Kemristek dan Dikti Kenalkan Varietas Padi IPB 3S

- Editor

Sabtu, 12 Maret 2016

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi mengenalkan varietas padi IPB 3S. Varietas itu diklaim mampu menghasilkan beras jauh lebih banyak ketimbang varietas padi lain.

Varietas padi tersebut hasil riset Institut Pertanian Bogor (IPB), Jawa Barat, selama lebih kurang enam tahun. “Varietas padi itu bisa mendorong swasembada beras nasional,” ujar Direktur Jenderal Penguatan Inovasi Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Jumain Appe seusai jumpa pers di gedung BPPT Jakarta, Jumat (11/3).

Menurut rencana, pengenalan varietas padi itu akan dilakukan di IPB, Sabtu ini. Namun, diundur karena Menteri Riset, Teknologi, dan Perguruan Tinggi serta Menteri Pertanian tidak bisa hadir bersamaan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Tahapan pengembangan varietas padi IPB 3S meliputi serangkaian proses, yaitu pengambilan bibit, uji coba di IPB Seed Center, dan uji coba di sawah seluas 1-2 hektar untuk menjadi benih berwarna kuning. Uji coba berikutnya dilakukan di sejumlah petak sawah melewati pergantian musim. “Itu semua dilakukan hingga benih mendapat label biru (siap edar),” kata Jumain.

Varietas padi IPB 3S di lahan uji coba disebutkan tahan hama dan hasilnya 13,5 ton per hektar. Satu batang padi IPB 3S dapat menghasilkan sekitar 350 butir padi. Lama tanam sekitar 105 hari. “Potensi hasilnya dapat mencapai dua kali lipat daripada padi biasa,” tuturnya.

Namun, padi itu masih memiliki kelemahan, yaitu tingginya mencapai sekitar 1 meter. Itu bisa membuat padi mudah rebah tertiup angin. “Kami sudah mengembangkan varietas jenis 4S yang tingginya sekitar 70 sentimeter,” kata Jumain.

Menurut rencana, varietas padi itu akan dikembangkan di lahan sekitar 2 juta hektar pada 2017. Total benih yang diperlukan 50.000 ton.

Komoditas lain yang jadi prioritas pengembangan Kemristek dan Dikti untuk mewujudkan swasembada pangan adalah jagung dan kedelai.

Kepala Bagian Komunikasi Publik Kemristek dan Dikti Munawir Razak mengatakan, Menristek dan Dikti Muhammad Nasir serta Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman akan menandatangani kesepakatan kerja sama penerapan inovasi di bidang pertanian dan peternakan.

Kerja sama itu pula yang direncanakan berlangsung Sabtu ini di IPB. Namun, acara tersebut diundur hingga waktu yang belum ditentukan. “Kami menunggu jadwal yang tepat antara Menteri Pertanian dengan Menristek dan Dikti,” ujarnya.

Data Badan Pusat Statistik menunjukkan, produksi padi Indonesia pada 2015 sebanyak 75,36 juta ton gabah kering giling (GKG). Jumlah itu mengalami kenaikan 4,51 juta ton (6,37 persen) dibandingkan dengan tahun 2014.

Saat ini, Pemerintah Indonesia masih mengandalkan impor beras dari beberapa negara, seperti Vietnam dan Thailand. Selain itu, impor dari Pakistan sebanyak 1 juta ton dengan nilai 400 juta dollar AS selama 2016-2019. Penandatanganan dilakukan antara Trading Corporation of Pakistan dan Perum Bulog (Kompas, 9/1). (C08)
———–
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 12 Maret 2016, di halaman 14 dengan judul “Kemristek dan Dikti Kenalkan Varietas Padi IPB 3S”.

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 10 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB