Gempa Sabah; Kalimantan Tak Sepenuhnya Aman

- Editor

Sabtu, 6 Juni 2015

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Gempa berkekuatan M6,2 terjadi di kawasan Ranau, Negeri Sabah, Malaysia. Jumat (5/6), pukul 06.15 WIB. Kejadian itu menunjukkan, sekalipun berada di Pulau Kalimantan yang dianggap relatif aman gempa karena jauh dari zona subduksi lempeng, ternyata Sabah tidak sepenuhnya bebas gempa.


Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Daryono, di Jakarta, Jumat (5/6), mengatakan, pusat gempa bumi itu ada di daratan pada koordinat 6,27 derajat Lintang Utara dan 116,6 derajat Bujur Timur berkedalaman hiposenter 10 kilometer. Adapun guncangan gempa bumi terkuat dirasakan di kota Ranau, Sabah, dengan skala intensitas VI MMI.

Gempa Bumi Di Sabah“Efek guncangan gempa tersebut menimbulkan kerusakan ringan pada beberapa bangunan rumah, retak-retak pada lantai, dinding tembok, dan jendela di Sabah. Beberapa ruas jalan raya juga rusak,” kata Daryono.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Kegempaan Kalimantan
Menurut Daryono, kawasan Sabah secara seismisitas merupakan kawanan relatif sepi dari aktivitas gempa bumi, seperti kawasan lain di Pulau Kalimantan. Namun, di kawasan ini sebenarnya terdapat beberapa struktur sesar berusia tua. “Struktur sesar yang sangat populer di kawasan Sabah dikenal sebagai sistem Sesar Sibuda. Namun, belum diketahui nama segmen sesar yang mengalami reaktivasi hingga memicu gempa bumi,” katanya.

Gempa di Sabah itu berselang dua minggu dengan gempa di Bengkayang, Kalimantan Barat. Gempa di Bengkayang, Kamis (14/5), berkekuatan 4,2 skala Richter. “Hal ini mungkin membuat masyarakat bertanya-tanya apakah Kalimantan memang aman gempa?” kata Irwan Meilano, ahli gempa dari Institut Teknologi Bandung.

Jika dibandingkan dengan kawasan lain di Indonesia yang berhadapan langsung dengan zona tumbukan lempeng, seperti Pulau Jawa dan Sumatera, lanjut Irwan, Pulau Kalimantan memang relatif aman gempa. “Kalau perspektif ancaman bencana, risiko gempa di Kalimantan bisa dibilang rendah. Namun, tak berarti Pulau Kalimantan sepenuhnya aman gempa, terutama di utara, seperti Sabah. Adanya Gunung Kinabalu yang cukup tinggi menunjukkan jejak pergerakan tektonik di sana,” ujarnya.

Irwan mengatakan, gempa berkekuatan M6 bisa menimbulkan kerusakan dan memicu korban jika tak diantisipasi. “Kalau bangunan dibangun tepat di atas zona sesar, tentu kemungkinan hancurnya tinggi,” katanya.

Geolog dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Eko Yulianto, mengatakan, pada prinsipnya, seluruh wilayah Bumi bisa dilanda gempa. Soal frekuensi, biasanya tergantung dari aktif atau tidaknya zona sesar, yang biasanya ditandai jauh atau dekatnya dengan zona tumbukan lempeng bumi. “Seperti Sesar Lembang di Bandung dianggap sebagian ahli tidak aktif. Padahal, itu hanya masalah berapa lama mengumpulkan energi hingga bisa melewati daya elastis batuan yang menguncinya,” ujarnya.

Untuk Indonesia, kawasan yang dianggap paling rentan gempa berada di depan zona tumbukan lempeng Eurasia dengan Indo-Australia yang membentuk busur Sunda, memanjang dari Aceh hingga kawasan Nusa Tenggara Timur. (AIK)
—————
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 6 Juni 2015, di halaman 13 dengan judul “Kalimantan Tak Sepenuhnya Aman”.

Posted from WordPress for Android

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Metode Sainte Lague, Cara Hitung Kursi Pileg Pemilu 2024 dan Ilustrasinya
Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri
PT INKA Fokus pada Kereta Api Teknologi Smart Green, Mesin Bertenaga Air Hidrogen
7 Sesar Aktif di Jawa Barat: Nama, Lokasi, dan Sejarah Kegempaannya
Anak Non SMA Jangan Kecil Hati, Ini 7 Jalur Masuk UGM Khusus Lulusan SMK
Red Walet Majukan Aeromodelling dan Dunia Kedirgantaraan Indonesia
Penerima Nobel Fisika sepanjang waktu
Madura di Mata Guru Besar UTM Profesor Khoirul Rosyadi, Perubahan Sosial Lunturkan Kebudayaan Taretan Dibi’
Berita ini 4 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 21 Februari 2024 - 07:30 WIB

Metode Sainte Lague, Cara Hitung Kursi Pileg Pemilu 2024 dan Ilustrasinya

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:23 WIB

Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:17 WIB

PT INKA Fokus pada Kereta Api Teknologi Smart Green, Mesin Bertenaga Air Hidrogen

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:09 WIB

7 Sesar Aktif di Jawa Barat: Nama, Lokasi, dan Sejarah Kegempaannya

Rabu, 7 Februari 2024 - 13:56 WIB

Anak Non SMA Jangan Kecil Hati, Ini 7 Jalur Masuk UGM Khusus Lulusan SMK

Minggu, 24 Desember 2023 - 15:27 WIB

Penerima Nobel Fisika sepanjang waktu

Selasa, 21 November 2023 - 07:52 WIB

Madura di Mata Guru Besar UTM Profesor Khoirul Rosyadi, Perubahan Sosial Lunturkan Kebudayaan Taretan Dibi’

Senin, 13 November 2023 - 13:59 WIB

Meneladani Prof. Dr. Bambang Hariyadi, Guru Besar UTM, Asal Pamekasan, dalam Memperjuangkan Pendidikan

Berita Terbaru

US-POLITICS-TRUMP

Berita

Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri

Rabu, 7 Feb 2024 - 14:23 WIB