Empat Jalan Tol Siap Dibangun pada 2015

- Editor

Selasa, 18 November 2014

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Tahun 2015, pemerintah akan mulai membangun empat jalan tol. Pembangunan jalan tol sepanjang 186,21 kilometer tersebut memerlukan dana sekitar Rp 17,782 triliun.


Empat ruas jalan tol tersebut adalah Pasirkoja-Soreang (Jawa Barat) sepanjang 10,57 kilometer (km), Pandaan-Malang (Jawa Timur) sepanjang 37,62 km, Balikpapan-Samarinda (Kalimantan Timur) sepanjang 99,02 km, dan Manado-Bitung (Sulawesi Utara) sepanjang 39 km.

Anggota Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Eka Pria Anas, mengatakan, untuk mempersiapkan pembangunan empat jalan tol tersebut, pemerintah sedang berupaya membebaskan lahan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Jalan_Tol_Medan-Kuala_Namu-Tebing_Tinggi1”Saat ini, jalan tol yang paling siap dibangun adalah Balikpapan-Samarinda dengan pembebasan lahan sudah mencapai 83 persen,” ujar Eka saat ditemui di sela-sela acara 1st International Road Federation (IRF) Asia Regional Congress and Exhibition di Nusa Dua, Bali, Senin (17/11).

Pembangunan jalan tol, menurut dia, membutuhkan dana sekitar Rp 120 miliar per km.

Selain besarnya biaya yang dibutuhkan, menurut Eka, pembangunan jalan tol juga kerap berhadapan dengan kendala pembebasan lahan.

”Masyarakat sering kali enggan melepas aset milik mereka dan merasa tidak cocok dengan harga ganti rugi yang ditawarkan pemerintah,” ujarnya.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Bali I Nyoman Astawa Riadi mengatakan, saat ini di Bali sudah dibangun Jalan Tol Bali-Mandara. Jalan tol sepanjang 12,7 km yang menghubungkan Nusa Dua dan Benoa ini diresmikan pada 2013.

Sebenarnya, kata Astawa, Provinsi Bali masih membutuhkan pembangunan satu jalan tol lagi yang menghubungkan wilayah Bali barat, Bali timur, dan Bali utara. Namun, pembangunan jalan tol tersebut belum bisa direalisasikan karena masih menemui berbagai kendala, termasuk pembebasan lahan.

President Road Engineering Association of Asia and Australia (REAA) Hermanto Dardak mengatakan, kerap kali jalan tol menjadi jalan alternatif untuk menghindari kemacetan di jalur utama jalan raya yang melintasi kota. (EGI)

Sumber: Kompas, 18 November 2014

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 0 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB