El Nino; Produksi Ikan dan Garam Berpeluang Naik

- Editor

Rabu, 5 Agustus 2015

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Dampak anomali iklim El Nino tak hanya kekeringan panjang berisiko kebakaran lahan. Hasil tangkapan ikan dan produksi garam juga berpeluang meningkat. Karena itu, pemerintah perlu menyiapkan infrastruktur dan sumber daya manusia guna menerima kelimpahan itu.

“Potensi perikanan terbesar berada di laut selatan Jawa hingga selatan Nusa Tenggara,” kata Budi Sulistiyo, Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Laut dan Pesisir, Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan, Selasa (4/8) di Jakarta.

Potensi kelimpahan ikan bisa pada jenis ikan pelagis kecil, seperti ikan kembung, dan pelagis besar, seperti tuna dan cakalang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Di Kabupaten Gunung Kidul, DI Yogyakarta, tangkapan nelayan meningkat signifikan beberapa pekan terakhir. Jenis ikan itu antara lain tongkol, tenggiri, dan tuna. Sebagian besar nelayan Gunung Kidul menangkap ikan dengan kapal jukung bermesin, menggunakan jaring insang dasar yang bisa menangkap ikan hingga kedalaman 100 meter.

Ketua Dewan Pimpinan Cabang Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Gunung Kidul Rujimantoro mengatakan, sejak tiga pekan lalu, tangkapan ikan yang didapat para nelayan kabupaten itu bisa 1-2 kuintal per hari. “Sebelumnya, rata-rata tangkapan hanya 10-15 kilogram,” katanya.

Namun, sepekan terakhir tangkapan ikan menurun, rata- rata 25 kilogram per hari. “Mungkin karena bulan purnama. Kalau bulan purnama biasanya tangkapan ikan menurun,” ujar Rujimantoro.

Potensi kelimpahan ikan juga terjadi di Cilacap, Jawa Tengah, dan perairan Tasikmalaya serta daerah lain di Jawa Barat.

Awal Agustus sebenarnya merupakan puncak musim angin timur. Saat itu merupakan masa panen bagi nelayan di pesisir selatan Pulau Jawa, khususnya Cilacap. Berbagai jenis ikan bermunculan, antara lain udang, tongkol, cakalang, dan udang rebon.

Cuaca buruk
Di tengah potensi melimpah ikan, sejumlah nelayan di daerah itu harus menghadapi cuaca buruk. Gelombang tinggi hingga tiga meter dihadapi para nelayan.

“Ketika cuaca sedang bagus, nelayan Tasikmalaya bisa mendapatkan 15 ton ikan tongkol per hari atau meningkat 50 persen dari sebelumnya. Namun, saat cuaca sedang memburuk, jangan harap bisa mendapatkan satu kilogram ikan tongkol. Nelayan yang nekat melaut biasanya berhadapan dengan gelombang tinggi yang berbahaya,” kata Ketua HNSI Tasikmalaya Dedi Mulyadi.

Di Cilacap, kendati cuaca buruk masih menghadang, para nelayan bisa tetap nekat melaut. Hal ini karena sejak awal tahun mereka dilanda paceklik ikan.

Ketua KUD Mino Saroyo Cilacap Untung Jayanto mengatakan, musim panen dinanti sekitar 30.000 nelayan untuk meraih pendapatan guna menebus utang selama paceklik.

“Kami berharap cuaca cepat membaik. Nelayan dan koperasi sama-sama membutuhkan perbaikan penghasilan. Selama musim paceklik, omzet koperasi anjlok hingga 80 persen,” kata Untung.

Menurut Budi Sulistyo, penurunan suhu permukaan laut di selatan Jawa hingga Nusa Tenggara membuat sirkulasi vertikal pada kolom air laut aktif. Dampaknya, fitoplankton yang tersimpan di lapisan dalam akan mencapai permukaan laut sehingga terpapar lebih banyak sinar matahari. Ikan-ikan pemakan plankton pun turut semakin dekat ke pantai.

Di sektor produksi garam, Budi memprediksi produksi bisa naik secara signifikan. El Nino memicu udara kering, angin kencang, dan curah hujan rendah. Kondisi tersebut merupakan penentu produktivitas garam.

Data historis menunjukkan bahwa produksi garam cenderung meningkat saat El Nino terjadi, antara lain tahun 2004, 2006, 2009, dan 2014. Ia berharap target produksi garam tahun ini sebesar 3,3 juta ton tercapai.(HRS/CHE/DMU/GRE/JOG)
—————
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 5 Agustus 2015, di halaman 13 dengan judul “Produksi Ikan dan Garam Berpeluang Naik”.

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Baru 24 Tahun, Maya Nabila Sudah Raih Gelar Doktor dari ITB
Metode Sainte Lague, Cara Hitung Kursi Pileg Pemilu 2024 dan Ilustrasinya
Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri
PT INKA Fokus pada Kereta Api Teknologi Smart Green, Mesin Bertenaga Air Hidrogen
7 Sesar Aktif di Jawa Barat: Nama, Lokasi, dan Sejarah Kegempaannya
Anak Non SMA Jangan Kecil Hati, Ini 7 Jalur Masuk UGM Khusus Lulusan SMK
Red Walet Majukan Aeromodelling dan Dunia Kedirgantaraan Indonesia
Penerima Nobel Fisika sepanjang waktu
Berita ini 1 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 1 April 2024 - 11:07 WIB

Baru 24 Tahun, Maya Nabila Sudah Raih Gelar Doktor dari ITB

Rabu, 21 Februari 2024 - 07:30 WIB

Metode Sainte Lague, Cara Hitung Kursi Pileg Pemilu 2024 dan Ilustrasinya

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:23 WIB

Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:17 WIB

PT INKA Fokus pada Kereta Api Teknologi Smart Green, Mesin Bertenaga Air Hidrogen

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:09 WIB

7 Sesar Aktif di Jawa Barat: Nama, Lokasi, dan Sejarah Kegempaannya

Rabu, 3 Januari 2024 - 17:34 WIB

Red Walet Majukan Aeromodelling dan Dunia Kedirgantaraan Indonesia

Minggu, 24 Desember 2023 - 15:27 WIB

Penerima Nobel Fisika sepanjang waktu

Selasa, 21 November 2023 - 07:52 WIB

Madura di Mata Guru Besar UTM Profesor Khoirul Rosyadi, Perubahan Sosial Lunturkan Kebudayaan Taretan Dibi’

Berita Terbaru

US-POLITICS-TRUMP

Berita

Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri

Rabu, 7 Feb 2024 - 14:23 WIB