El Nino Masih Kuat, Jangan Lengah

- Editor

Senin, 16 November 2015

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika memprediksi fenomena El Nino meluruh hingga April 2016. Kecenderungan kondisi kering di atmosfer sebagian besar pulau utama di Indonesia itu berdampak pada masih tingginya potensi kebakaran hutan dan lahan di Indonesia.

Perbaikan kondisi udara dan penurunan titik panas secara drastis karena hujan di mayoritas provinsi diharapkan tak menurunkan kewaspadaan para pihak. Pencegahan kemunculan titik panas dan kesengajaan membakar harus diantisipasi.

“El Nino hingga April jadi peringatan bagi Sumatera Selatan dan daerah lain agar waspada. Kondisi hujan di Jakarta dan Bogor sekitarnya jangan jadi acuan,” kata Bambang Hero Saharjo, Guru Besar Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor, Sabtu (14/11) malam, di Palembang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Hal itu diungkapkan Bambang Hero pada jamuan makan malam Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya dan Gubernur Sumsel Alex Noerdin bersama para pakar gambut nasional dan dunia. Di Palembang, para pakar diberi kesempatan memantau dengan helikopter melihat kondisi bentang alam dan lahan sisa terbakar.

Sejumlah pakar kecewa hanya disuguhi kondisi perkebunan sawit. Mereka tak bisa melihat perkebunan akasia (hutan tanaman industri) Sinar Mas yang terbakar hebat di Ogan Komering Ilir.

Bambang Hero menyatakan, ketidaksiapan dan kelengahan akan membuat tragedi asap berulang. Karena itu, setiap ada titik api harus dipadamkan sedini mungkin. Itu bisa dilakukan jika semua pemangku kepentingan punya sistem peringatan dini dan sarana-prasarana tingkat tapak.

Direktur Pusat Studi Kebencanaan Universitas Riau Haris Gunawan menambahkan, kebakaran di permukaan lahan rawa gambut masih tampak. Kepulan asap menandakan di bawah permukaan lahan itu menyimpan bara yang mati diguyur hujan.

“Kebakaran yang masih ada ialah lokasi kubah gambut yang sulit padam,” kata Darmae Nasir, Kepala Pusat Studi Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Universitas Palangkaraya yang mengkaji rawa gambut dan kebakaran lahan di Sumsel.

Menurut Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan Kementerian LHK Raffles Brotestes Panjaitan, pengalaman dari kebakaran tiap periode terkait faktor kesengajaan. Jadi, perlu posko penjagaan melibatkan TNI/Polri dan Manggala Agni.

“Pada dasarnya, kalau melihat ada patroli aparat, warga takut membakar. Lalu, perusahaan yang terdeteksi dengan citra satelit kalau membakar dilakukan penegakan hukum,” katanya.

Alex Noerdin mengatakan, pihaknya tetap waspada dengan El Nino. Ia mempertaruhkan jabatannya jika tahun depan terbakar lagi.

Menurut Siti Nurbaya, pemerintah sedang fokus merumuskan program, instrumen regulasi, dan persiapan pencegahan kebakaran. “Api itu hanya gejala, persoalannya bagaimana tata kelola (hutan-lahan),” katanya.

Sepekan ini, konsep-konsep pencegahan, termasuk restorasi 2 juta hektar ekosistem gambut terbakar, selesai disusun. Pihaknya bersama Bappenas dan Menteri Koordinator Perekonomian mempercepat pengelolaan hutan di tingkat tapak melalui kesatuan pengelolaan hutan di 6 provinsi yang dilanda kebakaran dan tragedi asap terparah. (ICH/RAM)
——————
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 16 November 2015, di halaman 13 dengan judul “El Nino Masih Kuat, Jangan Lengah”.

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Metode Sainte Lague, Cara Hitung Kursi Pileg Pemilu 2024 dan Ilustrasinya
Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri
PT INKA Fokus pada Kereta Api Teknologi Smart Green, Mesin Bertenaga Air Hidrogen
7 Sesar Aktif di Jawa Barat: Nama, Lokasi, dan Sejarah Kegempaannya
Anak Non SMA Jangan Kecil Hati, Ini 7 Jalur Masuk UGM Khusus Lulusan SMK
Red Walet Majukan Aeromodelling dan Dunia Kedirgantaraan Indonesia
Penerima Nobel Fisika sepanjang waktu
Madura di Mata Guru Besar UTM Profesor Khoirul Rosyadi, Perubahan Sosial Lunturkan Kebudayaan Taretan Dibi’
Berita ini 0 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 21 Februari 2024 - 07:30 WIB

Metode Sainte Lague, Cara Hitung Kursi Pileg Pemilu 2024 dan Ilustrasinya

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:23 WIB

Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:17 WIB

PT INKA Fokus pada Kereta Api Teknologi Smart Green, Mesin Bertenaga Air Hidrogen

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:09 WIB

7 Sesar Aktif di Jawa Barat: Nama, Lokasi, dan Sejarah Kegempaannya

Rabu, 7 Februari 2024 - 13:56 WIB

Anak Non SMA Jangan Kecil Hati, Ini 7 Jalur Masuk UGM Khusus Lulusan SMK

Minggu, 24 Desember 2023 - 15:27 WIB

Penerima Nobel Fisika sepanjang waktu

Selasa, 21 November 2023 - 07:52 WIB

Madura di Mata Guru Besar UTM Profesor Khoirul Rosyadi, Perubahan Sosial Lunturkan Kebudayaan Taretan Dibi’

Senin, 13 November 2023 - 13:59 WIB

Meneladani Prof. Dr. Bambang Hariyadi, Guru Besar UTM, Asal Pamekasan, dalam Memperjuangkan Pendidikan

Berita Terbaru

US-POLITICS-TRUMP

Berita

Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri

Rabu, 7 Feb 2024 - 14:23 WIB