Jepang Manfaatkan Koleksi Mikroba LIPI

- Editor

Kamis, 17 Maret 2016

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Riset tim peneliti Departemen Teknik dan Ilmu Kimia Universitas Kobe yang dipimpin Prihardi Kahar berhasil mengidentifikasi 14 dari 1.000 koleksi mikroba milik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Mikroba itu diketahui potensial didayagunakan menghasilkan enzim yang digunakan pada proses di biokilang.

Organisme mikro yang ditemukan dalam penelitian dua tahun itu, antara lain Pichia ohmeri dan spesies Candida. Data pusat koleksi mikroorganisme LIPI (InaCC) menyebut, mikroba dari jenis kapang itu berasal dari beberapa daerah di Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara. “Penelitian lanjut untuk mengetahui daya tahan mikroba terhadap ‘racun’ yang keluar selama proses di biorefinery (biokilang),” jelas Prihardi yang terlibat proyek riset biokilang terpadu di Pusat Riset Terintegrasi Universitas Kobe, seperti dilaporkan wartawan Kompas, Yuni Ikawati, dari Osaka.

Setiap mikroba itu diteliti reaksi gennya terhadap senyawa kimia yang terurai dalam biokilang, seperti fenol dan lignin. Penelitian lanjutan melakukan rekayasa genetika untuk mengetahui gen unggulan setiap mikroba dan memadukannya hingga terbentuk lengan kapang yang menghasilkan enzim pengurai sesuai bahan baku selulosa yang diproses.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Prihardi menemukan satu ragi yang tahan seluruh inhibitor atau senyawa bersifat asam, seperti asam cuka, asam semut, asetat, dan aldehid. Strain ragi asal Jepang, Saccharomyces cerevisiae, yang telah direkayasa genetika ini telah dipatenkan dan dimanfaatkan industri biokilang.

Kerja sama
Penelitian mikroba untuk proses enzimatik itu, menurut Bambang Sunarko, Kepala Pusat Bioteknologi LIPI, merupakan bagian kerja sama kedua pihak dalam program Science and Technology Research Partnership for Sustainable Development. Mikroba yang diteliti peneliti Universitas Kobe berasal dari InaCC yang diresmikan 11 September 2014.

Pemanfaatan plasma nutfah dari Indonesia oleh Jepang dapat dilakukan terbatas untuk kepentingan riset. Itu terkait perjanjian yang diatur dalam Protokol Nagoya. “Jika mikroba itu diketahui memiliki manfaat komersial, kemudian dipublikasikan dan dipatenkan, pihak lembaga riset Jepang harus mencantumkan mitra kerja sama dari Indonesia,” jelas Sunarko.

Selanjutnya, jika industri menggunakannya dalam produksi, diperhitungkan persentase masing-masing pihak. Saat ini tak ada ketentuan baku soal pembagian itu. Selain itu, tambah Bambang Prasetya, Ketua Konsorsium Bioteknologi Indonesia, hingga kini Protokol Nagoya belum diratifikasi pemerintah.

Keluarnya protokol itu, lanjut Sunarko, keinginan Jepang untuk mendapat akses memanfaatkan sumber hayati di Indonesia yang melimpah untuk kepentingan ilmiah, khususnya bioteknologi. Itu terkait pembangunan infrastruktur Biological Resources Center di Jepang dan negara maju untuk menjamin kesediaan jasad renik ini dengan memperhatikan regulasi yang selaras dengan perundang-undangan dan komitmen internasional, serta keamanan keselamatan lingkungan.

Menurut Prasetya, penerbitan undang-undang untuk meratifikasi protokol itu diperlukan, bukan hanya untuk mencegah penyalahgunaan sumber daya hayati Indonesia, melainkan juga alih teknologi terkait pemanfaatan mikroba oleh pihak asing.

“Ini untuk menjamin kerja sama saling menguntungkan,” lanjutnya. Mikroorganisme dalam bidang bioteknologi punya kegunaan beragam, bukan hanya bidang energi, melainkan juga pangan, pakan, sandang, pertanian, kesehatan, dan lingkungan.
——————
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 17 Maret 2016, di halaman 14 dengan judul “Jepang Manfaatkan Koleksi Mikroba LIPI”.

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 5 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB