Informasi Geospasial; Tenaga Minim, Indonesia Terancam Sebatas Pasar

- Editor

Selasa, 2 Februari 2016

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Kebutuhan Indonesia terhadap informasi geospasial untuk pemetaan wilayah masih sangat besar. Seiring pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN, di tengah minimnya sumber daya manusia bidang pemetaan, Indonesia berpotensi menjadi pasar bagi tenaga dan pengusaha informasi geospasial dari negara sekawasan.


Badan Informasi Geospasial (BIG) berupaya agar SDM dalam negeri mampu bersaing. Salah satu cara lewat akreditasi dan sertifikasi. “Namun, jika jumlahnya belum sesuai kebutuhan, tak tertutup kemungkinan (menggunakan tenaga asing),” kata Kepala BIG Priyadi Kardono di sela diskusi Penguatan Sumber Daya Manusia dan Industri Informasi Geospasial yang Berkualitas dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN, Senin (1/2), di Cibinong, Jawa Barat.

Profesi bidang informasi geospasial satu dari delapan profesi yang disetujui bersaing bebas di negara-negara anggota ASEAN.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Data BIG, kebutuhan SDM belum tercukupi. SDM bidang informasi geospasial (IG) 8.500 orang, sementara kebutuhan ideal pada 2015 mencapai 31.500 orang. Kebutuhan itu untuk menyusun peta dasar One Map Policy serta pembuatan sejumlah peta tematis, seperti peta hutan dan peta mangrove.

Di sisi lain, dari 8.500 tenaga itu, 7.030 orang (82 persen) berada di Jawa. Dari 107 perusahaan bidang IG, mayoritas terpusat di Jawa. Sementara kebutuhan daerah luar Jawa sangat tinggi untuk pemetaan wilayah, antara lain membuat rencana tata ruang dan wilayah. “Akibatnya, daerah kerap mendapatkan perusahaan abal-abal untuk membuat peta. Mengaku bisa, tapi peta tidak standar,” ujar Priyadi.

Masalahnya, lanjut dia, belum banyak institusi pendidikan yang bisa menghasilkan SDM informasi geospasial. Diperkirakan, hanya ada 14-20 perguruan tinggi dengan fakultas terkait IG. Di sisi lain, modal biaya mengikuti perkembangan teknologi terkini sangat besar dalam memproduksi informasi geospasial.

Gandeng kampus
Melalui Pusat Pengembangan Infrastruktur Data Spasial, BIG menggandeng 13 perguruan tinggi, di antaranya Universitas Syiah Kuala (Aceh), Institut Teknologi Bandung (Jawa Barat), Universitas Gadjah Mada (Yogyakarta), Universitas Diponegoro (Jawa Tengah), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (Jawa Timur), dan Universitas Hasanuddin (Sulawesi Selatan).

BIG mendorong standar-standar kompetensi untuk akreditasi SDM informasi geospasial diadopsi kurikulum fakultas sehingga lulusan tinggal memperoleh penyetaraan. Nantinya, BIG akan menilai perguruan tinggi yang bekerja sama untuk diakreditasi sebagai lembaga sertifikasi SDM sehingga selain dapat ijazah, lulusan bidang IG langsung dapat sertifikat tenaga profesional.

Sekretaris Jenderal Dewan Pengurus Nasional Ikatan Nasional Tenaga Ahli Konsultan Indonesia (Intakindo) Mohammad Singgih mengatakan, BIG membentuk Kelompok Kerja Penilaian Kesesuaian untuk mengakreditasi lembaga sertifikasi kompetensi bidang IG. “Standar sertifikasi dan akreditasi kewajiban dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN,” katanya.

Singgih menambahkan, sertifikasi yang sudah diakui tingkat ASEAN baru sektor pemetaan darat. Lima sektor belum disepakati untuk diakui, yaitu penginderaan jauh, fotogrametri, sistem informasi geografis (GIS), hidrografi, dan kartografi.

Priyadi menuturkan, Indonesia baru menyetujui sertifikasi sektor pemetaan darat sebagai bentuk proteksi SDM dalam negeri. Sebab, dari 8.500 tenaga, lebih dari 50 persennya SDM sektor pemetaan darat. (JOG)
————–
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 2 Februari 2016, di halaman 14 dengan judul “Tenaga Minim, Indonesia Terancam Sebatas Pasar”.

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Baru 24 Tahun, Maya Nabila Sudah Raih Gelar Doktor dari ITB
Metode Sainte Lague, Cara Hitung Kursi Pileg Pemilu 2024 dan Ilustrasinya
Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri
PT INKA Fokus pada Kereta Api Teknologi Smart Green, Mesin Bertenaga Air Hidrogen
7 Sesar Aktif di Jawa Barat: Nama, Lokasi, dan Sejarah Kegempaannya
Anak Non SMA Jangan Kecil Hati, Ini 7 Jalur Masuk UGM Khusus Lulusan SMK
Red Walet Majukan Aeromodelling dan Dunia Kedirgantaraan Indonesia
Penerima Nobel Fisika sepanjang waktu
Berita ini 3 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 1 April 2024 - 11:07 WIB

Baru 24 Tahun, Maya Nabila Sudah Raih Gelar Doktor dari ITB

Rabu, 21 Februari 2024 - 07:30 WIB

Metode Sainte Lague, Cara Hitung Kursi Pileg Pemilu 2024 dan Ilustrasinya

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:23 WIB

Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:17 WIB

PT INKA Fokus pada Kereta Api Teknologi Smart Green, Mesin Bertenaga Air Hidrogen

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:09 WIB

7 Sesar Aktif di Jawa Barat: Nama, Lokasi, dan Sejarah Kegempaannya

Rabu, 3 Januari 2024 - 17:34 WIB

Red Walet Majukan Aeromodelling dan Dunia Kedirgantaraan Indonesia

Minggu, 24 Desember 2023 - 15:27 WIB

Penerima Nobel Fisika sepanjang waktu

Selasa, 21 November 2023 - 07:52 WIB

Madura di Mata Guru Besar UTM Profesor Khoirul Rosyadi, Perubahan Sosial Lunturkan Kebudayaan Taretan Dibi’

Berita Terbaru

US-POLITICS-TRUMP

Berita

Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri

Rabu, 7 Feb 2024 - 14:23 WIB