Klub Sains SMA Candle Tree Berhasil Membuat Pesawat Nirawak

- Editor

Minggu, 17 Januari 2016

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Kerja sama tim, kegigihan, kesabaran, dan kemampuan memimpin dibutuhkan untuk mewujudkan sebuah proyek yang sukses. Hal tersebut dibuktikan oleh para siswa anggota klub sains SMA Candle Tree di Tangerang Selatan yang berhasil merakit pesawat nirawak (drone) dari nol.

Pada Sabtu (16/1) pagi yang bertetapan dengan pengambilan rapor semester pertama, para guru dan orangtua murid berkumpul mengelilingi lapangan SMA Candle Tree. Mata mereka tertuju kepada seorang siswa berkemeja putih yang berdiri di tengah lapangan. Di tangannya ada alat pengendali jarak jauh.

Siswa tersebut adalah Ivan Alexander dari kelas XII-IPA yang merupakan Ketua Tim Perakit Pesawat Nirawak Klub Sains SMA Candle Tree. Ia memijit tombol-tombol di alat pengendali tersebut, sontak pesawat nirawak dari aluminium bercat hijau tersebut memutar keempat baling-balingnya. Diiringi suara berdengung, pesawat berdiameter 60 sentimeter tersebut naik, melayang ke kanan, kiri, dan berputar-putar di udara. Para penonton pun riuh bertepuk tangan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

930e220b87514bb1bee52be91d7398eeKOMPAS/LARASWATI ARIADNE ANWAR–Ivan Alexander, Ketua Tim Pembuat Pesawat Nirawak Klub Sains SMA Candle Tree, menerbangkan pesawat nirawak di lapangan sekolahnya pada Sabtu (16/1/2016).

“Proyek membuat drone ini sudah dimulai sejak awal tahun ajaran 2015/2016. Total ada 20 anggota klub sains yang terlibat,” kata Ivan.

Ia menuturkan bahwa pembuatan pesawat nirawak adalah hal baru bagi klub sains yang biasanya berkutat pada percobaan kimia. Ini kali pertama mereka bermain-main di bidang robotika. Semua cara, mulai dari mencari bahan hingga cara merakit, mereka cari dari internet.

“Awalnya, untuk baling-baling mau memakai kipas yang ada di dalam komputer, tapi enggak ketemu yang bekas,” tutur Ivan. Walhasil, guru pembina klub sains pun mendekati Universitas Surya untuk bersedia menjadi pembimbing para siswa dan menyumbang barang-barang pembuatan pesawat tersebut.

Dalam proses pembuatan pesawat, setiap anggota klub memiliki tanggung jawab masing-masing. Misal, ada yang bertugas merakit badan pesawat, ada yang menangani perkabelan, dan ada pula yang mengecat pesawat.

Sabar
Pada presentasi di hadapan orangtua murid, Clairine Bryna dari kelas X-IPA, menjelaskan bahwa proses membuat pesawat nirawak membutuhkan kesabaran tidak hanya dalam segi teknis perakitan, tetapi juga menghadapi berbagai sikap anggota kelompok. “Benar-benar belajar cara berkomunikasi yang baik,” katanya.

Percobaan sains tersebut juga tidak sepenuhnya berjalan mulus. Berbagai tantangan terjadi, mulai dari kompas yang rusak hingga baling-baling patah. Bahkan, kemarin pesawat mengalami kerusakan cukup signifikan sehingga beberapa anggota harus tinggal di sekolah untuk memperbaikinya.

 

Mereka begadang hingga dini hari. “Teman-teman lain sebenarnya mau ikut membantu, tapi enggak diizinkan orangtua untuk keluar malam-malam,” kata Einstein M Frian dari kelas X-IPA.

Kepemimpinan
Kepala SMA Candle Tree Siprianus Peren menerangkan bahwa pelatihan kepemimpinan merupakan fokus pendidikan di lembaga yang dipimpinnya. Sejak kelas X, murid ditantang membuat berbagai proyek kelompok, seperti teater, film, dan sains, yang keseluruhan proses dipimpin, dirancang, dan dilaksanakan oleh mereka. Tujuannya untuk melatih kemampuan mereka beradaptasi dan berempati dengan situasi yang dihadapi.

Mereka juga belajar cara membuat proposal dan mempresentasikannya di depan yayasan pembina guna meminta bantuan dana. Dalam hal ini, negosiasi merupakan keahlian yang harus mereka miliki.

“Bahkan, setiap kali upacara bendera, pembina upacaranya juga murid yang memberi ceramah di hadapan teman-temannya,” kata Siprianus.

LARASWATI ARIADNE ANWAR

Sumber: Kompas Siang | 16 Januari 2016

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 2 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB