Kereta Cepat Picu Usaha Lokal

- Editor

Jumat, 8 Januari 2016

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Pengunjung mengamati miniatur kereta api cepat yang dipamerkan Perusahaan China Railway Corporation di Atrium Senayan City, Jakarta, Kamis (13/8). Kereta cepat yang dipamerkan tersebut memiliki kecepatan 320 km/jam. 

Kompas/Totok Wijayanto (TOK)
13-08-2015

Pengunjung mengamati miniatur kereta api cepat yang dipamerkan Perusahaan China Railway Corporation di Atrium Senayan City, Jakarta, Kamis (13/8). Kereta cepat yang dipamerkan tersebut memiliki kecepatan 320 km/jam. Kompas/Totok Wijayanto (TOK) 13-08-2015

Kota Baru Walini Bisa Terungkit
Pembangunan kereta api cepat Jakarta-Bandung diyakini mampu memacu pertumbuhan ekonomi mencapai 10 persen jika diintegrasikan dengan moda transportasi lain. Proyek itu harus disertai analisis lingkungan yang tepat agar keberadaannya kian menghidupkan usaha lokal.

“Moda itu akan membuat laju transportasi manusia dan barang menjadi lebih tinggi, dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Apabila sebelumnya Jakarta- Bandung ditempuh 3-4 jam, jarak 150 kilometer itu bisa ditempuh menjadi 30-45 menit menggunakan kereta api cepat,” kata Wali Kota Bandung Ridwan Kamil di Bandung, Selasa (6/1).

KA cepat Jakarta-Bandung yang berada di bawah pengelolaan PT Kereta Cepat Indonesia China (PT KCIC) ini akan mulai dibangun 21 Januari 2016, dan ditargetkan rampung tiga tahun kemudian. Rel KA cepat dibangun di tepi jalan tol itu akan menghubungkan kawasan Halim Perdanakusuma di DKI Jakarta-Karawang-Walini (Bandung Barat), hingga Gedebage (Kota Bandung).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Khusus Gedebage yang menjadi stasiun terakhir, kereta cepat berpotensi mendukung rencana kawasan teknopolis Kota Bandung, termasuk akses bagi stadion terbesar di Jawa Barat, Gelora Bandung Lautan Api. Bahkan, diyakini mampu mendukung kemudahan transportasi melalui Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan hingga Bandar Udara Internasional Kertajati di Kabupaten Majalengka.

Kamil mengatakan, KA cepat menjadi momentum tepat bagi warga Bandung mendukung pertumbuhan ekonomi yang lebih ideal, seperti wisata, transportasi, dan investasi. Momentum itu juga positif memicu perbaikan daya beli masyarakat Kota Bandung.

KA ringan
Kamil juga menilai, pembangunan KA cepat menjadi tantangan besar bagi penataan transportasi Kota Bandung. Misalnya, dibutuhkan sarana transportasi dari terminal KA cepat di Gedebage menuju pusat Kota Bandung. Salah satu solusi yakni mengintegrasikan KA cepat dengan light rail transport (LRT) atau KA ringan Kota Bandung.

LRT adalah salah satu megaproyek di masa kepemimpinan Ridwan Kamil. Untuk Koridor I jaraknya sekitar 10,15 kilometer dan Koridor II 20,05 km. Untuk 1 km diperlukan biaya Rp 500 miliar. Rencana ini telah disampaikan juga kepada Presiden Joko Widodo sehingga akan diterbitkan peraturan presiden agar LRT Koridor II Cimindi-Gedebage dikerjakan oleh PT KCIC.

Kepala Bappeda Kota Bandung Kamalia Purbani menambahkan, selain integrasi LRT Koridor II, pihaknya tengah mengkaji angkutan massal lainnya dari Gedebage menuju Kota Bandung. Hal itu akan dibahas Badan Koordinasi Transportasi Kota Bandung dalam waktu dekat.

Kota Baru
Dalam kaitan itu, Pemerintah Provinsi Jawa Barat menyambut baik rencana membangun pabrik perakitan KA cepat di Kawasan Perkebunan Walini, Kabupaten Bandung Barat. Pembangunan pabrik diproyeksikan bakal mempercepat pembangunan Kota Baru Walini yang sudah direncanakan jauh-jauh hari.

“Ini akan menjadi pengungkit, akselerator terciptanya kota mandiri yang dirancang pemerintah pusat, BUMN, dan Pemprov Jabar. Kami menyambut baik dan akan mendukung sesuai kompetensi kami sebagai regulator,” ujar Gubernur Jabar Heryawan. Pabrik perakitan ini dipersiapkan terutama untuk KA cepat Bandung-Jakarta.

Di pabrik ini, sejumlah BUMN, seperti PT INKA dan PT Len Industri, bekerja sama merakit sekaligus transfer ilmu dari perusahaan patungan pengelola, PT KCIC. KCIC diproyeksikan akan mengelola kereta cepat di ASEAN dan Timur Tengah. Selain Kota Walini, daerah lain yang dibidik adalah kawasan industri di Karawang.

Kota Walini akan dibangun di area seluas 3.000 hektar, tepatnya di Desa Maswati, Cikalong Wetan, Bandung Barat.

Di kawasan tersebut akan terdapat perumahan, pusat bisnis, pusat pemerintahan, dan Kampung Asia Afrika. Dengan lahan seluruhnya milik PT Perkebunan Nusantara VIII, menurut rencana akan dioptimalkan lahan tidak produktif dari perusahaan negara tersebut.

Untuk aksesnya, Pemprov Jabar akan memanfaatkan Jalan Tol Cipularang dan sinergitas pembangunan Jalan Tol Ciawi-Sukabumi, Sukabumi-Cianjur, dan Cianjur-Padalarang. Akses itu ditambah jalur jaringan KA cepat dan KA konvensional yang sudah ada di sekitar lokasi.

Kawasan Walini yang berjarak 22 km dari Kota Bandung dan berada pada Km 103 Tol Cipularang dikenal sebagai afdeling Panglejar. Pengembangan fungsi kawasan ini sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Barat Nomor 2 Tahun 2012 dan rencana tata ruang wilayah (RTRW) tahun 2009.

Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Jabar Dadan Ramdhan menilai, pemerintah belum terbuka mengenai kajian lingkungan hidup di wilayah yang akan dilintasi KA cepat. Padahal, dia yakin KA cepat tidak sekadar pemenuhan sarana transportasi. Namun, rentan memicu alih fungsi lahan yang untuk bisnis properti dan usaha lainnya dengan potensi bencana.(CHE/DMU)
————
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 7 Januari 2016, di halaman 22 dengan judul “Kereta Cepat Picu Usaha Lokal”.

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Baru 24 Tahun, Maya Nabila Sudah Raih Gelar Doktor dari ITB
Metode Sainte Lague, Cara Hitung Kursi Pileg Pemilu 2024 dan Ilustrasinya
Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri
PT INKA Fokus pada Kereta Api Teknologi Smart Green, Mesin Bertenaga Air Hidrogen
7 Sesar Aktif di Jawa Barat: Nama, Lokasi, dan Sejarah Kegempaannya
Anak Non SMA Jangan Kecil Hati, Ini 7 Jalur Masuk UGM Khusus Lulusan SMK
Red Walet Majukan Aeromodelling dan Dunia Kedirgantaraan Indonesia
Penerima Nobel Fisika sepanjang waktu
Berita ini 0 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 1 April 2024 - 11:07 WIB

Baru 24 Tahun, Maya Nabila Sudah Raih Gelar Doktor dari ITB

Rabu, 21 Februari 2024 - 07:30 WIB

Metode Sainte Lague, Cara Hitung Kursi Pileg Pemilu 2024 dan Ilustrasinya

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:23 WIB

Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:17 WIB

PT INKA Fokus pada Kereta Api Teknologi Smart Green, Mesin Bertenaga Air Hidrogen

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:09 WIB

7 Sesar Aktif di Jawa Barat: Nama, Lokasi, dan Sejarah Kegempaannya

Rabu, 3 Januari 2024 - 17:34 WIB

Red Walet Majukan Aeromodelling dan Dunia Kedirgantaraan Indonesia

Minggu, 24 Desember 2023 - 15:27 WIB

Penerima Nobel Fisika sepanjang waktu

Selasa, 21 November 2023 - 07:52 WIB

Madura di Mata Guru Besar UTM Profesor Khoirul Rosyadi, Perubahan Sosial Lunturkan Kebudayaan Taretan Dibi’

Berita Terbaru

US-POLITICS-TRUMP

Berita

Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri

Rabu, 7 Feb 2024 - 14:23 WIB