Dicari, Terapan Praktis; Revolusi Mental Perlu Dimulai dari Pendidikan Dasar

- Editor

Rabu, 15 Oktober 2014

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Terapan praktis untuk revolusi mental yang diusung presiden terpilih Joko Widodo terus dicari melalui berbagai pembahasan publik. Ada pandangan pula bahwa revolusi mental sudah dilaksanakan melalui berbagai program semenjak Joko Widodo menjabat Wali Kota Solo dan Gubernur DKI Jakarta.

”Perubahan dengan revolusi mental tidak boleh menjadi slogan semata. Perubahan yang diinginkan juga harus diiringi penyediaan sarana, fasilitas, atau modalitas yang dimiliki,” kata dosen Fakultas Teologi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta, Haryatmoko, Selasa (14/10), di Jakarta, saat menjadi pembicara dalam Seminar Nasional ”Paradigma Baru Strategi Kebudayaan Indonesia”.

Menurut Haryatmoko, Jokowi, sapaan akrab Joko Widodo, sudah melaksanakan revolusi mental melalui beberapa kebijakan, seperti lelang jabatan, kartu sehat, kartu pintar, e-government, dan pengadaan barang pemerintah secara terbuka yang dipaparkan melalui internet. Kebijakan-kebijakan itu menjadi sarana perubahan revolusi mental.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

”Pendidikan karakter bukan satu-satunya perubahan untuk revolusi mental. Bahkan, yang ada sekarang adalah menuntut perubahan karakter hanya pada anak didik, tidak pada keseluruhan pemangku kepentingan pendidikan,” ujar Haryatmoko.

Dosen Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara, Jakarta, Karlina Supelli, mengatakan, perubahan dalam revolusi mental adalah perubahan sederhana terhadap segala sesuatu yang berdampak buruk. Revolusi mental adalah perubahan kebiasaan atau transformasi nilai ke arah yang lebih baik. ”Kebiasaan yang perlu dikembangkan bergantung pada keragaman kebudayaan. Ini tidak perlu diseragamkan,” kata Karlina.

Sekretaris Dewan Nasional Setara Institute Benny Susetyo berpendapat, perubahan dalam revolusi mental agar dimulai melalui pendidikan dasar. Revolusi mental ketika tidak menjadi gerakan sosial tidak akan menjadi apa pun. ”Idenya sederhana, revolusi mental itu mendidik menjadi manusia merdeka. Paradigma guru pendidik juga harus diubah menjadi tidak doktrinal, tetapi bersahabat dan inspiratif bagi murid,” kata Benny.

Buku PGRI
Terkait dengan revolusi mental tersebut, Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) meluncurkan buku Pendidikan untuk Transformasi Bangsa: Arah Baru Pendidikan untuk Perubahan Mental Bangsa, di Jakarta, Selasa.

Buku yang diterbitkan oleh Penerbit Buku Kompas bekerja sama dengan PGRI ini merupakan bahan dan intisari dari serangkaian diskusi dan refleksi pembicara internal dan eksternal PGRI. Bersama harian Kompas, PGRI menyelenggarakan Konvensi Pendidikan Nasional untuk menjaring pemikiran yang berkembang tentang pembaruan pendidikan.

Ketua Umum PGRI Sulistiyo menilai, revolusi mental tidak bisa hanya diartikan sesederhana pendidikan karakter, tetapi perlu reformasi sistem pendidikan nasional. Ada empat komponen dalam reformasi pendidikan itu, yakni revolusi manajemen makro pendidikan nasional, pendidikan daerah, satuan pendidikan, dan revolusi pembelajaran.

Gagasan revolusi mental yang dilontarkan presiden terpilih Jokowi, ujar Sulistiyo, sebaiknya menjadi paradigma pembangunan, khususnya pada sumber daya manusia. (NAW/LUK)

Sumber: Kompas, 15 Oktober 2014

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 2 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB