Gempa “Swarm” di Halmahera Sangat Langka

- Editor

Sabtu, 28 November 2015

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Gempa bumi tipe swarm yang melanda Halmahera Barat, Maluku Utara, tergolong sangat jarang terjadi di Indonesia. Gempa ini ditandai frekuensi kejadiannya yang beruntun, bisa mencapai ratusan kali per hari, dengan magnitudo relatif kecil.

“Fenomena ini sangat langka dan harus menjadi perhatian serius, baik untuk kepentingan mitigasi maupun keilmuan,” kata Indyo Pratomo, geolog senior dari Museum Geologi Bandung, yang dihubungi dari Jakarta, Rabu (25/12).

Menurut Indyo, gempa menerus dengan kekuatan yang sama ini biasa terjadi menjelang letusan gunung api. Namun, melihat kedalamannya, gempa-gempa ini memang masih digolongkan sebagai tektonik. “Gempa vulkanik biasanya lebih dangkal. Perlu penelitian integratif untuk memastikannya. Bisa juga ini menandai kemunculan gunung api baru atau aktifnya kembali gunung api lama,” ujarnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Staf Ahli Bidang Kebencanaan di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Surono mengatakan, gempa ini menarik untuk dipelajari lebih lanjut, termasuk pengaruhnya terhadap aktivitas vulkanik. Kawasan ini memang merupakan zona tektonik sangat aktif, yang berada di zona tumbukan lempeng Pasifik, lempeng Australia, dan Asia. Selain itu, juga terdapat banyak lempeng mikro. Selain memicu banyaknya sesar aktif, tumbukan lempeng yang sangat aktif ini juga menyebabkan kawasan ini memiliki banyak gunung api aktif.

“Pengaruh gempa ini terhadap aktivitas vulkanik belum bisa dipastikan, tapi yang jelas jumlah gunung api di Indonesia saat ini yang statusnya di atas Normal kebanyakan ada di sini,” kata Surono. Gunung Gamalama di Ternate, termasuk yang sangat gampang terpengaruh oleh aktivitas tektonik.

6c8e8e5117b446e09969d959c3b3a56fKOMPAS/FRANSISKUS PATI HERIN–Rosmani Soamole (34), guru honorer pada Sekolah Menengah Pertama Pabos di Desa Pabos, Kecamatan Jailolo, Kabupaten Halmahera Barat, Provinsi Maluku Utara, sedang mengajar siswa di ruang kelas yang plafonya jebol akibat guncangan gempa. Hingga Selasa (24/11), gempa masih melanda wilayah tersebut sejak 16 November 2015.

Gempa tektonik beruntun ini oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) bertipe swarm. Gempa tipe ini ditandai dengan peningkatan aktivitas gempa dengan magnitudo relatif kecil yang berlangsung terus-menerus tanpa kemunculan gempa bumi utama. Hal ini terjadi karena kondisi batuan penyusun di zona gempa bumi sangat heterogen.

“Jadi, peluang akan terjadinya gempa besar memang kecil, tapi frekuensinya yang sering membuat masyarakat panik,” kata Daryono, Kepala Bidang Mitigasi Gempa dan Tsunami BMKG.

Data Stasiun Geofisika Ternate, BMKG, terhitung dari Senin (16/11) hingga Selasa (24/11) total aktivitas gempa bumi yang terjadi mencapai 611 kejadian. Namun, berdasarkan tren tiap harinya, saat ini menunjukkan penurunan besaran magnitudo dan frekuensi kejadiannya. Pada Minggu (22/11) tercatat sebanyak 99 kejadian dan hari Senin (23/11) sebanyak 73 kejadian. Sementara kekuatannya cenderung turun, lebih banyak di bawah M 3,0 skala Richter, dan sangat jarang kekuatannya di atas M 4,0 skala Richter.

“Data tersebut menunjukkan proses pelepasan tegangan pada batuan yang berlangsung terus karena karakteristik batuannya yang rapuh. Jika tegangan yang tersimpan dalam batuan sudah habis, aktivitas gempa bumi tipe swarm ini akan berakhir,” kata Daryono.

AHMAD ARIF

Sumber: Kompas Siang | 25 November 2015

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 2 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB