Gambut Rawan Terbakar

- Editor

Sabtu, 1 Maret 2014

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

RPP Gambut Diharapkan Beri Jalan Keluar
Pemerintah diminta mengevaluasi draf Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Perlindungan dan Pengelolaan Gambut. Isi draf itu dinilai sangat lemah dan tidak memberikan solusi bagi berbagai permasalahan lahan gambut.

Muhammad Teguh Surya, Pengampanye Politik Hutan Greenpeace Indonesia, Jumat (28/2), di Jakarta, menyesalkan, RPP tak melindungi penuh ekosistem gambut. Ia menunjukkan, pembukaan lahan gambut terbukti membawa kerugian bagi pemerintah dan masyarakat.

Contoh nyata adalah kebakaran atau pembakaran yang terjadi akhir-akhir ini di Riau. ”Analisis kami, kebakaran lahan di Riau saat ini 95 persen terjadi di lahan gambut,” katanya. Gambut mudah terbakar karena dikeringkan menggunakan kanal. Pembusukan serasah gambut menghasilkan gas metana yang mudah terbakar. Pemadaman sangat sulit karena terjadi di kedalaman tanah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Penetapan RPP Gambut bisa menjadi langkah mundur pengelolaan gambut. Pemerintah masih membuka keran lahan gambut sebagai area budidaya. Padahal, gambut rawan terbakar.

”RPP Gambut sudah dibahas lintas kementerian. Tinggal menunggu tanda tangan Menteri Koordinator Perekonomian,” kata Rosa Vivien Ratnawati, Kepala Biro Hukum dan Humas Kementerian Lingkungan Hidup.

gambutIa mengatakan, pembahasan RPP Gambut yang diamanatkan UU Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup ini sudah berlangsung lama. UU No 32/2009 memberikan batas waktu setahun agar pemerintah menerbitkan PP tersebut.

Penyusunan RPP Gambut dilakukan KLH bersama Kementerian Pekerjaan Umum, Kementerian Kehutanan, Badan Informasi Geospasial, dan Kementerian Koordinator Perekonomian. ”Semoga prosesnya segera selesai,” kata Vivien.

Ditemui hari sebelumnya di Surabaya, Menteri Lingkungan Hidup Balthasar Kambuaya menargetkan, PP Gambut diterbitkan sesegera mungkin. ”Harus sudah selesai sebelum masa jabatan saya berakhir,” katanya.

Balthasar tak sepakat terkait tudingan berbagai pihak bahwa RPP Gambut lemah dalam perlindungan gambut. Lahan gambut, menurut dia, tak bisa seluruhnya dilindungi. Kebutuhan lahan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dinilai penting.

Menurut Balthasar, perlindungan lingkungan dan pertumbuhan ekonomi harus berjalan bersama-sama. ”Perlindungan lingkungan dan pertumbuhan ekonomi harus seimbang. Kita harus memastikan kedua hal terus berkelanjutan,” katanya.

Balthasar mengatakan, RPP Gambut memberikan perlindungan kuat. Perlindungan mutlak diberikan kepada 30 persen ekosistem gambut, termasuk kubah gambut. Di luar luasan tersebut, perlindungan juga harus dilakukan pada gambut tebal (lebih dari 3 meter), kawasan konservasi/lindung, dan memiliki spesies endemik.

”Pengaturan melalui RPP penting dilakukan. Di dalamnya ada pengawasan agar gambut tak dibuka sembarangan,” kata Balthasar.
Emisi karbon

Muhammad Teguh menambahkan, selain merugikan kesehatan masyarakat, lingkungan, serta ekonomi di sejumlah daerah, kebakaran membuat emisi karbon terlepas. Kebakaran gambut menjadi penyumbang besar pelepasan karbon di Indonesia.

Di sisi lain, Presiden telah berjanji di forum global untuk menurunkan emisi 26-41 persen.

”Kami mendesak agar Menteri Koordinator Perekonomian tidak menandatangani, melainkan membuka konsultasi publik pembahasan RPP yang selama ini terkesan eksklusif,” kata Teguh.

Ia berharap, RPP Gambut memberikan jalan keluar bagi berbagai masalah pengelolaan gambut di Indonesia, antara lain, peninjauan kembali pemberian konsesi hutan tanaman industri dan perkebunan sawit di lahan-lahan gambut serta tumpang tindih dengan hutan hak masyarakat adat. (ICH)

Sumber: Kompas,1 Maret 2014

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 0 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB