 November 2016

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Indonesia yang berpenduduk sekitar 250 juta orang hanya memiliki pengusaha 1,65 persen. Dari jumlah pengusaha relatif sedikit itu, hanya 0,43 persen yang usahanya berbasis teknologi, jauh lebih rendah dibandingkan dengan sejumlah negara tetangga yang mencapai 3 persen.

Sebagai contoh, angka pengusaha berbasis teknologi di Malaysia 5 persen, Singapura 7 persen, Thailand 4,5 persen, dan Vietnam 3,3 persen. Adapun Tiongkok, Amerika Serikat, dan Jepang rata-rata 10 persen.

Demikian dikatakan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Muhammad Nasir pada acara Pembukaan Pameran “Indonesia Innovations and Innovators Expo” (I3E) 2016, Kamis (17/11), di Grand Metropolitan, Bekasi, Jawa Barat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Minimnya jumlah teknopreneur dan karya inovasi teknologi yang mendukung bisnis di Indonesia karena regulasi dan aturan menghambat wirausaha. Kondisi makroekonomi tak kondusif, padahal wirausaha perlu kestabilan ekonomi untuk menjamin kelancaran bisnis.

Masalah lain adalah infrastruktur berdampak besar bagi wirausaha karena transaksi ekonomi terbebani komponen biaya transportasi mahal. Selain itu, tak tersedia layanan finansial bagi bisnis mikro dan makro. Jumlah tenaga kerja terampil juga tidak memadai, padahal itu perlu untuk pengembangan industri.

89926197cf8c4d0db84fd4499695bdc1KOMPAS/YUNI IKAWATI—Satpam Pintar, salah satu inovasi, dipamerkan di Indonesia Innovations and innovators Expo 2016, Kamis (17/11), di Grand Metropolitan Bekasi, Jawa Barat. Satpam Pintar ini adalah sistem kendali otomatis sensor terpadu yang diterapkan di pabrik dan perkantoran. Sistem itu bisa dipantau dari ponsel berbasis Android.

Masalah itu bisa teratasi jika wirausaha berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi serta inovasi. “Dengan iptek dan inovasi, pemanfaatan sumber daya efektif dan efisien sehingga memberikan kontribusi signifikan pada perekonomian bangsa,” ujarnya.

Untuk itu, warga diimbau menghasilkan inovasi untuk mendukung perekonomian dan wirausaha berbasis teknologi. Tujuannya, agar bertahan pada krisis dan berkompetisi.

Berorientasi produk
Pihaknya mendorong perguruan tinggi serta lembaga riset dan pengembangan agar tidak hanya berorientasi litbang yang hanya menghasilkan publikasi ilmiah. Riset juga perlu berorientasi produk inovatif bernilai tambah tinggi untuk dipasarkan dan bermanfaat bagi warga.

Terkait hal itu, Direktur Jenderal Penguatan Inovasi Jumain Appe mengatakan, program insentif Inkubasi Bisnis Teknologi dijalankan. Itu berbentuk skema pendanaan dari pemerintah kepada lembaga inkubator, dan pelaku usaha pemula berbasis teknologi. (YUN)
——————
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 18 November 2016, di halaman 13 dengan judul “Kontribusi Iptek Masih Rendah”.

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif
Baru 24 Tahun, Maya Nabila Sudah Raih Gelar Doktor dari ITB
Metode Sainte Lague, Cara Hitung Kursi Pileg Pemilu 2024 dan Ilustrasinya
Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri
PT INKA Fokus pada Kereta Api Teknologi Smart Green, Mesin Bertenaga Air Hidrogen
Berita ini 2 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 13:11 WIB

Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Senin, 1 April 2024 - 11:07 WIB

Baru 24 Tahun, Maya Nabila Sudah Raih Gelar Doktor dari ITB

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:23 WIB

Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:17 WIB

PT INKA Fokus pada Kereta Api Teknologi Smart Green, Mesin Bertenaga Air Hidrogen

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:09 WIB

7 Sesar Aktif di Jawa Barat: Nama, Lokasi, dan Sejarah Kegempaannya

Berita Terbaru