Karya Inovatif Remaja Tanpa Tindak Lanjut

- Editor

Selasa, 19 November 2013

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Hasil-hasil riset dan inovasi remaja dalam kompetisi ilmiah Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia atau LIPI tidak mampu dikawal hingga menjadi komersial. Keberlanjutan program ini tidak bisa ditangani LIPI karena memiliki berbagai keterbatasan.

”LIPI tidak membuat desain mengawal hasil-hasil riset remaja yang berpotensi menjadi inovasi dan komersial. Di dalam kompetisi itu programnya hanya menumbuhkan minat meriset secara ilmiah kepada remaja,” kata Deputi Jasa Ilmiah LIPI Fatimah Zulfah S Padmadinata, Senin (18/11), di Jakarta.

Fatimah mengatakan, dari banyaknya temuan yang berpotensi untuk dipatenkan dan dikomersialkan pada ajang kompetisi itu menjadi peluang yang baik bagi kalangan investor dan pengusaha swasta. ”Hasil temuan dari riset remaja itu masih awal,” ujarnya.

Mendikbud Mohammad Nuh secara terpisah mengapresiasi berbagai inovasi luar biasa yang dihasilkan murid-murid di jenjang pendidikan dasar dan menengah. Meski secara keilmuan ada sesuatu yang baru, inovasi anak-anak itu tidak serta-merta bisa langsung diproduksi massal oleh industri. Langkah terpenting adalah segera mengurus hak paten inovasi itu. ”Jangan sampai karya anak-anak itu disabotase,” ujarnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Dirjen Pendidikan Dasar Kemendikbud Hamid Muhammad menambahkan, untuk pengurusan paten serta kerja sama dengan industri untuk produksi massal, sekolah bisa berperan aktif. (NAW/LUK)

Sumber: Kompas, 19 November 2013

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 1 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB